Chapter 1 - Big News

25 6 0
                                    

Reminiscing


Aroma roti panggang menyeruak. Ditemani secangkir kopi hangat, menambah kesempurnaan pagi yang cerah ini. Suara familiar  terdengar di layar berlapis kaca. Menampilkan seseorang yang sangat dikenal oleh gadis penikmat kopi itu. Kamilla. Tertulis dibawah layar kaca.

Terpampang jelas bagaimana lantangnya ia melontarkan beberapa pertanyaan kepada narasumber. Terasa aneh bila ia memandang dirinya sendiri dilayar bergambar tersebut. Ia merasa... Seperti banyak yang harus ia evaluasi dalam pekerjaannya. Menjadi reporter, itulah pekerjaannya.

Drrt drrt

Tetiba ponsel Kamilla berbunyi. Ia langsung memutar bola matanya dengan malas saat melihat nama bos nya yang menyebalkan.

'Pete'

Ia angkat panggilan tersebut.

"Ada ledakan di gedung Chrysler, New York" ucap bos nya yang diketahui bernama Pete. "Kau tahu apa yang harus dilakukan bukan?" lanjutnya membuat Kamilla mendengus kesal. Sungguh, ia benci kalimat itu.

"Tentu saja, kau pikir aku bodoh?" ucap Kamilla sarkastik. Disebrang sana hanya mengekeh kecil, merasa senang karena kejahilannya yang berhasil.

"Hihihehe, tenanglah aku hanya menggodamu, "

"Sudahlah! Aku ingin bersia--"

"Tapi, kuperingatkan satu hal padamu" ucapan Kamilla terpotong. Nada yang dikeluarkan Pete terdengar berbeda. Kamilla menajamkan pendengarannya.

"Kejadian ini mirip dengan tragedi 9/11. Berhati-hatilah pada mereka, "

"Maksudmu mereka pelaku yang sama?"

"Bila dilakukan dengan cara yang seperti itu sudah pasti pelakunya sama. Dan setahuku pelakunya dua orang pria berasal dari Boston" terang Pete yang mana membuat Kamilla terdiam, memikirkan secara seksama perkataan Pete.

Kemudian sambungan telepon terputus. Dengan segera Kamilla bersiap dan bergegas pergi menuju TKP. Disana sangat ramai dan banyak sekali wartawan mengerubungi tempat ledakan terjadi.

"Baik pemirsa, disini Kamilla melaporkan. Telah terjadinya ledakan di gedung Chrysler yang diakibatkan oleh dua pesawat jet asing menghatam bagian tengah gedung sehingga menimbulkan ledakan dahsyat. Korban jiwa sekitar 83 orang dan 30 orang lainnya luka-luka. Saat ini pelaku pengeboman masih diselidiki oleh pihak polisi. Demikian laporan dari gedung Chrysler New York, saya Kamilla dan kameramen Maxime melaporkan. Kembali ke studio "  Kamilla menyelesaikan laporannya sesaat setelah mendengar cut dari kameramen. Oh yeah, kasus ini sangat berbeda dengan kasus-kasus yang pernah ia hadapi. Banyak sekali spekulasi yang masuk ke otak nya dimana spekulasi tersebut berusaha Kamilla olah satu-persatu.

"Oi! Max!" panggil Kamilla. Yang dipanggil hanya menoleh sembari memberi gestur 'ada apa? '

"Sepertinya kita harus mengunjungi kantor kejaksaan pusat "

"Kenapa?"

"Mereka pasti sedang menyelidiki kasus ini dan berusaha mencari pelakunya, " ucap Kamilla membuat sang kameramen keheranan. "Jadi tunggu apa lagi?" ajak Kamilla.

Ohh..  Max tahu apa maksud Kamilla. Yeah dengan terpaksa ia menyunggingkan senyumnya sedangkan badannya tertarik oleh tangan Kamilla. Menuju tempat para penindak.

Mengapa kau tak jadi detektif saja Milla? Batin Max berucap.

To Be Continued

Kritik dan vote nya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReminiscingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang