"Lima tahun lalu, kuhirup udara pagi sekolah ini untuk pertama kalinya, kumenatap arah dan pasti melangkah, sambutan hangat dari jaring laba-laba yang ditinggal pergi tuannya, membuatku menghentikan langkah dan berfikir sejenak menimbang keputusan. Profil sekolah yang jauh dari bayangan, sambutan hangat terus berlanjut, sampah berserakan, almari permainan anak menjadi persembunyian tikus tikus nakal, dinding kotor oleh coretan - coretan dan minyak-minyak bekas jajan yang menempel. Pertama aku datang aku kira aku akan menjadi petugas pembersih sekolah dan bukan untuk mendidik anak usia dini fikirku. Aaaahhh.... Untuk apa mengingat itu kembali? Itu sudah lama sekali dan aku sekarang merasa nyaman berada disini"Nana mengakhiri lamunannya dan kembali menilai pada tugas anak kemarin yang belum mendapat penilaian.
***
Shhhiiiittttttt
Terdengar bunyi sepeda motor berhenti di parkir sekolah. Nana berdiri sejenak memastikan seseorang yang baru saja datang dari tiga jendela besar tepat di belakang bangku tempatnya duduk.
Cahaya matahari pagi yang memantul ke dalam ruangan sudah pasti membuat siapa saja yang berada di parkiran tidak bisa melihat dengan jelas jika ada seseorang dari dalam ruangan sengaja memperhatikan. Jelas sekali Nana sudah mengetahui siapa yang datang ke sekolah pagi-pagi setelah dia datang. Ya... Dia adalah Bayu,lengkapnya Bayu Dwi Jatmiko, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Bintang, berperawakan tinggi, tidak begitu putih, tidak pula begitu gemuk,berkacamata, berambut lurus sedikit bergelombang, tidak begitu tampan, tetapi sosok yang cerdas dan bijaksana, berumur 35 tahun.
Selang beberapa saat disusul Pak Arif, guru olahraga. Lalu Pak Jamal, kemudian Pak Eko hampir bersamaan dengan Bu Eka, disusul Bu Reni 5 menit kemudian. Terakhir dilihat oleh Nana dari sisi dia duduk, Bu Dian, teman Nana mengajar beberapa tahun ini yang bertugas sebagai Kepala RA, kepala Taman Kanak-Kanak Bintang memasuki kantor RA dengan wajah cerah tidak seperti biasanya.
"Tumben bu, agak awal"sapa Nana ingin tau
"Anak tidak rewel bu"jawab bu Dian dengan senyum sumringah
"Tidak juga merengek minta gendong tadi"tambah bu Dian
"Memang anak kadang keluar manjanya bu"Nana tersenyum kecil.***
Antara MI Bintang dan RA Bintang berada dalam satu atap, berdiri diatas lahan yang sama, lahan hibah dari seorang warga dulu sekitar tahun 1980an.Kantor MI dan RA pun bersebelahan hanya berbatasan tembok, halaman juga dipergunakan bersama, begitu pula dengan WC, ataupun mushola, tempat parkir dan lainnya.
MI Bintang mempunyai 8 guru, satu orang PNS yaitu Bayu, Kepala Madrasahnya, satu orang guru sertifikasi yaitu Bu Reni walikelas 6,dan 6 guru honorer yaitu Bu Hari walikelas 1,Bu Nia walikelas 2,Pak Jamal walikelas 3,Pak Eko walikelas 4,Bu Eka walikelas 5,dan Pak Arif guru olahraga.
Sedangkan RA Bintang hanya ada 2 guru, yaitu Bu Dian, Kepala RA, dan Nana guru kelompok B.***
2016,waktu itu Nana baru 3 tahun mengabdi di RA Bintang, Bayu datang menggantikan posisi Kepala Madrasah yang ditinggalkan Pak Ahmad karena pensiun. Pada awalnya Nana merasa biasa saja terhadap Bayu, hingga satu semester Nana dan Bayu masih sebatas teman kerja yang profesional.
Akhir tahun menjelang 2017, mereka berdua sering ngobrol lewat aplikasi WhatsApp dari hal hal tentang pengerjaan data online, seminar, sampai saling curhat masalah sekolah dan pribadi. Hingga sekarang 2018,hubungan mereka begitu dekat sudah tidak mirip lagi sebatas rekan kerja.Teeeett...... Teeeett....
Bunyi bel sekolah pukul 11 siang yang menandakan untuk MI adalah pergantian pelajaran, dan untuk RA anak-anak dipulangkan.
"Aku duluan ya bu, suami mau ambil onderdil, anak dirumah tidak ada yang njaga "Bu Dian bergegas meninggalkan sekolah.
" Oke. " Nana mengiyakan.Lampu indikator Hp Xiaomi Nana berkedip, itu berarti ada sebuah pesan WhatsApp masuk. Nana menyadarinya, langsung dia ambil Hpnya dan segera membukanya. Ternyata pesan dari Bayu.
[Bayu] udh mau plg Bu?
[Nana] blm, ada apa?
[Bayu] kangen.
[Nana] kangen siapa?
[Bayu] :( (memasang emoji sedih)
[Nana] aku sendiri, kamu kesini
[Bayu] Lagi ada tamu ngumpulin berkas.
[Nana] Ya udh.
************************************
Dilanjutin gak ya ini ceritanya , ayo dong kasih masukan dan bantu aku nglanjutinnya biar semangat!!!!
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Perempuanmu
ChickLit[on going] "Karna ada luka yang tak pernah terlihat, dan tak tau juga kapan bermula, membekas begitu saja, andai mengingat dapat sejenak berhenti seperti rambu lalulintas,aku ingin menghentikannya sebentar."Nana Kisah seorang wanita yang selalu tega...