Jika kalian berkunjung ke ruang kelas 11 IPS 2 jangan pernah kalian berharap menemukan siswa siswi yang dengan sukarelanya membaca buku di waktu kosong. Saling berdiskusi membahas pelajaran yang sulit di mengerti. Atau sekedar deretan siswa yang berpakaian rapi. Bukannya tidak ada tapi, terbatas dalam hitungan jari.
Dalam kehidupan kelas ini ada satu prinsip yang telah disepakati. Tidak ada yang berhak merubah bahkan menghapusnya. Tentu saja prinsip ini ilegal dan tidak masuk dalam visi misi sekolah. Prinsip itu adalah "Nakal oke jail boleh nyontek aje asal jangan berabe" tidak ada yang bisa menjamin hukuman seperti apa yang akan kepala sekolah berikan jika mengetahui anak didiknya menerapkan prinsip unfaedah ini.
Kok bisa ada hal seperti itu? Tentu saja ini semua adalah maha karya dari sang pemimpin kelas yang memfatwahkan bahwa ia adalah cowok keren seantero sekolah. Ardika Rasyid Rakadian. Pemimpin yang sangat disegani dan dicintai oleh rakyatnya.
Semua bebas tanpa aturan karena ia sendiri juga tidak suka di atur. Bagi seoarang Raka manusia telah dianugrahi akal untuk mengatur kehidupannya itulah mengapa tidak patut untuk manusia lain mengatur kehidupan orang lain. Di kelas ini semua merasakan indahnya hak asasi manusia dalam wujud sebenarnya.
Ada peraturan tapi hanya tempelan, jadi tidak perlu diterapkan. Satu-satunya aturan yang berjalan adalah kewajiban membayar kas tiap Jum'at.
Pernah suatu hari Azam salah seorang pengguni kelas ini menanyakan alasan kenapa kok ngga di bayar waktu hari senin aja biar enak hitunganya pada Raka.
Dengan gaya santainya Raka menjawab, "Kata orang jum'at itu berkah. 6 hari kita bejat sehari kita tobat." sontak saja jawaban itu mengundang tawa bagi Azam.
"Haha receh banget si lo... Ya kali lo nego soal ginian???"
Ada juga si Angel yang ngakunya cewek paling cantik di kelas ini. Ceritanya dia habis putus sama cowoknya yang notabenya anak Mipa. Katanya sih si cowoknya terlalu sibuk buat belajar jadi sulit di ajak jalan. Entah angin apa yang membawa si Angel curhat sama Raka, "Gimana nih Ka? Gue sebel banget sama tuh cowok masa ia gue diduain sama buku? Gimana bisa ngelabrak kalau gitu?! "
Raka yang saat itu lagi asik stalker ig orang langsung menatap wajah rakyatnya yang terlihat kacau.
"Saran gue sih ngga usah lo pikir. Cari lagi aja susah amat." tepat pada kata terakhir itu Raka di hadiahi sebuah jitakan di kepalanya.
"Lo kok jitak kepala gue sih? " ucapanya tidak terima.
"Lo juga punya otak ngga di filter. Lo kira nyari cinta segampang nyari indomie??? "
"Nah itu lo tau... Gue mana ada pengalaman kayak gini boro-boro pacaran PDKT aja ngga pernah. Lo tuh milih kek nyari wejangan ke gue ya kali... "
"Ngenes banget si hidup lo. Mangkanya jadi cowok tu sekali-kali pencitraan kek jangan petakilan melulu. "
"Ogah ah. Dari pada gue sok jaim lebih baik gue sok ganteng aja. Sekalian menghibur diri hehe."
Lagi Raka menerima jitakan dari Angel, "Serah lo deh. "
Begitulah seorang Raka menjalani perannya sebagai pemimpin. Walaupun tingkahnya konyol ia tetaplah seorang Raka yang di cintai rakyatnya. Walaupun sekelas isinya abnormal tapi Raka cukup senang setidaknya ia dikelilingi oleh Orang-orang tulus yang punya solidaritas untuk menjaga pertemanan.
💜
hai semua...
Gimana pemanasannya? Absurd pasti?
Ngga apalah namanya juga pemula. Biar entar ketemu lagi sama si abang Raka jangan lupa vote dan komen ya..."Gue tunggu lho! "~Raka
Nah lo di marahin kan😅
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA
Teen FictionGue terbiasa hidup bebas tanpa aturan. Bokap nyokap gue ngga masalah selagi gue tau batasan. Gue bukan tipikal cowok rajin yang hobi baca buku, bukan juga cowok kece yang selalu jaga sikap. Tapi gue ngga akan segan buat nunjukin perasaan gue buat or...