Sesuai judul diatas, Gua baru pertama kali merasakan sakit hati yang sebenarnya, entah kenapa kata "Ditinggal pas lagi sayang sayang nya" itu seperti mewakili perasaan Gua saat ini, setelah hubungan Gua berlangsung kurang lebih 100 hari sama Sefia, Gua & Sefia putus dengan alasan yang nggak jelas, mungkin ada faktor lain yang mempengaruhi berakhirnya hubungan Gua sama Sefia. Gua sempet Gamon (Gagal Move On) dari Fia yang menurut Gua idaman bagi cowok, Fia lebih memilih hubungan kita menjadi Adik Kakak supaya nggak ada kata putus (padahal itu mutusin secara halus). Gua disana dengan berat hati terima keputusan yang Fia buat, meskipun rasa sesak didalam dada yang amat menyiksa:'V
Cukup deh intro nya, saya akan menyanyikan lagu Abdullah:'V mungkin di part ini Gua akan sedikit bercerita tentang sisi mellow seorang Ryūta Sang Suku Barbar yang mengalami sakit hati. Disini bakalan ada beberapa orang yang ikut ambil peran, yang jelas Gua sendiri yaitu Ryūta & Sefia aja. Cuma itu perkenalan orang yang berperan penting di part ini, so check it out.
Jadi setelah Gua bersama beberapa bulan sama Sefia, kita menemukan jalan buntu, emang namanya percintaan remaja tuh nggak kuat lama, Fia jadi lebih tertutup sama Gua, Gua coba ajak dia ngobrol & bertanya
"Fia kenapa? Kok akhir akhir ini jadi beda shi, kalo ada masalah coba ceritain sama Kakak" ucap Gua dengan nada lembut
"Kak, kalo hubungan kita jadi Adik Kakak gitu gimana Kak? Kayaknya Fia masih belum ngerti tentang dunia percintaan" Jawab Fia dengan wajah yang nampak murung
"Kenapa Fia mau hubungan kita sebatas itu? Bukannya Fia sendiri yang pernah bilang pengen sama Kakak?" Ujar Gua yang terkejut dengan ucapan Fia
"Iya justru itu Kak, Fia nggak mau ada kata 'putus' didalam hubungan kita, tapi kalo pacaran akhirnya bakalan putus mau gimana juga" Jawab Fia yang terlihat berlinangan air mata
"Bae don't cry jelek deh nangis didepan Kakak, ntar disangka Kakak yang nangisin Fia" Ujar Gua yang mencoba meredakan situasi
"(Fia tertunduk sembari menangis) please Kak, Fia belum siap patah hati kalo kita pacaran, Fia nggak mau disakitin Kakak, please Kak hubungan kita jadi Adik Kakak aja yak, Fia bakakan ada buat Kakak kok, asalkan Kakak juga ada buat Fia"
Di situasi yang sangat menyakitkan ini Gua mendadak berfikir dewasa & mendekati Fia sembari merangkulnya berkata
"Udah jangan nangis, kalo Fia mau gitu yak nggak apa Kakak terima, tapi jangan nangis, ntar makin sipit itu matanya" Ujar Gua yang mencoba menghibur Fia
"Yakin Kakak mau terima apa yang Fia mau? Fia tau kok Kakak nggak mau" Sahutnya dengan kondisi sedang menangis
"If that's your best choice, why not? Lagian Kakak juga nggak akan kehilangan Fia kan kata Fia juga?" Jawab Gua dengan menghembuskan nafas menerima kenyataan
"(Fia menghembuskan nafas yang membuat dia berhenti menangis) baiklah, kalo Kakak bisa ngerti apa yang Fia mau, mulai sekarang kita jadi Adik Kakak yak" Sahutnya sembari bersandar & melemparkan senyum manis.