Chapter 2 (Jarak)

3 0 0
                                    

Setelah 3 bulan lamanya kita berhubungan tanpa adanya pertemuan yang hanya sebatas dunia maya dan saat itu pula kamu mengatakan akan melanjutkan studi di luar negeri. Aku tidak bahagia dan sedih karena dari awal kita memang belum pernah bertemu ditambah kepergianmu ke luar negeri yang bahkan aku tidak bisa menyusulmu disana. Hari itu dia mengatakan akan berangkat tengah malam dan akupun menunggu hingga tertidur dan pada akhirnya aku lupa menghubunginya dan terbangun ketika dia telah di dalam pesawat saat itu hatiku hancur ditambah perjalanan dia di pesawat membutuhkan waktu yang cukup lama dan membuat diriku merasa bersalah dan menahan rindu tanpa mengucapkan sepatah katapun ketika dia pergi.

Beberapa jam berlalu dan akhirnya aku bisa menghubungi dirinya dan aku sangat bahagia bisa mendengar suaranya walaupun dari kejauhan dan saat itu aku masih percaya padanya bahwa tidak ada yang lain selain aku di hatinya :) . Ketika dia pergi ada yang aneh karena dia tidak lagi memberi kabar yang pasti namun aku selalu menganggap bahwa itu hanyalah kesibukannya di awal kuliah disana dan yang aku tau tempat dia kuliah terpisah dengan putri sehingga itu membuatku agak lega. Beberapa kali dia masih sering menghubungiku walaupun tidak sesering dulu namun aku paham bahwa hati tak mesti selalu bertemu agar rindu akan tumbuh semakin kuat sehingga kabar menjadi sangat berarti meskipun tak sesering dulu.

Menjadikanmu prioritas adalah hal yang mustahil, disamping kuliahku yang sibuk dan kamu juga sibuk sehingga kita mencari celah untuk berbagi cerita walaupun waktu kita yang jauh berbeda namun aku tetap setia menanti dan menunggu kabar darimu dan tahukah kamu, kerinduanku terhadap dirimu sangatlah besar hingga ingin membunuhku. Aku semakin tau bahwa ada yang aneh di antara kita, caramu berucap tidak seromantis dulu, nadamu berbicara tidak sebahagia di awal kita bertemu, meskipun lewat text aku bisa mendeteksi ada yang aneh dengan dirimu namun aku tetap setia dan diam seolah hatiku baik baik saja. Ingin kusampaikan kepada burung yang membawa kabar, masihkan kamu merindukanku? Sudah bebrapa hari taka da kabar darimu. Hatiku kecewa namun aku tak bisa berbuat apa apa karena jarak yang membatasi kita sehingga kita butuh ruang untuk saling berjumpa.

Hal yang aku khawatirkan pun terjadi, di kala rasa rinduku terhadapmu semakin dalam kau tancapkan duri di hatiku hingga berdarah. Tak ada obat yang bisa menyembuhkannya kecuali dirimu, aku pun bingung dengan keputusanmu untuk meninggalkanku meskipun berulang kali aku memohon kamu akan tetap sama untuk meninggalkanku. Aku pernah menjadi orang yang paling bodoh sedunia, menangisi dirimu lewat telfon yang bahkan beribu kali kamu berusaha menenangkan diriku namun air mataku terus mengalir deras. Hatiku terlalu sakit untuk menerima kenyataan hingga mencabik cabik perasaanku bahwa kamu telah meninggalkanku dalam sepi, seluruh media sosialku tak lagi ada dalam pertemananku dan akupun bingung apa yang telah aku perbuat hingga kamu sangat membenci diriku.

Mencintai boleh saja karena ia adalah anugerah namun jangan melewati batas karena itu akan sangat menyakitkan. Lalu mengapa cinta hadir jika ia hanya akan memberi luka? Karena cinta hanyalah cinta ia pun tidak pernah tahu bahwa dengannya seseorang akan merasa tersakiti atau sebaliknya. Lebih baik aku membenci sekalipun pernah mencintai biarlah kisah kita tersimpan rapi dalam memori hingga suatu hari kamu akan ingat kembali betapa kejamnya dirimu meninggalkan diriku. Hati yang tegar juga akan menangis walaupun itu sangat sakit karena mengetahui orang yang dicintai ternyata mencintai orang lain. Namun darinya aku mengetahui bahwa bunga mawar yang indah tidak perlu dicabut untuk dimiliki sehingga ia akan hilang dalam keindahan, ada hal hal yang perlu kita jaga meskipun tidak harus dimiliki agar ia tetap terlihat indah. Begitu pula cinta, biarlah dia menjadi milik orang lain sehingga ia pun bahagia tapi jangan sampai menyakiti karena karma akan selalu ada.

Begitulah akhir dari cerita kita, cerita yang kita buat bersama namun harus diakhiri secepat ini, terima kasih telah mengisi ruang kosong dalam hatiku dan aku bersyukur pernah mengenal dirimu sehingga aku tau bagaimana disayangi walau tak bertemu, sehingga aku tau bagaimana mencintai dalam jarak dan aku tau bagaimana mengikhlaskan cinta yang telah aku rawat namun layu seketika. Membencimu adalah hal yang pasti namun aku tidak ingin terlalu lama bergelut dengan kesedihan ini, 4 tahun telah berlalu sejak kau meninggalkan diriku. Masihkan kamu ingat saat pertama kali kita berkenalan? Saat itu yang aku tau kamu juga menyukaiku seperti diriku menyukaimu namun karena jarak yang membatasi sehingga kita tidak pernah saling bertemu kamu bertemu seekor kumbang indah yang lebih baik dari diriku sehingga menarik perhatianmu. Sudahlah, rasa kecewa pasti ada namun bisakah kita berteman seperti dulu lagi tanpa ada rasa di antara kita? Aku merindukan kabarmu walau yang aku tahu kamu pasti sudah bahagia saat ini, begitupun diriku yang telah menemukan seorang lelaki yang menyayangiku tanpa alasan dan hal itu sudah cukup bagiku untuk menggantikan dirimu dalam relung hatiku.

Aku tidak ingin menjadi munafik akan masa laluku walaupun itu berat namun tetap aku ikhlaskan, terima kasih telah memberi luka yang tak terobati hingga pada saatnya luka itu sembuh walaupun memberi bekas. Bagaimana aku bisa melupakan seutuhnya jika itu selalu terlihat??

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 02, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Jarak dan egoWhere stories live. Discover now