1. Prioritas

100 10 0
                                    


      Liburan musim panas semester kedua di kelas 10 yang cukup membosankan bagi Rian, liburannya hanya di isi dengan bermain video game, menonton film, makan, tidur menjadi hal yang biasa dilakukan, meski ada hal yang berbeda di setiap hari, namun hal tersebut yang tidak akan pernah hilang dari aktivitasnya. Meski memiliki seorang pacar, liburannya jarang sekali di isi bersama pacarnya, namanya Disa. Disa wanita cantik berbakat bermain piano dan juga dapat memainkan biola.

     Rian dengan Disa berhubungan atau pacaran jarak jauh, mereka saling mengenal di sosial media dengan waktu yang cukup singkat. Sikap mereka yang sudah sama-sama dewasa menjadikan mereka tidak seperti bocah yang baru pacaran, yang ingin dikabarin setiap waktu, selalu berkomunikasi tanpa bisa melakukan kesibukannya di dunia nyata, dan selalu ingin orang lain tahu mengenai hubungan tersebut kasarnya mengumbar.

       Disa selalu mengerti waktu Rian bermain video game, dan kapan biasanya ia tertidur. Rian seolah menjadi pelengkap hal tersebut, hal-hal itu dilakukan semata-mata untuk memberikan waktu luang agar Disa dapat melakukan kesibukannya seperti, berlatih, membereskan rumah, belajar, dan termasuk juga hobinya membaca.

     Setiap pukul 5 pagi, mereka berkomunikasi melalui telfon ataupun video call untuk melepas rindu. "pagi sayang, selamat menjalankan aktivitas untuk hari ini, jangan kecapean dan jangan sampe ga makan ya," kalimat singkat yang rutin mereka ucapkan, dan ditambah dengan cerita-cerita, kejujuran-kejujuran dan saling terbuka jika ada hal yang dapat menggangu hubungan.
       Pagi ini Rian menelfon Disa untuk menceritakan apa yang ia lakukan kemarin, ia berharap Disa tidak marah. "pagi sayang, ada yang pengen aku omongin, aku mau ngasih tau suatu hal, tapi jangan marah ya," kata Rian saat telfonnya sudah terhubung.

"Apa? Bilang aja ga usah bikin penasaran," jawab Disa nada bicaranya seperti orang yang benar-benar badmood. Sepertinya feeling wanita itu kuat bukan sebuah mitos. "kemarin pas aku lagi main game, Meira telfon," lanjut Rian sembari memikirkan kata-kata yang tepat agar marah Disa tidak terlalu berlebihan.

"iya apa? Intinya aja langsung, ga usah banyak basa-basi sayang," ucap Disa nadanya seperti orang yang tidak sabar. "kemarin aku nemenin Meira beli baju buat kado temennya, sebelum itu dia nelfon aku ngajak ketemuan katanya penting, dan ternyata itu. Dia minta temenin, aku sempet ngasih alasan ke dia, tapi dia terkesan agak memaksa tapi dengan cara cewek itu gimana gtu, kan aku juga jadi ga tega," ucap Rian bercerita. "ohh kirain kenapa, gapapa kok sayang, kan kamu cuma nemenin bukan macarin. Kalo nanti kita ketemu terus ada yang nanya jawab aja kamu macarin aku nyari makan hehehe," respon Disa sembari tertawa. Saat itu juga, Rian merasa hidupnya masih panjang hehe. "oiya, lain kali bilang ya kalo ada yang mau ajak jalan, bilangnya pas saat itu juga" lanjut Disa.

     Obrolan mereka selepas masalah yang mereka hadapi dengan ketenangan dan penuh rasa kepercayaan membuat mereka yakin bahwa hubungan mereka akan menjadi langgeng. Cerita-cerita lucu yang mereka ceritakan seolah dapat mencairkan suasana, menambah rasa kenyamanan. Hingga 2 jam mereka berkomunikasi dengan telfon, barulah Rian memakan masakan ibunya yang telah disediakan sebelum ibunya berangkat bekerja. Rian dan Disa sudah sedikit bisa mengurangi rasa rindu, hal tersebut rutin mereka lakukan agar saat melakukan aktivitas, pikiran dan hati tetap merasa tenang.

      Tidak ada kegiatan apa-apa, bosan melanda di siang itu. Sahabat Rian menelfon berulang kali sebab Rian tak menjawabnya karena kondisi HP yang di silent dan Rian sedang berbaring berfikir apa hal yang seru. Rian langsung menelfon balik Heri, "Assalamualaikum, kenapa her?" tanya Rian spontan saat telfon terhubung. "Waalaikumussalam, gini yan. Ada game baru seru bener dah, free fire. Lu pasti tau lah, nah gue mau ngajak lu main itu, cari aja nickname gue yak," ajak heri seperti pemaksaan versi santai. "oke, otw download nanti gue kabarin lagi yak," respon Rian.

Saat proses mendownload, Rian sudah menyiapkan berbagai cemilan di kamarnya, mengcek kondisi wifi, dan saat ingin memulai game tiba-tiba Disa mengirim pesan whatsapp mengajak Rian video call, alasannya sederhana, yaitu rindu. Tanpa menjawab pesan, Rian langsung video call bersama Disa. Rian berfikir sudah lama tak meluangkan banyak waktu untuk Disa, untuk orang yang ia sayang. Maka dari itu, ia menuruti kemauan sang kekasih.

Nah cerita baru nih, dibaca dan disebar luaskan ya hehe. Makasih buat yang udh luangin waktu untuk baca ini. Kekurangan milik manusia, berikan saran-saran kalian. Terima kasih

LOVE AND LIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang