Sinar senja mulai redup.
Berbaring bersama kepingan rindu yang sudah berdebu,
menjadi abu namun tak dapat tersapu.Pilu meranggas serupa luka yang tetap meninggalkan bekas.
Tanpa balas ku titipkan rasa yang tak terbatas.
Serupa rasa malas saat akan mengerjakan tugas.Kamu kelabu. Ambigu.
Serupa mendung yang tak tentu,
mengirim air hujan atau hanya menitipkan rindu.Kamu acuh.
Membuat ku rapuh.
Kamu dingin.
Membuat ku semakin tak ingin.Jatuh. Kamu membuatku jatuh.
Rapuh. Kamu juga yang membuatku rapuh.
Luruh. Aku menunggu semua nya luruh.
Hingga, aku lumpuh.ZNaftaly
Margahayu, 29 Oktober 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Anomali
PoetryManusia kerap kali kecewa karena, realita tidak memenuhi ekspetasi yang mereka ciptakan