_______________
Sebelum lanjut, Choco mau kasih tau ni, kata "aku" Choco ganti dengan "gue". Emang sepele sih, tapi kan buat jaga-jaga jangan sampe ada yang komen "kok gaya bahasa diprolog beda sama yang di Chapter 1"
_______________《Enam Gadis》
Taman Nukila
RIA POV
"RIAA!" Teriak seorang remaja yang sama pendeknya dengan gue.
"NAFAAA!" Gue balas menyerukan namanya. Tangan kami saling merangkul dipinggang, kita berpelukan. Gue melepas tangannya ketika serasa mengingat sesuatu. "Mana yang lain?" Tanya gue sambil menatapnya.
"Noh, itu mereka" Nafa menunjuk kearah tiga gadis yang seumuran dengan kami.
"Hooy! Girls! Kyaaaa!" Teriak gue kegirangan ketika melihat arah telunjuknya Nafa. Ketiga gadis itu tersenyum kearah gue.
"Halo Ria" Hani yang tingginya hanya beda 3 centi dengan gue menyapa gue dengan senyuman khasnya.
"Halo bos!" Gue mengangkat tangan dan memberi penghormatan kepada Hani.
"Apaan sih lo" nah ini nih, sifat aslinya Hani udah keluar. Dia paling suka bikin gue ilfeel, kayak sekarang ini.
"Aahh Bos kok gitu sih~" ucap gue dengan manja seraya menggosok-gosok muka gue kek lengannya Hani.
"Ih Riaa!" Hani berseru dan gue-pun lari kegirangan. Hani mengejar gue.
Hanya gue yang bisa mengerti Hani.
.
.
.
"Enak euy porno nya" Bela yang makannya paling belepotan berkomentar sambil terus menatap layar laptop yang menampilkan adegan-adegan film "cinta dibalik batok kelapa" itu. Kami berlima duduk melingkar disalah satu tempat duduk yang bentuknya memang lingkaran."Pop corn njir" Hani berucap sambil menjitak kepala siBela.
"Uhuk uhuk, Hani anjir gue mati awas lo" Bela tersedak, Fidya dan Nafa tertawa dengan lepasnya. Begitu juga dengan gue.
Ah... gue rindu kenangan ini.
"Eh btw, si Sasa mana?" Tanya gue begitu menyadari ada anggota yang kurang.
"Katanya masih mau nge-gym dianya" Fidya menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari layar.
"Oh..." Gue diam sebentar "Kalo bioskop udah ada dikota ini, kita berlima bareng Sasa nobar ya?" gue berucap setelahnya.
"Nobar? Apaan tu?" Bela bertanya, pop corn yang dikunyahnya sampai terpancar keluar dan dengan indahnya menempel didahi gue.
"Kyaa! Ih Bela... jijik tau gak" sumpah gue mau nangis. Pop corn-nya serasa basah lengket gimana gitu.
"Eh sorry-sorry" ucapnya sambil mengambil pop corn itu lalu kembali memasukannya kedalam mulut.
"Hueek" kami berempat muntah dengan serempak.
.
.
.Altar Gym
AUTHOR POV
Waktu menunjukkan pukul 17:30, gadis bermandi peluh itu membereskan peralatan digym yang tadi digunakanannya, selain barbel pink itu pastinya. Karena barbel itu miliknya.
Dia-pun keluar dari gedung setelah membersihkan diri.
"Yo" seorang pria berjaket kulit hitam menyapanya. Gadis itu tersenyum dan akhirnya berlalu bersama pria yang sedari tadi menunggunya itu.
"Udah gue duga..." ujar Gadis pendek yang bersembunyi dibalik sebuah mobil yang berada tepat didepan Altar Gym.
Semuanya berawal dari sini...
***
Muara Mall"Ria dan Sasa gak ikut" ucap Hani setelah memasukkan ponselnya kembali kedalam saku.
"Heeh, kok gitu... padahal kita kan udah janjian" air muka Bella berubah. Dia kesal.
"Udah ah, ayo kita...." Nafa menggantung ucapannya sambil menatap Bella dan Fidya bergantian.
"MAKAN!" Bella dan Fidya berseru bersamaan kemudian tertawa. Hani hanya geleng-geleng kepala melihat aksi ketiga temannya itu.
Mereka berempat memilih untuk menyantap Donut disalah satu toko.
"Eh btw, gimana Hani?" Tanya Nafa sambil mengunyah.
