Bayangkan, bagaimana sakit dan remuknya jantungku? Ini lebih menghancurkan diriku daripada perlakukan Ootsutsuki Hamura terhadapku. Namun, aku bisa apa? Sasuke suaminya, sementara siapalah aku? Menyakitkan sekali menyaksikan penderitaan kekasih dan tidak bisa berbuat apa-apa untuknya.
Aku berbalik, inginnya kembali ke kamar. Namun, sebuah kertas dan obat-obatan mengurungkan niatku. Tidak mungkin Hinata dan suaminya mengonsumsi barang ilegal, kan?
Aku was-was, tetapi rasa was-was diriku terganti dengan rasa kesedihan luar biasa. Ketika di kertas itu menuliskan sebuah vonis. Yakni Hinata positif mengidap penyakit gagal ginjal!
Dia sakit! Pantas saja wajahnya bertambah pucat. Lagi, mengapa dia diperlakukan tidak baik oleh suaminya? Akan kucari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada rumah tangga mereka. Aku memang tak berhak mencampuri, tapi aku juga tak bisa membiarkan Hinata tersakiti. Kuyakin Hiashi dan Neji juga tidak rela.
Pintu kamar Hinata terbuka. Sasuke berdiri angkuh menatapku. Tak lama ia menyeringai. Ia berteriak memanggil Hinata.
"Hinata, lihat! Siapa yang datang!" katanya sambil tertawa-tawa. Aku yakin dia mabuk.
Kertas yang tadi, kusimpan di saku celana hitam yang kukenakan.
"Sasuke, masuklah! Jangan buat ulah, aku lelah." Hinata berkata dari dalam.
"Kemari, atau kuseret kau dan kutampar lebih keras lagi!!"
Binatang sekali laki-laki ini. Aku ingin menghajarnya. Suatu saat ini akan terwujud hingga membuat dirinya lumpuh dan tak bisa berbuat apa pun.
Hinata datang menghampiri. Ia terkejut ketika yang dilihatnya adalah aku.
"Hey, Hinata! Bukankah dia mantan kekasihmu? Kupikir dia masih mau memakaimu! Sana, dapatkan uang darinya."
Napasku memburu. Hinata meminta maaf padaku atas kelakuan suaminya yang berada dalam pengaruh alkohol.
"Kau tidak perlu khawatir, Toneri. Dia masih bagus. Kau masih bisa mendapat kepuasan darinya,"
Ia berkata seakan istrinya adalah barang. Ia bahkan menyebutkan seluruh bagian tubuh istrinya di depan orang lain. Dia benar-benar seperti babi.
Aku tidak tahan, aku keluarkan uang dari saku kemejaku dan memberikan lima puluh lembar uang kertas dengan nominal tertinggi.
"Wah, kalau uang sebanyak ini, kau bisa memakainya selama seminggu! Kugratiskan sehari setelahnya."
Bedebah bajingan! Harus berapa kali aku mengumpat untuk malam ini saja?
Mata indah itu berkaca-kaca, satu kedipan lagi maka air matanya akan luruh membasahi pipinya. Sementara Sasuke langsung meninggalkan tempat itu sambil mencuri satu kecupan di pipi Hinata dan mengatakan pada wanita rapuh itu untuk melayaniku dengan baik.
Ya Tuhan! Semenderita inikah kekasih hatiku? Rasanya penderitaku selama ini tidak ada apa-apanya dibandingkan yang dirasakan Hinata.
"Aku akan mengganti uangmu. Aku tidak bisa tidur melayanimu. Aku tidak menjual tubuh."
Perkataannya membuat hatiku terhantam trisula setan. Sakit tak berkesudahan.
"Tentu saja tidak, Hinata. Aku tidak bermaksud begitu. Aku memberinya uang karena tidak tahan pada sikap suamimu. Aku tidak menghajarnya untuk menyelamatkan kehormatan kita."
Jika aku memukuli Sasuke saat ini, para penghuni yang lain pasti mendengar, dan berspekulasi aneh-aneh. Bisa saja Hinata dituduh yang tidak baik. Masyarakat dunia memang suka menyalahkan perempuan walaupun sudah jelas yang bersalah adalah pihak laki-laki.

KAMU SEDANG MEMBACA
LEALTÀ D'AMORE
FanficWalau yang dicintai mati, meski yang memiliki kekasih pun mati. Namun, cinta mereka akan tetap hidup. Disclaimer© Kishimoto Masashi Sensei. Ootsutsuki Toneri Hyuuga Hinata Uchiha Sasuke Hyuuga Hiashi Hyuuga Hanabi Hyuuga Neji Ootsutsuki Hamura Ceri...