Hujan

950 159 38
                                    

Bunyi decitan sepatu dan pantulan bola bergema di ruang olahraga. Di luar sana, langit tampak mendung, mungkin sebentar lagi menurunkan tetesan hujan. Jongin berharap kegiatan ekskul bisa beres sebelum hujan datang atau setelahnya. Hari ini dia lupa membawa payung ataupun jaket. Salahkan waktu begadang yang membuatnya datang terlambat ke sekolah.

Alasannya simpel, Jongin tidak bisa tidur karena mencari cara untuk mengatakan yang sesungguhnya pada Sehun. Ini sudah hitungan lima hari sejak mereka ... um ... menyebut kata pacaran saja sudah membuat wajah Jongin memerah. Ya ampun, kenapa dia bisa seceroboh itu?

Alhasil, bukannya tidur, Jongin malah memilih berselancar di internet melalui ponselnya, hingga akhirnya dia tertidur sambil mendengarkan lagu dari soundcloud milik Chanyeol. Udah cakep, pemain andalan, bisa nyanyi lagi, kurang apa coba?

Kurang Jongin kali jadi pendampingnya.

Begitulah, pikiran halu dari seorang pemuda kelas 11.

"Kembali ke lapangan. Waktu istirahat kalian sudah habis!" teriak pelatih yang dengan seenaknya membuyarkan lamunan Jongin.

Pemuda bersurai hitam itu berjalan sedikit ogah ke lapangan, sudut matanya menangkap pergerakan dari lapangan sebelahnya. Di sana tim inti sedang berlatih dan tentu, mata seorang Kim Jongin auto-fokus ke pemain jangkung yang sekarang tampil begitu paripurna. Maksudnya, Chanyeol dengan model rambut hair-up, style favorit Jongin.

Kapan ya Jongin bisa bergabung ke tim inti?

"Jongin perhatikan lawanmu!" teriak pelatih.

Oh iya, hal pertama yang perlu dia lakukan harus fokus latihan dulu.

Jongin kembali menggiring bola tersebut hingga mendekati wilayah lawan lalu mengoper ke teman satu timnya. Ekspresi wajahnya tampak biasa saja, tidak seperti teman-temannya yang sangat semangat saat mengoper dan menerima bola atau saat lawan akan kembali menyerang mereka. Jongin bertanya-tanya, apa yang membuatnya kurang semangat mengikuti latihan?

Matanya kembali teralihkan sewaktu tim inti bersorak gembira. Samar-samar dia mendengar pujian yang ditujukan pada Chanyeol, sepertinya tim Chanyeol berhasil memenangkan satu game. Jongin tersenyum melihat itu. Tanpa sadar, tatapannya bertemu dengan tatapan Chanyeol. Jongin gelagapan, tapi alisnya berkerut ketika melihat pemuda jangkung itu ingin mengucap sesuatu. Apa ini artinya dia sudah di-notice? Setelah setahun lamanya?

BUAGH!

Pandangannya gelap tiba-tiba disertai rasa pusing yang teramat sangat.

Ah, mungkin itu hanya pemikiran Jongin. Sebenarnya ada bola basket yang mengarah kepadanya dan Chanyeol mencoba memperingati, tapi pemuda tan itu tidak mengerti. Alhasil, Jongin jatuh terkapar di lantai karena bola basket.

What a day.

Perlahan Jongin membuka matanya dan bertemu dengan banyak pasang mata, selain rekan-rekannya yang biasa berlatih, dia juga melihat para tim inti alias seniornya. Jongin segera bangun sambil mengusap kepalanya yang terkena bola.

"Kau baik-baik saja Jongin?" tanya pelatihnya.

"Hanya sedikit pusing, pak," jawab Jongin pelan.

Pelatihnya mengangguk lalu membubarkan kerumunan itu, sementara meminta Jongin untuk beristirahat di bangku.

"Untukmu."

Jongin rasa mulutnya hampir menganga lebar jika ia tidak menahan diri. Chanyeol baru saja memberinya ice pack. MIMPI APA SEMALAM?

"Te-terima kasih sunbae," jawab Jongin sambil menerima ice pack tersebut dan mulai mengompres bagian kepalanya yang sakit.

"Aku dulu juga sering terkena bola," ucap Chanyeol sambil tertawa pelan dan mengambil tempat duduk di sebelah Jongin.

For The First Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang