hukuman

23 1 0
                                    

Raka tidak bisa menahan kantuknya saat mata pelajaran sosiologi berlangsung. Sebenarnya rasa ngantuknya ini sudah muncul sejak jam matematika berlangsung tapi itu masih bisa di tahan. Sekarang tidak lagi.

Jujur kini ia menyesal ikut taruhan dengan Dika- adik kelasnya untuk main game online hingga pukul 2 dini hari. Dan tebak siapa yang menang??? Tentu saja Raka.

Sayangnya hari ini ia harus membayar mahal dengan melewatkan mata pelajaran dengan tertidur.

Raka wajib bersyukur karena Bu Sofyah masuk dalam kategori guru sabar dan sayang murid. Jadi Raka dapat tenang dalam merajut mimpinya.

Hingga bel istirahat berbunyi...

"Panggilan untuk Ardika Rasyid Rakadian dari kelas 11 IPS 2 di tunggu kehadirannya di lapangan sekarang juga... Sekali lagi kepada Ardika Rasyid Rakadian kelas. 11 IPS 2 untuk segera ke lapangan sekarang juga. Terima kasih. "

Pangilan dari pengeras suara itu tak berpengaruh apapun pada Raka. Justru kini satu kelas memandang kearahnya yang masih sibuk tidur.

"Woi Ka! Bangun lo di panggil tuh.! " Aji yang berada tak jauh dari sang ketua kelas itu mencoba untuk membangunkannya dengan menguncang tubuhnya.

Raka mulai menggeliat merasakan seseorang mengganggu tidurnya.

"Apaan sih lo nyet?! "

"Anjir nih anak tampang lo ngga tau dosa ya?  Tuh lo di panggil. Suruh kelapangan katanya. "

"Hah? " Raka yang memang belum tersadar penuh tak mendengar dengan jelas apa yang Aji katakan

"Lo di suruh ke lapangan sekarang juga?!!!! " mata Raka terbuka lebar setelah mendengar suara lantang Aji yang memekakkan telinga.

"Santai njirrrr... Lo mau buat gue budek?! "

"Buset deh nih bocah berisik bener. " geram Angel, "Lo buruan cabut deh Ka... Gue mau lanjut nonton drama nih..."

Aji menjulurkan lidahnya untuk kemenangannya atas sang ketua kelas itu.

Mau tak mau Raka bangkit dari duduknya. Hari ini ia hampir melupakan tanggung jawabnya untuk menghadap ke Pak Karim.

Sewaktu melewati bangku tempat Keina duduk, Raka dapat melihat dengan jelas jika gadis itu sedang meliriknya namun saat kedua mata Raka memergokinya ia segera mengalihkan pandangan.

Raka berjalan santai mengabaikan tatapan Keina, hingga saat ia tiba di ambang pintu kelas muncul sebuah ide jahil dari kepalanya.

"Ikut gue. " Keina menatap tidak paham pada Raka yang kini berdiri di depannya. Sungguh jika ada orang yang mengatakan gaya keren seorang cowok adalah saat ia memasukkan tangan pada saku celana, hal itu tidak berlaku bagi Raka.

"Nggapain? "

"Udah ikut dulu."

"Ngga mau! "

Raka menatap Keina beberapa menit, harus Raka akui Keina adalah orang yang keras kepala.

Keina mencoba fokus pada bacaan wattpadnya, sayangnya hal itu gagal di lakukan karena dengan tiba-tiba Raka menarik tangannya meninggalkan ruang kelas. Tentu saja hal itu menimbulkan banyak tanda tanya bagi orang yang melihatnya.

"Raka apa-apan sih? "

Raka menatap Keina, sebuah senyum misterius ia berikan pada Keina yang kini mulai merasa risih karena tatapan banyak orang di sepanjang koridor sekolah.

"Raka lepas! "

"Raka lepasin! "

"Raka kita dilihatin orang! "

KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang