01. Thadea

54 9 6
                                    

"Woy! Jangan tidur woy! Udah sampe nih!" Laki-laki itu mengguncang-guncangkan tubuh seorang gadis yang berstatus sebagai adiknya itu. Beberapa saat yang lalu setelah memarkirkan mobilnya, Kevin, kakak dari Thadea itu membangunkannya.

"Nghh... Hmmm.." Bukannya bangun, Dea malah bergelayut manja pada lengan Kevin. Kevin yang merasa geli segera menampar-nampar pipi Dea.

Plak! Plak! Plak! Plak!

"Aduh! Kak! Kasar banget sih, bukannya dibangunin baik-baik malah nampar! Huh!" Dea segera terbangun dan mengelus pipi mulusnya itu, sambil memelototi Kevin.

"Halah, ga usah lembut sama Lo! Bisanya aja di gaplok dulu bokongnya sama mami juga baru bangun..." Ujar Kevin sambil membuka pintu mobilnya, disusul Dea yang segera keluar. "Udah sana Lo masuk..." Suruh Kevin, Dea hanya mengangguk.

Thadea PoV

Hey! Everybody! Wassup, kenalin nama gua Thadea Diana Rusman. Kelas 10-2 semester 2, di SMA Semangat Bangsa, gue nggak sombong. Nggak, nggak, maksudnya kalo Lo tanya satu sekolah gue, gue itu siapa? Pasti mereka bakal jawab :

"Oh, Thadea? Dea kan? Si Tomboy akut ya?"

"Thadea anak kelas 10-2? Itu anak kemaren dapet nilai plus-plus dari pak Sumardi lho."

"Dea? Yang waktu upacara malah tidur sambil istirahat ditempat kan? Anaknya populer."

"Thadea Diana? Anaknya nggak bandel kok."

"Dia baik, tapi cool, terus cuek. Terbukanya paling sama orang yang Deket sama anak cewek doang."

"Oh, neng Dea? Dia suka bayarin temen-temennya buat makan di kantin. Anaknya mani bageur pisan, geulis deui."

"Oh Dea toh... Kadang dia suka mampir ke ruang BK katanya buat ngadem gitu."

Haha, itu kesaksian dari seluruh siswa/i SMA Semangat Bangsa beserta guru-guru, mamang kantin, Pak OB, dan lain-lain. Terbukti kan? Hehe, maaf gue emang gini anaknya. Aneh, nggak jelas, cuek, dan gatau apa lagi.

Orang banyak yang bilang kalo gue feminim terus bersikap lemah lembut, mungkin gelar 'Putri Sekolah'akan jatuh ke gue. Jadi tahun ini Putri nya adalah Veradita Nanda, dia kakak kelas gue, kelas 11-5. Setau gue sih, anaknya baik, ramah, keibuan, terus pinter. Apalagi pernah jadi primadona sekolah gara-gara selalu mewakili lomba-lomba bersertifikat.

Gue? Sertifikat? Ada gue mah ga usah ditanya. Tapi kadang gue rasa Kak Vera itu cuman kedokannya doang gak sih?

Oh shut!

Jangan bahas itu.

Lanjut, kakak gue namanya Kevin Adityo Rusman. Kakak ter ter ter pokoknya deh, sekarang dia lagi masa-masa pedekate ke kak Vera. Dia suka sama kak Vera bilangnya, semangat ajalah buat kakak gue mah.

Udah cukup bahas gue nya, capek.

Author PoV

"Hai De, udah ngerjain pr Inggris belum?" Tanya Anita teman dekat plus teman sebangku Dea. Dea mengangguk sekilas dan mendaratkan bokongnya pada bangku nya.

"Gue lihat boleh nggak? Gue belum nih, baru tau pas tadi." Tanya Anita, Dea lalu mengambil buku Inggrisnya dan menyodorkannya pada Anita. "Nih, tapi lain kali ngerjain ya... Jangan sampe lupa, kalo ga tau tanya gue aja." Jawabnya.

Beberapa anak laki-laki berjalan di lorong dengan tubuh tegapnya, lalu memasuki kelas Dea. Plok!

"Hey, De. Hari ikut ga?" Tanya salah seorang nya.

"Yah, kalo hari ini gue gabisa, sorry ya no!" Ucap Dea dengan wajah melasnya. Orang bernama asli Tono Suparno itu lalu mengangguk dan pergi.

"Mau kemana sih, De?" Tanya Chika Teman dekat Dea, Dea hanya tersenyum membalasnya. "Tempat biasa itu lho, tau kan?" Dan Chika hanya menganggukkan kepalanya.

The School PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang