1

16 0 0
                                    

Seorang pemuda datang menggunakan motor sportnya dan berhenti didepan seorang gadis
"Ayo naik"
Gadis itu mengerjapkan matanya
"O..h iya" dia menjawab dengan terbata
"Kok bisa tau rumah aku?"
"Apa sih yang gak gue tahu tentang lo"
Gadis itu tersnyum sumringah dan bersemu merah
"Oh ya? Btw kita mau kemana?"
"Liat aja entar"

Sekitar sepuluh menit kemudian mereka sampai disebuah kafe yang gelap
"Kamu serius mau kesini?itu kafenya sepertinya tutup deh gelap gitu"
"Udah ayo masuk aja" mereka berjalan dengan bergenggaman tangan
Gadis tersebut tidak bisa untuk menyembunyikan senyumnya dan seperti biasa mukanya bersemu lagi
"Eh masuk duluan aja deh lo, gue mau ke motor ada yang ketinggalan"
"O..h oke"

"Wah lambe gila gue diajak dia jalan oi jalan hahahaha, eh btw apa gue masuk aja g nih?
Masuk aja deh"
Disaat gadis tersebut membuka pintu, lampu hidup dengan terang banyak kelopak mawar bertaburan dan pria tersebut tepat didepannya dengan membawa sebuket mawar
"Wah gilaa dia bawak mawar kayaknya gue bakal di dor dor nih wahhh ahhh wahh ahh, kalem ingat kalem"
Pemuda tersebut berjalan dan berlutut
"Aku udah lama suka kamu, jadi kamu mau gak jadi pacar aku?"
Disaat gadis itu ingin menjawab
Byurrrrrrrr
"CALMAAAAAAA"
"Astaga astaga banjirrr"
"Banjir otak lo, bangun lo ditungguin emak dibawah"
"Resek lo barsa"
"Gak sopan lo sama gue"
"Bodo"
Bammmmm
"Rusak oi pintu kamar mandi lo bego, huh punya adek seabsurd dia"

"Pagiii mamake sayange akunee"
Tatapan tajam menghunus langsung tersorot dimata wanita yang disapa calma barusan
"Bagusyaa anak gadis bangunnya jam 9"
"Hehe maap deh mama gue yang super duper cuantek ni, tadi soalnya lagi mimpiin willy maa
Gilaa hampir aja aku mimpi mau jadi pac..."
Tukkk
"Aduhhhh...."
"Rasai Willa willy willa willy mulu lo"
"Sakit barsa bego"
"Salmaaaa..."
"Hehe sorry ma maksutnya bang barsa"
"Yaudh kalian cepat sarapan mama mau pergi kekantor dulu, kalian pergi bareng dan barsa antar adik kamu sampai kekampusnya jangan ngebut dan jangan pulang malam"
"Siappp maaa" jawab mereka

"Barsa lo gak usah antar gue, gue pergi bareng bora"
"Yaudh siapa juga yang mau antar lo"
"Sialan barsa jelek"
Tin tin tin tin
"Eh itu keknya bora deh gue pergi dulu bhay barsaa"
"Pergi sana lo"

"Lo dah sarapan bor?"
"Udah masuk lo cepat gue mau telat nih"
"Siap bosq"
"Lo masuk jam berapa emang?"
"Jam 10,lo?"
"10.30"

Disaat mereka sedang berjalan mata calma mendapatkan penampakan yang menyakitkan. Tepat didepan sana dia menyaksikan pria yang disukainya selama lima tahun sedang berangkulan dengan gadis yang beda dengan minggu lalu.
"Udah maa, apa juga gue bilang lo move on dari dia dong, lo suka dia udah lima tahun dan lo diangguri muluk padahal kan satu sekolahan dulu  tahu lo suka dia"
"Borr udah jam 10 nih, loh ada kelaskan?"
Seperti biasa dia akan selalu mengalihkan pembicaraan, memberikan senyum masam lalu bora pergi.

Baikla calma lo harus berpikir positif mungkin aja itu sepupu dia yang datang dari luar kota.
Hahahah aku tertawa hambar. Apalagi yang kuharapkan dari pria bernama willy siganteng fakultas teknik? Well ini salah gue sendiri kenapa juga gue pake acara nebeng mobil bora yaa walaupun fakultas kami sebelahan ya tapi kenapa gak gue suruh nurunin di fakultas ekonomi? Well applause dong buat calma. Tapi mungkin ini udah takdir gue harus lihat pemandangan itu, takdir siapa yang tahu? Lagi gue gabisa mungkiri pesona seorang willy. gue udah suka dia dari gue ospek disekolah gue , bukan sedikit yang suka dengan dia tapi back to willy, gak ada yang benar tahan suka sama dia selain kasar dia juga playboy. Hanya gue yang bertahan suka sama dia sampe sekarang. Banyak yang udah anjurin gue lupakan dia but come on gais gue akan berpindah hati jika misalnya ada seseorang yang dapat menjatuhkan aku melebihi aku jatuh dengan willy. Buat kalian mungkin masik banyak yang mikir kalau cinta pada pada pandangan pertama itu bullshit, gue juga awalnya mikir gitu. Tapi ketika gue masuk SMA pikiran gue terpatahkan disaat gue ketemu willy pertama kali.

"Calma lo udah kebagian baju olahraga belum?"
"Eh belum lo udah gak?"
"Belum juga, yaudh ayuk kita ke ruang tata usaha"
Sampai di tata usaha kami disuruh duduk oleh seorang staf untuk menunggu siswa yang akan memberi kami baju itu. Dan setelah itu seorang pemuda datang  dengan santai menghampiri kami dengan tatapan datar
"nih baju kalian"
Gue masik menatap dia, itu adalah bola mata yang indah, hidung mancung dan bibir yang merah, sempurna
"Eh lo cewek yang rambut dibandoi, jangan bengong aja nih baju lo"
"E...h iya kak"
"Bengong aja, lo minggir dah gue mau lewat"
Lalu pergi dengan santai tanpa tau ada hati yang bergetar. Miris

Ya begitula kira-kira awal gue ketemu willy. Gue juga kalo bisa milih gue gabakal mau jatuh dengan cowo tipe kayak dia Tapi sekali lagi takdir siapa yang tahu?

CALMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang