2. Menulis

139 17 1
                                    

Bel tanda masuk berbunyi. Semua orang bergegas memasuki kelas masing-masing.

Kelas IPA 3 yang awalnya berisik langsung diam ketika guru Diana masuk. Kelas IPA 3 itu memiliki image yang tinggi. Murid-muridnya rajin, disiplin, dan sopan sama guru. Pokoknya kelas IPA 3 itu kebanggaan para guru.

"Selamat pagi anak-anak." Sapa Bu Diana, selaku guru biologi

"Pagi bu..." jawab semua serempak

"Sekretaris kesini" panggil Ibu Diana

Fazlaa segera maju kedepan menghampiri sang guru.

"Ada apa bu?" Tanya Fazlaa

"Kamu tulis ini dari halaman 43-45, tulis yang penting aja. Ibu ada urusan di luar sekolahan." Jelas Ibu Diana

"Baik bu."

"Arka, kamu jaga anggota kamu, kamu pemimpin di kelas. Pastiin jangan ada yang keluar selama ibu gak ada."

"Baik, ibu tenang aja"

Ibu Diana pergi, Fazlaa mengambil spidol yang ada di meja.

"Kalian tulis yang ada di papan tulis, jangan ada yang gak nulis." Ucap Fazlaa layaknya guru

"Banyak gak?" Tanya Fira

"Lumayan"

Sudah setengah materi yang di tulis, tinta spidol semakin berkurang.

"Ada yang mau isi tinta spidol gak? Soalnya udah mau abis dan materinya masih ada yang belum di tulis." Tanya Fazlaa

"Udahan aja deh nulisnya, tangan gue udah pegel nih." Keluh Raina

"Gak bisa, Ibu Diana yang nyuruh nulis sampe selesai."

Arka maju ke depan lalu mulai mengisi tinta spidol.

"Loe tulis aja, biar gue yang ngurus masalah spidol." Ucap Arka

Fazlaa kembali menulis di papan tulis. Namun, yang lain malah asyik main hp, sehingga ia tak di perdulikan lagi.

"Kalian jangan main hp dulu, tunggu waktu istirahat aja. Mending kalian lanjutin nulis ini!" kesal Fazlaa karena tak di hargai.

"Nanti aja nulisnya, tangan gue pegel banget. Mending gue main hp, nulis tuh ngebosenin." Ucap David santai

"Bener kata David, istirahat aja dulu." Ucap Shareen ikut-ikutan.

"Gue capek nulis didepan, belum lagi nanti nyalin ulang di buku catatan. Kalian tuh udah gampang, gak usah ngeluh kayak pengemis di jalanan." Fazlaa berusaha sabar

Tampaknya tak ada yang peduli dengan perkataan Fazlaa. Hanya ada beberapa orang yang masih menulis, yang lain sibuk dengan hp nya masing-masing.

Ketika hendak angkat bicara lagi, Arka lebih dulu bicara.

"Kalian hargain sekretaris yang nulis di depan! Jangan bertindak sesuka hati mentang-mentang gak ada gurunya. Kalo kalian gak nulis dan main hp terus, gue bakal rebut paksa hp kalian terus gue kasih sama Ibu Dona. Gue jamin kalian gak bisa main hp selama sebulan!!! Pilih nulis atau berurusan sama bu guru killer itu?" Ancam Arka tegas. Yang lain buru-buru menyimpan hp mereka dan menulis kembali.

'Tumben si ketua tegas gini, biasanya cari masalah terus.' Batin Fazlaa

Fazlaa tak ambil pusing, dia kembali melanjutkan menulis materi tentang keanekaragaman hayati.

Waktu terus berputar, materi yang di tulis sudah selesai. Semua orang bernapas lega, ada yang merenggangkan jari-jarinya.

"Waktu masih ada sekitar 20 menit, kalian boleh main hp sekarang!" Seru Arka

Bukannya istirahat, Fazlaa kembali menulis materi di buku catatan. Dia harus 2 kali menulis, nasib sekretaris. Kebayang gak gimana pegelnya?

Arka duduk di samping Fazlaa, kebetulan Diva-teman sebangku Fazlaa duduk di belakang sambil selonjoran.

"Cepet juga ternyata loe nulisnya, gak capek nulis di depan tadi?" Tanya Arka

"...."

"Orang nanya tuh di jawab, bukan dikacangin. Sekarang tuh kacang gak mahal." Cerocos Arka

"Bawel amat sih loe, gue lagi sibuk. Gak usah ganggu konsentrasi gue." Jawab Fazlaa

"Sewot amat sih mbak, jadi cewek yang lembut dong."

"Berisik, kayak nyamuk!"

"Sekretaris judes banget, gak laku baru tau rasa loe."

"...."

"Cowok ganteng di kacangin, jomblo terus loe."

Bugh!

Sebuah buku berhasil mengenai kepala Arka, siapa lagi pelakunya kalo bukan Fazlaa. Arka meringis memegangi kepalanya yang mungkin saja benjol. Fazlaa tak peduli keadaan Arka, yang terpenting dia kembali fokus menulis materi.

Arka tak kehabisan akal untuk menjahili cewek di sampingnya. Di ambilnya penggaris lalu di colek-coleknya pipi Fazlaa.

Fazlaa berusaha tak menggubris kelakuan Arka, dia tetap menulis.

Sebagian orang di kelas hanya menatap lucu adegan ketua kelas menjahili sekretaris. Tapi tak bertahan lama, mereka yakin akan akan teriakan yang menggelegar memenuhi ruangan. Mereka siap-siap memasang earphone dan menutup telinga.

Arka semakin usil, penggaris tadi di arahkan ke pinggang Fazlaa. Tentu saja Fazlaa tak tinggal diam saat daerah sensitifnya di sentuh. Penggaris tadi sudah patah menjadi beberapa bagian.

"Loe gak ada bedanya sama nyamuk!!! Sama-sama berisik dan ngeganggu!!! Sana loe jauh-jauh dari gue!!!" Teriak Fazlaa

Arka tersenyum, keinginannya membuat Fazlaa marah sudah terkabul. Dia tak takut sedikitpun pada teriakan menggelegar itu, dia malah senang mendengarnya.

"Jangan marah gitu dong, nanti cepat tua." Ejek Arka sambil menarik hidung Fazlaa

"ARKA GILAAAA!!!!!"

Fazlaa mendorong tubuh Arka hingga membuat cowok itu terbentur meja. Ia pun segera keluar dari kelas.

"Ketua kelas gila, gak ada bedanya sama nyamuk," dumel Fazlaa sambil berjalan

'Sekretaris galak yang lucu' batin Arka

Ketua Kelas VS SekretarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang