PERHATIAN.
Seting cerita ini adalah masa sesudah NARUTO THE LAST dan sebelum Boruto lahir.
.
.
.
°°°
.
Adakah yang lebih menakutkan dari laut tenang yang berkabut?!
.
Mungkin, hati manusialah yang lebih menakutkan. Karena yang ada di dalamnya mungkin lebih kelam dari langit malam, lebih berbahaya dari ombak pasang.
Begitu pula cinta, yang sanggup membangkitkan dia dari kematian. Memberinya sebuah harapan yang indah, sebelum terhempas dan karam ditelan sebuah penghianatan. Lalu merubahnya menjadi seperti apa yang paling ia benci.
Bagian dari hatinya berteriak nyaring. Menipiskan segala rasa bentuk penyesalan menjadi kobaran kebencian.
'Jikalau jantung itu tak lagi berdetak untukku, maka lebih baik berhenti saja.'
.
...•*•...
.
.
.
Naruto Uzumaki menatap lautan di depannya. Kabut dan juga tenangnya laut sebelum badai tak menggentarkan ia. Perasaanya sama seperti ombak itu. Kesepian meski bergerak bersama-sama.
.
Kaki Naruto berpijak mantap pada tempat itu, menimbulkan riak karena kuatnya aliran chakra. Sorot matanya berubah dalam dan juga tenang.
Ketenangan yang nyaris tidak bisa dibayangkan menguar dari tubuhnya.
Orochimaru mengamati chakra Naruto yang biasanya berwarna cerah kini makin gelap nan pekat.
.
Senyum dan cengiran ketololan telah mangkir dari wajahnya. Matanya hanya menyisakan ketajaman intuisi dan perasan marah yang ditekan kuat-kuat yang terkunci jauh dari dasar hatinya.
.
Sementara itu, sosok mahluk asing berwarna putih berdesir di air. Melenggok di atasnya menunjukkan betapa jumawa ketika ular itu membentuk sosok yang paling ia benci. Sang musuh yang kini berada di pihaknya.
.
Orochimaru mewujud sempurna dan berdiri tegak di atas air. Matanya menatap Naruto dengan kilat licik yang sarat akan kepuasan. Bibirnya melengkung sempurna, tanda kebahagiaan yang tak bisa ditutupi lelaki yang abadi itu.
.
"Aku tak suka berbasa-basi. Berikan ia padaku-dattebayo!" Suara rendah Naruto justru memancing kekeh menjijikkan dari sang ular.
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA (NHDD8)
FanficDitulis untuk event NHDD8 CANON T+ Naruto tak bisa membiarkan Hinata berpaling. Bila jantung itu berdetak untuk yang lain, maka lebih baik jantung itu berhenti. Inilah cinta, bila terlalu, malah menyeret mereka dalam kegelapan. 31.10. 18 23. 55