Bonus Bab

200 2 0
                                    


***

Aku mengangkat zakaria ke pangkuanku dan mengeluarkan sebuah album foto. "Bunda ini apa?" zakaria bertanya dengan polosnya.

"Album foto, sayang. Semua foto waktu kecil kamu ada disini. Mau lihat?" zakaria mengangguk semangat.

Aku membuka album foto itu dan menceritakan masa kecilnya kepada dia sendiri. Pintu terdengar terbuka. Pastilah itu mas Faiz. "zakaria salim dulu, gih, sama ayah," zakaria mengangguk. Dia menyalami mas Faiz. Aku pun juga.

Aku membantu melepas jasnya. "Cerita apa sih? Kayanya seru nih," tanya mas Faiz ke zakaria.

"Cerita tentang zakaria, yah. Diceritain bunda,"

"Oh, ya? Ayah boleh ikutan?" zakaria mengangguk semangat. Aku menaruh jas mas Faiz di mesin cuci. Sementara dia sudah asik bersama Dzakar.

Aku menyiapkan makan siang. Selesai. Aku menuju ruang tamu. "Ayah sama zakaria sudah lapar belum? Ada makanan lho di meja makan,"

Mas Faiz segera menghentikan kegiatan. Dia menyuruh zakara untuk ke ruang makan. Tinggalah aku dan mas Faiz. Mas Faiz mengecup keningku. "Terimakasih,"

Aku mengangguk. zakaria tiba-tiba memelukku dan mas Faiz. "zakaria sayang ayah sama bunda," kami tersenyum.

"Nah, sekarang siapa yang mau makan?" kataku.

"Aku,"

***

Maafkan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang