Fourteen

606 70 5
                                    

●Tue, 18 November | 07.00 PM●

Olivia Mikayla : tft Zaynie! I was happy for a while :)

Zayn Malik : Zaynie, eh? Panggilan sayang untukku?

Zayn Malik : for a while?

Olivia Mikayla : ew, you wish!

Zayn Malik : maaf jika aku hanya membawamu pergi nonton dan makan, sebenarnya aku ingin sekali mengajakmu ke London Eye, mungkin lain kali

Olivia Mikayla : kau lucu ternyata hahahahahaha. Tidak ada lain kali, okay?

Zayn Malik : aku memang lucu, ayolah aku mohon

Olivia Mikayla : kau dingin, cuek, dan penuh misteri. Aku tidak janji.

Zayn Malik : tapi aku tidak cuek padamu, mungkin itu dulu. Maafkan aku :(

Olivia Mikayla : ew, aku tidak suka kau memakai emot sedih seperti itu. Menjijikan, tapi lucu hahahaha

Zayn Malik : aku bahagia bisa melihatmu tertawa lepas seperti tadi

Zayn Malik : sudah sana istirahat, lalu belajar. Sampai jumpa di kelas besok!

Olivia Mikayla : kau juga, terimakasih sekali lagi

Zayn Malik : :)

read.

---

preview :

saat aku hendak kabur sepulang sekolah tadi, Zayn berhasil mengajakku pergi dengan paksa tentunya. Ia mengajakku pergi nonton dan makan. Aku senang bisa dekat dengannya, bukankah memang ini yang aku inginkan saat duduk di bangku Junior High School dulu? Tapi aku merasa aneh, mengapa ia tiba-tiba saja berubah jadi baik padaku? Aku tidak ingin terbuai dengan kebaikannya, bisa saja ia baik karena memang ia orang baik. Bukan karena ia memiliki perasaan lebih terhadapku.

Aku sangat penasaran, apakah ia masih ingat denganku. Hey aku teman Zayn saat kami masih di Junior High School dulu!

"Zayn.." panggilku pelan

Zayn menoleh padaku sambil tetap mengunyah makanannya

"aku ingin bertanya sesuatu,"

"tanya saja, asal jangan tanya tentang pelajaran. Aku sedang tidak ingin berpikir." jawabnya sambil terkekeh

astaga senyumannya manis, matanya juga sangat indah. Mengapa kau ciptakan makhluk sesempurna dia, Tuhan?

aku meninju lengannya pelan, bukannya marah ia malah mengacak-acak rambutku. Damn!

"ehm apa kau ingat jika kita dulu berteman saat di Junior High School?" tanyaku ragu

Zayn mengerutkan keningnya seakan berpikir.

"tentu saja ingat! Kau kira aku lupa? Mengapa kau berpikir demikian?"

"aku hanya, entahlah."

"aku sangat ingat dulu kau sering sekali memperhatikanku, aku hanya membalas dengan sikap dingin dan cuek."

"Zayn jangan membahas hal itu lagi! Itukan dulu, dan lihat sekarang aku mencoba untuk cuek padamu! Tapi mengapa kau terus saja menggangguku?"

"jadi aku mengganggumu?" tanyanya. Aku bisa melihat jika rahangnya mengeras.

"dulu, saat pertama kau sering greet aku melalui BBM. Tapi sekarang, entahlah aku merasa kita berteman."

"maafkan aku, jadi kau membalas perbuatanku saat kita di Junior High School dulu? Kalau jawabannya iya, maka kau berhasil membalasnya."

"tidak, tidak. Aku cuek bukan karena ingin membalas, hanya karena satu hal yang tidak bisa aku katakan. Maaf."

"hal apa itu?" tanya nya

oh tidak, aku benci mengatakan hal ini. Kalian tahu, aku belum siap. Sungguh.

"oh lupakan,"

itulah percakapan kami yang terakhir, saat ia mengantarku dengan mobilnya. Oh tentu dia sudah mengendarai mobil sendiri sekarang. Kami saling diam, suasana hening lah yang menemani kami.

Aku bohong jika mengatakan aku tidak senang saat Zayn mengajakku pergi, saat aku dekat dengannya, saat melihatnya tersenyum, saat ia mengacak rambutku. Astaga, apalagi ini? Tidak, tidak mungkin perasaan yang sudah ku kubur dalam-dalam kini bangkit lagi. Apa yang terjadi denganmu Oliv??!

***

maaf juga ya ada narasinya, dikit sih tapi gapapa lah ya.

tinggalkan jejak dengan Vomment(s) okay?

-nindya-

Blackberry Messenger [z.j.m]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang