Brother

848 119 21
                                    

Brak!!

"JACKSON HYUNG!" Pekikan seorang Min Namjoon terdengar sangat nyaring memenuhi ruangan tersebut.

Langkahnya yang berat serta tangan yang terkepal kuat dengan rahangnya yang mengeras menambah kesan garang pada dirinya.

Partnernya yang sedari tadi bersamanya hanya bisa menahan napas mereka. Siapa yang berani melawan ketua mereka ketika sedang marah? Tidak ada.

"Tenanglah RM, aku sudah menemukannya." Jackson mencoba menenangkan rekan dan orang yang ia anggap sahabatnya itu.

Napas Namjoon naik turun tak beraturan. "Jung Hoseok! Awas kau!! Argh!" Marahnya dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya seraya menendang barang-barang yang ada di sekitarnya.

"Tenanglah, kita tunggu sampai pagi menjelang. Aku pastikan dia belum pergi jauh."

"Tidak! Aku ingin mengurusnya sekarang juga! Di mana posisi dia sekarang?"

Jackson mengambil laptopnya kemudian menunjukkan sebuah peta yang memiliki enam titik-titik berwarna merah. "Lihat, lima titik ini kalian, dan satu titik ini dia. Beruntung dia masih memakai anting itu. Kurasa dia akan menuju bandara Incheon."

"Siht! Jackson hyung kau ikut dengan mobilku. Dan kalian! Kalian ikuti aku dari belakang!" Yang lainnya hanya mengangguk saja menanggapi Namjoon.

Namjoon bangkit dari posisinya kemudian melangkah menuju mobilnya diikuti Jackson dan yang lainnya.

Namjoon mengendarai mobilnya dan kecepatan di atas rata-rata, membuat seorang Jackson merinding karenanya.

"Biar aku saja yang menyetir, emosimu sedang tidak setabil Namjoon."

"Tidak!" Jackson hanya menarik napasnya jengah.

"Baikalah, kita lewat jalan itu saja. Kita segat dia." Usul Jackson

Sama halnya dengan Namjoon, Hoseok pun sekarang tengah mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Khawatir jika Namjoon menemukannya. Meskipun ia berhasil melarikan diri, Hoseok tetap tidak bisa meragukan kehebatan ketuanya itu.

"Oh sial!" Hoseok segera membanting setirnya ke arah berlawanan kala mobil Namjoon terpampang nyata di depannya.

Namjoon yang melihat Hoseok pun segera menambah kecepatannya menekan pedal gas itu lama untuk mengejar Hoseok. Dan terjadilah aksi kejar mengejar antar mobil itu. Beruntung ini masih malam jadi jalanan masih lengang.

"Kau tidak akan bisa lari dariku Hoseok." Geramnya.

Namjoon terus menginjak pedal gasnya sementara pandangannya lurus fokus mentap mobil hitam milik Hoseok. Hoseok merasa waspada, sesekali matanya melirik ke arah spion yang menampilkan mobil Namjoon yang beberapa puluh meter di belakangnya sampai hingga berhasil berada tepat di sisi mobil Hoseok. Hoseok sekarang kalang kabut. Berusaha menaikkan kecepatannya namun tidak bisa, mobilnya tidak secanggih mobil Namjoon. Berusaha sekuatnya walau ia tahu semua itu akan sia-sia.

Namjoon segera membanting setir ke kiri, menyerempetkan mobilnya ke mobil Hoseok sampai keluar percikan api antara gesekan dua mobil itu yang menyebabkan mobil Hoseok kehilangan kendali sampai mobil itu berputar-putar tak tentu kemudian menabrak pembatas jalan dan terlihatlah sebuah kepulan asap dari sana.

"Akh!" Ringis Hoseok.

Namjoon mengerem mobilnya mendadak kemudian turun dari sana. "Hanbin, Bobby! Keluarkan dia dan bawa serta uang itu!" Titah Namjoon yang langsung disanggupi oleh Bobby dan Hanbin.

"Jangan biarkan dia mati di sini!"

Bobby berusaha membuka pintu itu dan mengeluarkan Hoseok dari sana. Sementara Hanbin mencoba mengambil uang yang telah Hoseok bawa. June membawa mobilnya ke dekat mereka dan langsung dinaiki oleh Bobby, Hanbin dan Hoseok. Melaju dengan kecepatan diatas rata-rata sebelum terdengar suara ledakan dari sana.

HOLDUP [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang