prolog

20 5 0
                                    

Seandainya aku lebih waspada....
Seandainya aku lebih perhatian...
Seandainya aku lebih berani...
Seandainya aku lebih kuat....

Semua ini tidak akan terjadi...
Masalah ini tidak akan terjadi....
Mimpi buruk ini tidak akan terjadi...

Ini semua karena aku....

Ini semua gara-gara aku...
Aku penyebabnya!
Aku penyebabnya!
Aku penyebabnya!

Aku mau mati!
Aku tidak ingin merasakan hal ini lagi
Aku tidak ingin hidup
Aku mau semua ini berakhir
Aku gila
Aku bisa gila!

Siapa saja tolong aku!
Bunuh aku!
Selamatkan aku!
Kumohon...
Siapa saja tolong bunuh aku!

Aku akan gila!
.

.

.
Gadis mungil itu tersungkur ditanah. Badannya bermandi peluh bercampur darah. Tubuhnya lemas, jemari kecilnya itu nampak gemetar. Langit mengamuk, gemuruh petir saling menyahut diikuti dengan cahayanya yang menyilaukan mata. Hujan mulai turun, gadis itu mulai merayap, menjauhi hutan dengan perlahan. Selang beberapa detik kemudian, dia meronta, sesuatu menahan kakinya yang patah itu. Dia mulai diseret kedalam hutan, diseret perlahan, kuku-kukunya mencakar tanah berharap sesuatu itu akan berhenti, berhenti menyeretnya, berhenti menyiksanya. Dia takut, dia benar-benar takut. Ah... dia lupa. Bukankah ini memang harapannya? Dia ingin... mati. Dia sudah tidak meronta, dia pasrah, ini takdirnya, ini konsekuensinya, inilah akhirnya.

¤¤¤¤◇¤¤¤¤

TBC


Sawadhi khap.... khangsamnida udah mau mampir dicerita author ini, eh btw cerita ini bagus nggak ya? Cerita ini serem gak ya? Cerita ini very very Nice gak ya? Kalau menurut author sih B aja. Emang iya! Huhuhuhu

Ano ne ano ne, emang sih ceritanya cuma B aja, tapi tolong bantu author ya. Klik bintang dan komen ya. Terserah apapun komen kalian.

Oh iya, salam kenal. Panggil aja author "Choco". Selamat menikmati, see you next chapter. Bye-bye mina-san

SKETSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang