Dia memperkenalkan diri sebagai Minkyung. Seorang gadis biasa yang bisa mewujudkan keinginanmu.
Tidak percaya?
Ya, aku pun demikian. Lihat saja penampilannya, dia terlihat selayaknya manusia normal biasa. Tidak ada sayap atau hal-hal lain yang terlihat janggal pada tubuhnya. Bahkan pakaiannya terlihat normal seperti remaja seusianya.
"Aku sudah tahu kau akan datang kemari cepat atau lambat."
Aku hanya terduduk diam, tak ingin berkomentar, dan memilih meminun teh hijau yang aromanya begitu kentara di indra penciumanku.
"Kau sungguhan tidak penasaran denganku?" Katanya dengan nada sebal.
Aku berhenti mengesap tehku. Memandanginya tanpa minat. "Apa harus?"
"Tentu saja, aku adalah orang yang akan menolong percintaanmu nanti." Seketika rasa penasaranku datang saat itu juga. "Sepertinya kau tidak suka berbasa-basi jadi aku langsung sampaikan saja mengenai rencanaku padaku."
Minkyung mengerling padaku, menyeringai seperti wanita jahat.
.
"Kau hanya tinggal menunggunya pulang sekitar pukul 11 malam. Dia akan pulang dengan keadaan mabuk pada hari itu. Minum ini dan cobalah bercinta dengannya. Kau akan menemukan sosok lain dirinya dipagi hari."
"Dan kau melakukannya?" Jisoo bertanya dengan raut marah.
Seungcheol tanpa ragu mengangguk, tersenyum bangga pada Jisoo. "Ya, pagi itu aku melihat dirimu untuk pertama kali."
Setelahnya ada pukulan bertubi-tubi yang Jisoo layangkan kepada lelaki di depannya. Tentu saja Jisoo sudah terlebih dahulu meletakkan benda berbentuk kaca di meja kerja Seungcheol. Kembali menangis yang kali ini dengan rengekan kekanakan yang baru pertama kali ini Seungcheol temui pada diri Jisoo.
"Jangan menangis lagi." Seungcheol menghentikan pukulan Jisoo. Memaksanya untuk memandangi pria itu dengan wajahnya yang sudah kembali kotor oleh air mata. "Maafkan aku, itu memang salahku. Pada awalnya aku tidak percaya tapi Jisoo benar-benar pulang dengan keadaan mabuk tepat jam 11 malam, dia bahkan pasrah ketika aku memaksanya bergumul denganku."
Wajah Jisoo memerah, Seungcheol dan mulutnya yang begitu frontal itu berhasil membuatnya panas dingin. "Jadi selama ini kau sebenernya bisa membawaku pulang?"
"Untuk masalah itu, aku baru tahu beberapa hari ini. Aku terus mencari Minkyung dengan bantuan Seokmin selama kau bersamaku. Gadis itu menghilang entah kemana. Namun, aku tidak sengaja bertemu dengannya di suatu tempat saat aku keluar kota."
"Sesungguhnya aku marah padamu," ujar Jisoo. "Namun, aku merasa sudah tidak ada gunanya. Kau begitu baik padaku selama aku disini. Dan juga selalu memberiku makanan enak. Terima Kasih," tambah Jisoo. Meskipun ada rasa marah pada dirinya, entah mengapa dia ingin memberikan senyumnya kepada Seungcheol. Dia seperti tidak pantas untuk memojokan pria itu atas kesalahannya sendiri.
"Maafkan aku Jisoo, kau pasti sulit sekali berada disini." Jisoo menggeleng tidak setuju.
"Tidak, berkat dirimu aku merasa lebih mudah beradaptasi disini. Sudahlah jangan menyalahkan keadaan lagi. Mungkin memang Tuhan sudah menakdirkan ini terjadi."
Seungcheol tersenyum kemudian memeluk Jisoo dengan perasaan hangat. "Ketika kau pergi nanti, aku pasti akan kesepian."
"Tidak akan, Tuhan sangat menyayangimu. Kau orang baik."
"Terima kasih."
.
"Jisoo-ssi, ini mungkin akan sedikit menjijikan. Namun, kau harus melakukannya agar ikatan kalian terputus. Kau harus mencampurkan darahmu dan Seungcheol-hyung, lalu kau harus meminumnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Past And Future | CHEOLSOO ✔
Fanfiction[COMPLETE] Yang jisoo ketahui, pagi ini dia terbangun dengan tubuh baru dan seorang laki-laki asing di sisi ranjangnya, dan lagi- "Selamat pagi Jisoo." Mengapa dia telanjang? Note: Short update per chapter