"Sebenarnya sudah lama aku ... aku menyukaimu. Jadilah pacarku!"
"Oke, aku akan jadi pacarmu...."
.
.
.
Kata-kata itu masih terngiang di telinga Jongin. Pemuda tan itu menghela nafasnya kala mengingat kebodohannya kemarin siang. Kenapa dia tidak lihat dulu siapa yang ada di hadapannya?
Dasar bodoh.
Dasar bodoh.
Dasar bodoh.
"Kau sedang apa?"
Jongin menghentikan aksinya menjedotkan kepala pada loker sepatu. Menyadari suara asing yang menyapanya, dia pun menoleh dan mendapati...
OH SEHUN!
Oh Sehun sedang menatap heran ke arahnya. Sebelah tangannya menenteng tas sekolah, mukanya masih terlihat mengantuk.
"Ti-tidak apa-apa, sedikit mengantuk tadi," jawab Jongin sambil tersenyum canggung.
Sehun menaikan sebelah alisnya, sedikit tidak percaya dengan jawaban Jongin mungkin. Pemuda tinggi tersebut tersenyum sekilas sebelum menepuk kepala Jongin. "Ya, asal kau tidak terlambat masuk kelas, pacar," ucap Sehun menekankan di kata pacar, membuat wajah Jongin bersemu merah.
Eh, kenapa dia jadi malu?
"Yak, Oh Sehun!" hardiknya.
"Apa?"
Jongin masih terdiam, otaknya berpikir keras untuk mencari alasan yang bagus. "Aku benar kan? Kecuali ... kalau kau salah tembak," ucap Sehun sambil menyunggingkan senyum lalu pergi meninggalkan Jongin.
Jongin terdiam sebelum mengganti sepatunya dengan sepatu sekolah. Kalau saja Sehun tahu tebakannya itu benar.
Oh Sehun, pemuda yang menjadi salah sasaran tembaknya adalah teman sekelas Jongin yang sangaaat jarang dia sapa. Bahkan ini mungkin pertama kalinya mereka berbicara seperti teman sekelas– atau pacar seperti menurut Sehun. Hal yang Jongin ingat tentang Sehun adalah pemuda itu sering tidur di kelas. Dia juga tidak menyangka kalau Sehun kemarin tidur di atap sekolah dan malah menerima pernyataan cintanya untuk Chanyeol.
Bagaimana Jongin harus menjelaskan pada Sehun kalau kemarin itu salah sasaran?
"A-ah, maaf sunbae!" ucap Jongin yang tanpa sengaja menabrak seorang kakak kelasnya di koridor.
"Tidak apa, aku yang salah menabrakmu tadi."
Jongin terdiam sejenak. Dia mengenal suara berat tersebut, itu suara Chanyeol.
Ia menoleh dan mendapatkan sosok pemuda jangkung tersebut, sedang tersenyum tipis ke arahnya. Mata Jongin terbelalak lebar dan mulutnya menganga, tapi segera ia kendalikan ekspresi wajahnya, takut dikira aneh. Jongin mengangguk sekilas sebelum Chanyeol berlalu melewatinya.
Pandangan Jongin pun beralih ke bawah, pada sepatu yang dipakai Chanyeol.
OH IYA KOTAK SEPATU!
Segera Jongin berjalan menuju kotak sepatu murid kelas 12. Kepalanya celingak-celinguk dan jalannya mengendap-endap bak maling, jaga-jaga kalau Chanyeol balik lagi atau takut kalau ada yang memergokinya. Sejauh ini aman.
Pelan-pelan Jongin membuka kotak sepatu milik Chanyeol. Kalau kakak kelasnya itu kemarin tidak datang, kemungkinan besar dia tidak membuka kotak sepatunya. Jongin bisa sedikit bernafas lega, setidaknya dia hanya perlu meluruskan kesalahpahaman ini pada Sehun.
Namun, nasib berkata lain.
SURATNYA TIDAK ADA!
Hanya ada sepatu Chanyeol di sana. Ke mana suratnya?
Jongin mulai memasang tampang horor. Apa Chanyeol sudah mengambilnya atau ada seseorang yang mengambilnya?
.
.
.
"Tamat aku." Jongin menumpukan kepalanya di atas meja kantin.
Tamat, tamat, tamat.
Pemuda tan itu kembali menjedotkan kepalanya ke meja. Berharap otaknya bisa melupakan kejadian bodoh kemarin, tapi yang didapatkan hanya rasa sakit pada jidatnya.
"Jadi, salah sasaran?" tanya Taemin santai sambil menikmati makan siangnya.
"Taemin bantu akuuuuu," rengek Jongin sambil menunjukkan puppy-eyes andalannya.
"Bantu apa?" Taemin mulai meletakkan sendoknya sambil memandang ke arah Jongin. "Kan kemarin sudah kubilang, caramu itu kuno, mirip di komik bacaan kakakmu."
"Memangnya cara yang modern itu bagaimana?" tanya Jongin dengan nada bete, bibirnya sedikit dikerucutkan.
"Gampang, ajak ngobrol, minta ID kakaotalknya, chat, pdkt, selesai."
Jongin memandang malas ke arah Taemin. Buat sahabatnya sih gampang, karena memang itu cara yang biasa Taemin gunakan untuk mendekati gebetannya, tapi Jongin tidak seberani sahabatnya itu. Bisa berinteraksi dengan Chanyeol saat latihan saja sudah membuatnya senang, Chanyeol ingat namanya saja, ia sudah senang.
"Yang penting kau tidak menggunakan inisial di suratmu, aman kalau Chanyeol sudah membacanya."
Inisial....
INISIAL!
Kembali lagi Jongin menjedotkan kepalanya ke meja kantin. Kenapa manusia bernama Kim Jongin begitu ceroboh untuk urusan seperti ini?
"Jangan bilang kau..." Taemin yang melihat tingkah aneh sahabatnya itu menaikan sebelah alisnya.
"Aku menulis inisial namaku, KJI," jawab Jongin lesu, kembali meletakkan kepalanya di meja kantin. Matanya memandang jauh ke arah lapangan sekolah.
Ah, dia ingin jadi ubur-ubur.
Tidak nyambung? Namanya juga Jongin.
Intinya, jika menjadi makhluk lain setidaknya ia tidak perlu memikirkan hal seperti ini.
Taemin mengulurkan tangannya, menepuk pundak sahabatnya sambil tersenyum bersimpati. Di saat Taemin sedang menghibur sahabatnya yang lesu itu, seseorang lewat di depan meja mereka sambil meletakkan sekotak susu.
"Hobi menjedotkan kepala hanya akan membuatmu tambah bodoh," gumam Sehun lalu berlalu begitu saja.
Jongin dan Taemin saling berpandangan heran, sebelum tatapan mereka jatuh ke susu vanilla. Walau bingung dengan maksud Sehun, Taemin cukup kaget melihat merk susu kotak yang diberikan Sehun, itu merk yang biasa Jongin beli.
"Pacarmu boleh juga tuh," ledek Taemin sambil memberikan susu vanilla itu pada Jongin.
"Dia bukan pacarku..." gerutu Jongin, walau begitu tetap menerima pemberian Taemin dan menyedot habis isinya tak lama kemudian. Rasanya mood Jongin sedikit membaik. Ia harus memikirkan cara yang tepat untuk mengatakan hal ini ke Sehun.
Mungkin Jongin jarang memperhatikannya, tapi tindakan Sehun tadi ... baik juga. Seharusnya dia lebih sering berinteraksi dengan teman sekelasnya yang lain.
Sementara itu, walau berada di tempat yang sama, Jongin tidak memperhatikan bahwa di antara kumpulan teman-teman Chanyeol, hanya pemuda jangkung itu yang tidak ada. Si jangkung dengan telinga agak lebar itu sedang berada di atap sekolah, sendirian.
"Mana?" tanyanya heran melihat atap sekolah yang kosong melompong. Dia pun merogoh sakunya dan membaca surat itu sekali lagi.
"KJI."

KAMU SEDANG MEMBACA
For The First Time
Fanfiction(SEKAI/HUNKAI) Highschool!AU Semua bagi Jongin adalah pertama kalinya, mengenal Sehun pun adalah pertama kali baginya. [ON HOLD]