Wanita itu Berusia sekitar 27 tahun, dengan tinggi sekitar 175 cm, memakai pakaian peternak lengkap dengan topi yang menutupi sebagian rambut pirangnya. DJ menatap wanita itu dari atas sampai bawah, tapi sepertinya tidak ada yang aneh. "Tenangkan diri mu bu.. ada apa? apa yang terjadi?" "Saudaraku dari Boshton bilang, tuan adalah detektif yang handal, dan kedatangan saya kesini ingin meminta pertolongan tuan. Suami saya hilang! Sudah dua hari ia tidak pulang kerumah, tolong temukan suami saya tuan" Jess diam sejenak... "baiklah... bolehkah saya pergi ke rumah ibu" "dengan senang hati tuan".
08:21, 30 September 1990. Hoverdam Village.
Daun Maple berjatuhan di akhir september, semakin melengkapi liburan Jess. Melihat indahnya pemandangan dari atas balkon villa ditengah pedesaan. Hoverdam, desa kecil dengan keindahanya saat musim gugur, hampir disetiap rumah selalu didampingi peternakan hewan. Namun sayangnya Jess tidak bisa bersantai menikmai liburanya. Seorang wanita baru saja berlalu, selepas meminta pertolongan kepada Jess. "Sial, bahkan disaat liburan pun kasus selalu menghapiri. Huft.. sebaiknya saya tidak membiarkan kasus ini berlama-lama membenalu di liburan saya, Let's solve it!" Ucap Jess menyemangati dirinya sendiri, dan bergegas mempersiapkan perlengkapan detektifnya. Seperti biasanya, jubah hitam selalu melekat ditubuh Jess lengkap dengan koper yang ditenteng dengan tangan kirinya. Dengan Volkswagen Beetle Jess meninggalkan villa nya menyisakan asap ringan diudara.
08:57, Kediaman Pelapor.
Terlihat sebuah rumah bergaya belanda, sangat elegan dengan beberapa kandang dan tumpukan jerami menghiasi halamannya. Setelah menyadari kedatangan, "Tuan Jess nothing?" "Panggil saja DJ" "Oh, silahkan masuk tuan DJ". Seorang wanita penampilan dan wajahnya sama persis seperti orang yang tadi melapor atau bahkan itu memang dia. "Tolong jangan ganggu sementara saya melakukan penyelidikan, siap siap saja, mungkin saya akan menanyakan beberapa hal kepadamu". "Tolong temukan suamiku tuan" "yahh.. semoga saja ini hari keberuntunganku".
DJ mulai melakukan
penyelidikan, dia langsung dikagetkan dengan noda merah didepan pintu, "hmmm persis seperti darah tapi sama sekali tidak ada ciri darah". kemudian dia menengok keatas "hm.. pantas saja". DJ masuk, terlihat sepi sepertinya pemilik rumah belum memiliki keturunan. Ia masuk kedalam suatu ruangan yang diyakini sebagai kamar tidur, jendelanya terbuka dan terlihat rapih namun ia yakin akan dapat petunjuk. Benar saja, ditemukan sebuah pisau berlumur darah di bawah kasur terlihat seperti pisau yang biasa digunakan untuk menyembelih hewan. Darahnya sudah mengering, mungkin digunakan beberapa hari yang lalu. Selain itu dinding kamar terlihat potret wanita tadi dengan seorang lelaki, nampaknya dia suaminya yang menghilang, disitu mereka memegang piala peternak terbaik berturut turut dari 1986 sampai 1989 tapi tidak ada 1990, tahun ini. "oo.. ternyata nama mereka Marion dan Anderson" ucap DJ sambil mengangguk. Setelah mengelilingi setiap sudut rumah DJ tidak menemukan apa-apa tidak ada kode, pesan kematian atau apapun yang ia temukan. Ia kemudian menemui Bu Marion "saya sudah menemukan beberapa petunjuk, akan saya lanjutkan penyelidikan besok" kata DJ dengan nada sangat serius, tatapan matanya kepada Bu Marion sangat tajam. "Mmhh..mm baiklah semoga saja cepat menemui titik terang" balas Bu Marion. "Sebelum pulang saya ingin menanyakan suatu hal.. " "apa itu tuan..." "suamimu jarang mandi ya?" "Betul tuan.. kok tuan bisa tau?" "soalnya tadi saya cium bantalnya sangat bau hahahaha" DJ pun kembali menaiki VW antiknya.
Brumm...
Hanya beberapa saat ia kembali menghentikan VW nya setelah melihat sebuah bangunan bekas sel tahanan tidak jauh terletak sekitar 100 meter dari rumah Bu marion. Ia penasaran apa yang ada didalamnya. Semua sel terbuka bahkan ada beberapa yang rusak parah kecuali sel nomor 212 yang pintunya terlihat tertutup.
ia mencoba menghampirinya, "ASTAGAA!" DJ terkejut ketika melihat seorang pria yang tergeletak tak berdaya "wajah itu.. ya! Tepat seperti yang ada di foto, sayang sekali aku tidak bisa menyentuhnya, tapi dengan keadaan perut berlumur darah sepertinya dia sudah tak bernyawa. Ah tulisan apa itu..". terlihat tulisan berwarna merah yang agak tak jelas di dinding sel setelah diteliti ternyata membentuk kalimat "AKU SUDAH MATI". Selain itu selnya juga di kunci dengan gembok yang terlihat sudah lama, dapat dipastikan gembok asli dari sel tersebut. "Perlukah melapor Bu Marion dulu?" Dj bertanya dalam benak. "Ah, sebaiknya saya kembangkan terlebih dahulu".
Detektif Jes berhasil mengumpulkan beberapa tersangka yang telah dipertimbangkan berdasar olah Tkp dan barang bukti yang ia temukan, sekitar 3 jam baru DJ bisa menentukan para tersangka. Ia lalu melakukan introgasi.-RUMAH MARION-
Jess: "ceritakan tentang suami mu akhir-akhir ini"
Marion: "minggu terakhir suamiku terlihat aneh, tepatnya ketika kami gagal mendapat gelar peternak terbaik kami yang kelima, dia sering menyendiri, jarang makan, bahkan beberapakali aku sempat melihat ia akan mengakhiri hidupnya, tapi selalu gagal karena ada aku yang mencegahnya, sampai akhirnya dia menghilang sejak 2 hari yang lalu"
Jess: "Baiklah, saya akan selesaikan kasus ini secepatnya"-RUMAH DANY-
Jess: "saya dengar, anda orang yang berhasil merebut gelat juara Pak Anderson, benar?"
Dany: "hiks.. hiks... (nangis) kalau begitu aku rela tidak mendapat gelar itu, dia orang yang baik dan ramah,aku hanya bisa berdoa semoga dia senag dialam sana"
Jess: "Baiklah, terima kasih"-RUMAH SMITH-
Jess: "saya kira anda salah stu orang yang bertanggung jaeab atas mayat di sel."
Smith: "apa! Yang benar saja, kau menuduhku hanya karena aku pernah menjaga sel itu, dasar bodoh! Bahkan aku sama sekali tidak mengenalnya"
Jess: "oh, maaf mengganggu"06:21, 1 Oktober 1990.
Saat DJ ingin memeriksa kembali sel tersebut, ternyata sudah tidak ada apa-apa~
Seperti biasa, FC nya di bagian berikutnya 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Story Indonesia: Jess Nothing Identify The Case
Mystery / ThrillerSeseorang pria terlihat hanya duduk di tepi ranjangnya sambil bertopang dagu, sesekali dia mengetukkan kakinya ke lantai menimbulkan suara kecil ditengah heningnya malam. Tidak lain pria tersebut adalah Jess Nothing, seorang detektif kawakan yang be...