"Apanya yang gimana?" Hani yang nggak tau maksud temannya itu bertanya.
"Itulooh, si... Aban" Nafa berucap agak pelan.
"O-oohhh...belum ada kemajuan sih hehehe" Hani menggaruk-garuk kepalanya yang sedang tidak gatal.
"Gitu ya, yawdah semangat ya" Nafa berucap sambil mengangkat sebelah tangannya yang telah mengepal keatas. Hani tersenyum kemudian mengangguk.
Pukul 21:34 kemudian mereka kembali kerumah masing-masing.
.
.
.
RIA POVPukul 06:45, setelah bersalaman gue langsung meluncur dengan om ojek menuju kesekolah. Didepan gedung itu terdapat semacam gapura(?) bertuliskan "SMA NEGERI 12 TERNATE". Gue masuk kedalam setelah om ojek kesayangan menurunkan gue tepat didepan sekolah. Saat gue menapaki tangga yang menuju kelantai dua, gue terpaku, 'OMG! Itu....Aldi!' Pekik gue dalam hati. Pria bertubuh jangkung itu terlalu sempurna, dia melihat kearah gue lalu tersenyum. Gue pun membalasnya dengan senyuman kaku.
Gue duduk disudut kelas, gue memilih berdiam diri merenung apa yang telah terjadi pagi tadi. Anak-anak kelas gue bahkan mengira gue kerasukan, ada yang menggoyang-goyangkan tubuh gue, ada yang niup-niup telinga gue, bahkan ada satu teman gue yang paling alim membaca ayat kursi tepat ditelinga gue dan...Byuur...muka gue basah.
"Anjing! Aban lo ngapain main sembur-sembur muka gue yang aduhai ini? Heh? Lo gak seneng banget liat gue tenang ya! Ngajak berantem lo? Fak u!" Iler gue belepotan mengenai wajah aban, hal itu terbukti jelas sesekali Aban menyeka wajahnya yang sama sekali gak basah--except iler gue--.
"Abis lo aneh, biasanya lo pagi-pagi gini nyanyi gak jelas, bacot gak jelas, nangis gak jelas, pokoknya semuanya gak jelas. Dan hari ini lo tiba-tiba diam merenung, gue kirain lo kesambet" Aban balas menyerbu gue dengan ilernya.
"O-oh iya iya, hehehe" gue cengengesan sambil menyeka ilar Aban dimuka gue. Huhh bau banget, semoga aja keturunan gue bisa terinfeksi ketampanannya karena ilernya ini. Amin...
Tak berselang lama, Hani masuk kekelas.
"HANI! MY LOVE! MY HEART!" Aban teriak dengan kerasnya. Kuping gue sampai berbunyi tiiiiing..... seisi kelas menatap Aban dengan wajah keheranan. Hani menatap gue dan Aban bergantian, wajahnya mengisyaratkan kebingungan. Seolah gue punya kekuatan psikologi, gue tau dia bilang 'lo apain dia?' Begitu yang dapat gue baca dari wajahnya. Tatapannya itu membuat bulu-bulu gue rontok saking merindingnya tubuh gue. "Biasanya kan lo kayak gitu kalo liat Hani" ucap Aban kemudian.
"HA?" Seisi kelas termasuk Hani dan gue berseru serempak. Wait-wait, jadi dia hanya mencontohkan apa yang biasanya gue lakuin dipagi hari?
Plak.. telapak tangan gue mencium jidatnya.
"Makan tu, bego"
***
Pukul 16:30, gue duduk disofa diruang tengah, menatapi layar televisi yang acaranya sama sekali gak menarik. Gue menarik napas panjang, gue benar-benar bingung saat ini. Entah harus gue kasih tau atau biarin gitu aja gue gak tau.
"Mungkin lebih baik gue biarin aja, toh itu urusan pribadi mereka"Andai gue lebih perhatian...
¤¤¤◇¤¤¤
Tbc
Anyeong, gomen ceritanya gak terlalu panjang. Kalau ada typo tolong dikasih tau ya, supaya Choco bisa perbaiki ceritanya.
Tunggu chapter berikut ya...
Bye-bye》》》

KAMU SEDANG MEMBACA
SKETSA
Paranormalini adalah salah satu cerita yang udah pernah author post diwattpad tapi diakun author yang lain. karena suatu alasan tertentu cerita ini dihapus permanen, dan karena sesuatu hal dan lain-lain author akan mempost kembali cerita pertama author ini. s...