Aku bukan seseorang yang cantik
Aku juga bukanlah seseorang yang menarik
Aku hanya seseorang diantara berjuta manusia di muka bumi yang menginginkan sebuah rasa
Dimana sebuah rasa itu akan dinamakan cinta.Begitulah tulisku dalam sebuah buku diary yang selalu ku tulis setiap malam. Dalam buku itu pula aku meletakan sebuah foto yang membuatku jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Didalam kenangan pasti akan ada sebuah rasa rindu. Itulah yang aku rasakan ketika mengingat semua kenangan bersamanya. Walau tak disampingnya namun itu terasa manis. Salah satunya adalah aku dan punggungmu.
Saat itu aku sangat ingat jelas, ketika kita berada dalam satu waktu yang tidak akan pernah aku lupakan bahkan sampai sekarangpun aku mengingatnya. Satu katapun tak terlontarkan dari bibir kita berdua karena suasana yang canggung telah menguasai atmosfer disana.
Aku tahu, walau bukan berjalan berdampingan. Tapi itu terasa manis hingga membuatku candu akan hal itu. Kamu berjalan di belakangku dengan wajah lelah yang menginginkan istirahat secepatnya. Meski begitu kamu tetap berjalan walau lelah menguasai kedua kakimu, walau keringat membasahi wajahmu, walau resah menguasai hatimu. Saat itu aku tidak yakin, namun aku tahu kamu sangat resah berada di belakangku. Aku mempercepat langkahku walau sakit yang kurasa kian terasa.
Setelah hampir sampai di tenda. Aku memperlambat langkahku, aku tidak kuat menahannya lagi. Air mataku hampir jatuh jika aku tidak mengusapnya secepatnya. Aku berjongkok untuk menghilangkan rasa sakitnya dan mencoba mengumpulkan semua kekuatan yang aku punya. Aku lemah, ya aku memang tahu hal itu.
"Masih kuat mut ?" Begitulah katanya padaku.
Tak menjawab pertanyaannya, aku hanya mengangguk kemudian dia mulai berjalan didepanku. Aku melihat punggungnya, aku melihat kelelahannya, aku melihat semua bebannya. Aku tak mau menjadi salah satu dari bebannya. Itu yang ku fikirkan saat di gunung puntang tempat dimana aku mulai merasakan hal aneh yang bermukim dihati ini karenanya.
Sehingga tanpa sadar hingga saat ini pun aku begitu candu melihat punggungnya. Karena itu lebih baik daripada melihat wajahnya. Bukan karena dia jelek, bukan pula karena tampan. Aku merasakan ketidaknyamanan saat memandang wajahnya. Itu karena aku mencintainya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Aku Rindu
عشوائيSenja yang kau tunjukan padanya. Terasa indah untukku.