01

68 9 4
                                    

Dibawah rindangnya pohon besar yang terletak di taman belakang perumahanya, keisha menangis. Menangis meratapi hidupnya ini, pemandangan koridor tadi, pandangan yang membuatnya kembali melemas. Ini sudah kesekalian kalinya, 'nayana' yang setahuku dia adalah masa lalu nya adzra yang berjalan dengan kekasihnya itu 'adzra'.


Nayana bergandengan tangan, berjalan bersama adzra diselingi oleh tawaan.
Keisha tidak pernah membuat adzra tertawa seperti yang dilakukan oleh mantan nya itu.

Miris bukan? Mantan nya berjalan bersama kekasihnya, bukan hanya sekedar jalan saja, keisha juga dapat melihat pancaran cinta dari mata adzra untuk nayana, keisha tahu itu. Karena dulu adzra juga memandangnya seperti itu.

Apa adzra masih mencintainya? Apa benar? Apa adzra sudah berpindah hati kepada mantan nya lagi? Tapi, kenapa? Apa salahku? Apa adzra sudah bosan padaku?.

Keisha menutup matanya, membiarkan angin menghilangkan bekas air matanya. Keisha menggelengkan kepalanya dengan kuat, jari telunjuknya menyeka air mata yang hendak lolos dari pelupuk matanya. Matanya perlahan terbuka dan didepannya sudah ada laki laki yang memandangnya dengan dekat.

Keisha terkejut dan refleks menjauhkan wajahnya dari wajah laki laki itu.

"Kau menangis, keisha?"

Keisha buru buru mengusap kedua area matanya, laki laki itu duduk dibangku yang keisha duduki "Apa kau sedang ada masalah?" Tanyanya kembali

"Tidak ada masalah" Keisha mengelak

"Aku tidak bisa dibohongi, tak apa kau mengelaknya. Aku paham itu. Oh yaa, apa yang kau lakukan disini?"

"Aku hanya ingin menyendiri, kau sendiri?" Keisha

"Ohh, aku sedang menunggu temanku, kami ingin bertanding basket sore nanti. Apa kau ingin lihat?"

Mata keisha seketika menatap raihan sayu.

"Tanding basket? Sudah lama aku ngak nemenin adzra tanding basket"

"Adzra? Siapa dia?" Tanya nya heran

"Dia pacarku" jawabnya lesu

"Pacarmu bermain basket juga?"

"Yaa seperti itulah, waktu di SMPnya dia menjadi kapten basket. Hehe"

Raihan terkejut dan menepuk tangannya

"Keren! Berarti pacarmu pandai bermain basket"

Keisha terdiam sejenak.

"Keisha hidungmu berdarah!" Raihan mengambil sapu tangan putihnya di saku celananya.

"Yaampun! Kenapa hidungmu sampai bisa berdarah!" Raihan mengelap hidung keisha menggunakan sapu tangan putih miliknya, menghentikan darah yang keluar dari hidung keisha.

"Ini sudah biasa, ini akan terjadi jika aku kelelahan" Ucap keisha

"Seharusnya kau istirahat, kau tahu hidungmu akan berdarah jika kau kelelahan. Mengapa kau nekat sampai pergi ke taman sendirian hari ini?" Serasa hidung keisha sudah tidak mengeluarkan darah lagi, raihan menjauhkan sapu tangan itu dari keisha.

"Mungkin karena tadi aku kelelahan berlari, maaf karena membuat sapu tanganmu dipenuhi oleh darahku, berikan padaku biar aku belikan yang baru"

"Tidak usah aku bisa mencucinya sendiri, wajahmu pucat, mau ku antar pulang?"

"Tidak perlu, aku sudah banyak merepotkanmu"

"Apa kau yakin tidak mau kuantar?"

"Iya"

"Baiklah, tapi kau harus berhati hati"

🌷🌷🌷

Yey! Akhirnya kepublish jugaa:) maafin ya kalo cerita di part pertama ini kurang menarik

Makasih banyak buat kalian yang udah mau baca ceritaku ini⚘

Jangan lupa tinggalin jejak oke? Karena itu sebagai pendorong buat aku semangat nge update part part selanjutnya

See you gaiss!!🤗♡

Salam manis
_shellin

beautiful in timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang