Taehyung baru saja akan membersihkan diri dan siap melepas jubah hitamnya ketika ia mendengar langkah ragu-ragu seseorang berjalan ke dalam ruangan. Taehyung berbalik untuk melihat sosok Jungkook, terlihat manis seperti biasa, dengan celana pendek selutut dipadu sebuah suspender juga kaca mata bulat bertengger di hidungnya.
"Sudah terlambat," kata Taehyung, mengangkat sebelah alisnya. "Bukankah tadi kau sudah bersiap-siap untuk kembali?"
Senyum tipis tergurat di bibir Jungkook saat dia duduk di belakang kisi-kisi pengakuan. "Aku datang untuk mengakui dosa-dosaku, Bapa," katanya, suaranya ringan dan manis. "Apa kau memiliki sedikit waktu untuk kelinci yang hilang arah ini?"
Jungkook ingin bermain rupanya. Taehyung tentu tidak bisa mengatakan bahwa dia keberatan. "Tapi seingatku kau sudah melakukan pengakuan baru-baru ini," kata Taehyung. "Of course, a good boy like you, tidak akan berbuat dosa secepat ini, benar?"
Jungkook mengalihkan tatapannya karena malu. "B-but i realized," katanya, "that i am very good..."
Taehyung menyeringai. "Oh?"
"... at being very bad."
Menjilat bibirnya, Taehyung duduk di seberang Jungkook. "Okay, Dear" ia memperhatikan Jungkook bergidik mendengar panggilannya barusan. "Katakan pada Pater Taehyung, dosa apa yang kau lakukan."
Sangat menawan, betapa cantiknya Jungkook ketika tersipu malu dan menundukkan kepalanya. "Maafkan aku, Bapa, karena aku telah berdosa. Pengakuanku adalah ... beberapa jam yang lalu, sebelum aku bertemu denganmu. Um. Pagi ini, aku membuat semua orang terlambat untuk berlatih dan rekaman," Jungkook menggigit bibirnya. "Aku tertidur sangat nyenyak karena aku bermimpi indah."
Taehyung bergumam. "Apa yang kau mimpikan hm?"
"Seharusnya aku tidak mengatakan ini," jari-jari Jungkook berputar-putar gugup di pangkuannya saat dia bersitatap dengan mata Taehyung. "Itu bukan sesuatu yang akan dikatakan orang di gereja."
"Tapi kau sedang melakukan pengakuan," Jawabnya. "Aku harus tahu sepenuhnya dosamu sehingga aku bisa menghukummu dengan benar."
Jungkook mengeluarkan rengekan. "Ya, Bapa," gumamnya, suaranya terdengar sedikit bergetar. Taehyung bisa melihat perubahan Jungkook ketika ia membiarkan dirinya tenggelam sepenuhnya ke dalam karakter aslinya — tatapannya melembut, menjadi lebih seperti doe, dan bahunya menurun, tidak lagi percaya diri. Hanya anak kecil hilang yang mencari bimbingan. "A-aku memimpikan salah satu hyungku." Jawabnya ragu-ragu. "Dia ... aku, aku tidak bisa, itu terlalu memalukan."
"Tidak ada penilaian di sini, Jungkookie," kata Taehyung, gemas dengan rasa malu Jungkook. Jungkook itu jahil, tapi tetap saja, masih ada jejak seorang bocah kecil polos dari Busan dibalik mulut kotornya. "Kau bisa memberitahuku apa pun."
Jungkook menelan ludah. "Aku bermimpi dia mendatangiku, di tengah malam," dia berbisik. "saat aku tidak sadar, dia melepas pakaianku dengan begitu lembut agar tidurku tidak terganggu. Aku bermimpi ia me-menyentuh dan meraba tubuhku dengan sangat hati-hati. "
"Di mana dia menyentuhmu?"
"Dia, dia mencium leherku. Meletakkan tangannya di dada dan pahaku, mengelusku, dan dia bermain dengan ... putingku. "
Taehyung tersenyum miring mendengar penjelasan Jungkook. "Hanya itu?"
"T-tidak. Dia juga ... dia menyentuhku d-d-dibawah sana, " Jungkook tergagap, wajahnya semakin merona.
"dimana, dear?"
"Anak baik tidak akan mengatakan hal macam ini ..."
"But you're not a good boy, are you?" Jungkook terkesiap ketika mendengar suara Taehyung seolah semakin dalam. "Kau adalah pendosa kecil yang datang ke sini untuk dihukum, " Lanjut Taehyung, menyeringai. "Pikirkan seberapa baik saat kau dimaafkan, little one. Yang harus kau lakukan hanyalah memberitahuku. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Sin Confession | v.k
Fanfiction[Rate M] Mengenai Jungkook yang melakukan pernyataan dosanya pada sang Pastur, Kim Taehyung. 🔞 Priest kink ; Roleplay ; Dirty talk