Bagian 1

13 1 0
                                    


Alunan lagu Pamungkas yang berjudul 'I Love You but I'm Letting Go' mengalun di dalam mobil berwana hitam yang sedang membelah jalanan kota Jakarta. Di dalamnya terdapat dua manusia dengan kesibukan masing-masing. Seorang gadis berkulit putih cerah tanpa noda, rambut lebih dari sebahu, dan dengan raga yang cukup dibilang mungil itu sedang meracau kepada lelaki di sebelahnya.

"Nat-"

"Ya lagian ya, lo kan kakak gue, masa mereka udah dibilangin masih juga gak paham?"

"Nat-"

"Terus kenapa juga sih lo gak belain gue gitu kek, kan gue capek buat jelasin ke fans-fans lo itu"

"Keylavien Nata Reinabila!" Lelaki yang sudah pening mendengar cerocosan adiknya itu merasa muak. Tangannya memijit pelipis sebelah kanannya dengan mata mengedip beberapa kali.

"Apa!?" Teriak gadis itu. Matanya melotot seakan ingin keluar dari tempat seharusnya.

"Bentar,"

"Little did I know, love is easy
But why was it so hard?
It was like never enough
I gave you all still you want more"

"Hei! Gue lagi ngomong sama lo ya! bukan lagi ngomong sama spion mobil lo!" Sentak gadis yang biasa dipanggil Nata itu. Ia kesal pada saudara laki-lakinya yang setahun lebih tua darinya. Bagaimana tidak, nyerocos panjang lebar bukannya dimengerti, justru malah ditanggapi dengan bernyanyi.

"Lagunya jadi kurang jos, kalo sambil dengerin lo bacot." Ujar lelaki itu.

"Please ya, David Jaya Purnama, gue tau lo abis putus, gue tau lo galau tapi tolong dong anggep serius masalah ini, gue pusing banget nih dengerin ciwi-ciwi pad-"

"Sssttt ah, iya iya ntar gue klarifikasi, puas lo?" Kesal David, ia jadi tidak fokus dengan kegalauannya di perjalanan.

Nata tertawa puas, "Gitu dong."

Sampailah mereka di sekolah bernama SMA Nusantara yang bernuansa serba biru. Mobil hitam milik David menuju ke parkiran yang bisa dibilang cukup luas. Dari dalam mobil itu, keluarlah kakak beradik yang kedatangannya cukup dinanti-nanti oleh murid lainnya. David yang memiliki perawakan tinggi, wajah tampan dengan lesung pipi dan juga gigi gingsul menghiasi wajahnya ini membuat para ciwi SMA Nusantara tergila-gila padanya.

Tidak lupa di samping David, yaitu adiknya yang terkenal dengan sifatnya yang sangat ramah kepada siapapun namun tidak pernah membuka hati pada semua pria di SMA Nusantara itu juga membuat para cowok ingin terus mengejarnya. Siapapun pasti mengenal Nata, mulai dari murid kelas 10 hingga kelas 12 SMA, terkecuali...

"Siapa?"

"Itu loh Van.. itu.." Ujar lelaki bermata hitam legam seraya menunjuk ke arah Nata yang sedang berjalan melewati lelaki yang menunjuk dan juga temannya.

"Wah gila lo, masa lo gak kenal Nata sih? Sejak kapan gue punya temen purba gini Vin?" Kata teman lainnya sambil mencolek lelaki yang menunjuk ke arah Nata.

"Ya mana gue tau Bar, gue juga heran."

"Yee, temen lo juga kali."

Lelaki yang dipanggil "temen purba" langsung bersungut dan melangkahkan kakinya untuk pergi menjauh dari kedua temannya, ia tidak tertarik sekalipun dengan topik yang sedang dibahas temannya.

"Oi Alvarino!" teriak Bara-- teman Vano.

"Tungguin gue dong!?" teriak Kevin-- teman Vano dan Bara.

Bara dan Kevin berhasil mensejajarkan langkahnya dengan langkah Vano, nafas mereka berderu cepat karena kelelahan mengejar Vano, "Lo serius gak tertarik sama dia?" tanya Bara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VANATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang