Chapter 1 (Berdegup)

9 0 0
                                    

Berdegup

Agustus 2014, Entah apa yang kurasakan di awal aku mengenal dirimu bahkan tak pernah melihat visualmu secara nyata, kau membuat hatiku berdegup kencang tanpa jeda karena jika berjeda aku akan mati seketika :) . Membaca text yang kamu kirimkan menjadikanku mati suri hingga tak ingin bangun lagi dan ini hal yang nyata namun aku sedih belum melihat dirimu. Di awal kamu sering memuji diriku dan menerimaku apa adanya hingga membuat aku jatuh cinta setiap hari walaupun kita belum pernah saling berjumpa dan aku berharap waktu akan segera menjawab semua itu. Yang aku tau kamu juga merindukanku bahkan jika kamu tak merindu mengapa selalu mengirimiku pesan yang membuat hatiku meleleh dengan kata-kata indahmu ?? masih teringat saat kamu berlari membeli kartu hanya untuk menelfon diriku karena kartu kita berbeda, bahkan dulu kamu selalu menelfon hingga larut malam dan tak pernah bosan untuk selalu berbagi cerita denganku dan akupun begitu hingga kita saling nyaman dan menemukan titik temu untuk saling mengucap rindu .

Waktu berjalan begitu cepat hingga hari berganti minggu dan minggu berganti bulan, dulu aku bersyukur mengenal dirimu karena tidak lama kita saling mengenal aku mulai mengenal keluargamu bahkan ibumu dan temanmu walaupun tidak banyak. Namun aku tak tahu dengan dirimu apakah kamu bersyukur mengenalku atau tidak. Mengenalmu membuat aku paham arti jarak sehingga rindu menyiksa batin karena tak saling berjumpa, jarak menyimpan rahasia mengapa kita belum saling berjumpa, jarak memberi ruang untuk selalu bertemu dalam doa dan jarak mengajarkanku bagaimana bersabar tak berujung bahkan tak menentu kapan kita akan saling bertemu. Kita terlalu jauh untuk mengadu cinta, kita terlalu berani mengambil resiko yang bahkan kita tidak pernah tau apakah hubungan ini akan bertahan lama karena yang kita tahu saat itu rasa nyaman membuatku lupa akan resiko yang akan terjadi. Bahkan jika kita tidak akan saling bersama aku akan tetap bersyukur pernah mengenal dirimu saat itu.

Mengisi ruang kosong mungkin mudah namun jika salah, hanya penyesalan yang akan terjadi. Dalam beberapa bulan terakhir kau membuatku tersenyum dalam duka, tertawa dalam tangis bahkan membuatku ingin bertemu dirimu secepatnya. Akankah kau menerima diriku jika kita bertemu nanti atau kau merasa tertipu dengan cara yang aku jalani, kita belum terlalu jauh berjalan sehingga masih ada jejak yang bisa dihapus meskipun itu akan berbekas tapi tidak masalah biarlah itu menajdi kenangan antara kamu dan diriku disaat kita harus berpisah nanti walaupun saat itu aku belum siap terhadap apapun yang akan terjadi. Entah apa yang kurasakan namun yang aku tahu aku hanya rindu ingin bertemu walaupun hanya sekedar melihatmu melalui gambar aku sudah sangat bersyukur, kehadiranmu mewarnai hidupku meskipun aku tahu pelangi akan segera menghilang ketika warnanya telah hadir dengan lengkap, matahari akan terbenam tergantikan bulan dan bulan akan tertutupi oleh awan yang berjalan namun bintang akan tetap besinar meskipun tanpa bulan.

Jarak dan egoWhere stories live. Discover now