Murid baru?!

8 1 0
                                    


"Kamu?" Ucap sarah dengan kaget

"Sarah!" Ucap laki-laki tampan. Sang anak baru

--------

   Mereka berjalan beriringan ke kantin. Karena memang Sarah ingin membeli minum.

   banyak tatapan melihat ke arah mereka berdua. Dan mulai membicarakan mereka dari belakang
Namun masih bisa terdengar oleh Mereka berdua.

"Anjirr, gila tuh cowok cakep bener."

"Subhanllah itu pacarnya si Sarah ganteng bener. Gue mundur dah ngedeketin si Sarah pacarnya kaya oppa korea, gilaa."

"Itu murid baru yah?cakep bener"

"Ya allah kenapa yang cantik harus sama yang ganteng?"

,yah dan masih banyak lagi bisikan-bisikan halus yang memuji mereka berdua

"Hendri?" Panggil sarah yang sedari diam saja.

     nama Anak baru itu HENDRI lebih tepatnya MUHAMMAD HENDRIAWAN

Dia memang tampan, bahkan dia juga pintar. Mereka saling mengenal karena mereka satu Kampung. Bahkan dulu Sarah pernah jatuh cinta pada Hendri.

Hendri tahu kalo dulu Sarah pernah menyukainya. Dan saat tahu kalo Sarah menyukainya Hendri benar-benar membenci Sarah bahkan tak sudi menatap Sarah.

Setiap kali mereka berpapasan di kampung mereka. Hendri selalu membuang muka dan tak ingin melihat sarah,

Hal itu membuat Sarah menyesal pernah menyukai Hendri dan dia berjanji akan melupakan persaannya pada hendri.

"Apa?" Tanya Hendri tanpa melihat Sarah

"Sarah, cuma mau bilang disini kantinnya ada 2. Kalo yang itu tempat minuman sama Chiki-Chiki. Kalo kantin yang ke 2 disana ada baso, batagor, dan masih banyak lagi." Sarah tersenyum cantik sambil menjelaskan pada Handri yang sesdari tadi hanya diam saja dengan tatapan dingin.

Glek. Sarah menelean ludahnya dengan susah payah dan sedikit takut.

"Eemm, Hen. Sarah beli minum dulu yah, hendri, mau ikut beli minum?"

Hendri tidak menjawab dan hanya berjalan duduk di bangku kantin sambil mengeluarkan HPnya dan sibuk berkutit dengan Hpnya.

Sarah sedikit sedih. Tapi dia berupaya untuk tetap tersenyum. "Mmm. Oke, Hendri tunggu sebentar Yah, Sarah beli minum dulu, ga lama kok" ucap sarah langsung berlari untuk membeli minum. Tanpa menunggu jawaban Hendri

Tenggorokannya kering sedari tadi, menahan rasa sedih bercampur malu dan kecewa.

Hendri melirik sekilas kepergiaan Sarah. Sebenarnya Hpnya tidak ada yang menarik, dia hanya membuka tutup laya menu utama. "Kenapa gue kaya orang bego. Gue ga mungkin suka sama cewek itu, iya kan?"

Hendri bergumam tak jelas "apa ini karma?". Dia terus melontarkan pertanyaan tak masuk akal. Sambil menundukkan kepalanya.

Tak lama sarah datang dengan nafas ngos ngosan. Dan botol minum yang berisi air mineral itu telah habis setengahnya di minum oleh Sarah, gadis ini benar-benar haus.

"Hen, sarah ga lama kan?."

Seperti biasa hendri tak menanggapi dia hanya berdiri dan menatap dingin  ke depan.

"Hen, ke kelas yu?" Sarah berjalan mendahuli hendri tanpa menunggu jawaban Pria tampan itu.

Mereka berjalan menuju Kelas dengan keheningan. Seperti yang sarah duga anak-anak dan adik kelasnya sedang menatap mereka dengan tatapan Kagum, iri, dan lainnya yang tak bisa Sarah tebak.

Dalam perjalanan Sarah memecahkan  keheningan.

"Hen, kalo sikap Hendri yang dingin sama Sarah, gara-gara sarah dulu pernah suka sama Hendri. Plis jangan dingin lagi, Sarah sekarang udah ga ada rasa apa-apa kok sama hendri. Serius."
Ucap sarah sambil menundukan kepala karena tak bisa membanyangkan Exspresi Hendri saat ini.

Hendri menatap gadis di sampingnya sekilas. "Berisik." Ucap Hendri datar sambil tetap fokus ke jalannya.

Sarah kaget mendengar jawaban hendri. Sarah hampir menangis mendengar jawaban Hendri, tapi dia tahan. Dan dia tetap berupaya agar tetap tersenyum.

     Akhirnya mereka sampai di depan kelas. "Ini kelasnya" Pernyataan Sarah singkat dan masuk ke kelasnya mendahului Hendri.

   Sebenarnya sarah kasihan pada hendri karena dia murid baru dan belum tahu dia akan duduk sama siapa.

Tapi sarah mencoba tak peduli. Semakin dia mencoba tak peduli semakin dia peduli.

"Sar, siapa tuh?. Anjir cakep bener. Kalah gue, dia murid baru sar?. Ajak masuk sono kasian, dia kan belum tahu harus duduk dimana. Ajak dia duduk sama lo. Lo kan duduk sendirian semenjak Si Daniel temen sebangku plus mantan lo keluar dari sekolah"

Lamunan sarah terbuyarkan oleh petanyaan Rafli yang sedang menyalin tugas Fisikanya.

"Engga ah raf, lo aja duduk sama gue, biar dia duduk sama Adit."

Adit yang menyimak percakapan kedua sahabtnya langsung menghentikan aktifitas nya mencontek.
"Ehitss, ga bisa dong. Kita ini sama-sama Gamers, jadi kita ga bisa terpisahkan."

Ucapan Adit langsung di angguki oleh Rafli.

"Kalo kalian berdua, Gita, Jihan. Salah satu dari kalian mau kan duduk sama gue?, terus salah satunya lagi sama Murid baru itu."

"Whattss trulala bebiii, demi bapaknya Khong Guan yang belum keungkap, cius lo. Gue sih mau banget. Tapi masa lo lupa, kalo kita berdua ga boleh pindah duduk sebangku sama yang lain. Karena apa?, karena dulu kita ketauan bolos pelajaran Bu Frida. Dan kita duduknya di sebangkuin biar kita kalo bolos keliatan. Gitu lochhh. Masa lo lupa" ucap Jihan Nyorocos sampai muncrat kemana-mana.

"Anjirr, Cireng Gosong kalem dong kalo ngomong. Muncrat ke meja gue tuh." Jawab Adit Sambil menyentil kening Jihan dengan pulpennya.

"Waitss, Sakit sableng. Lo bilang apa? Cireng gosong? Heh Panu ikan hiu. Lo  itu minta gue masukin tempat sampah yah." Ucap jihan memegang kepala yang tadi di sentil Adit sambil meringis kesakitan.

"Silahkan aja kalo masuk di tempat sampahnya." Ucap adit sambil tertawa dengan nada menggoda

Sarah mengangguk kemudian berdiri. Dia Berjalan mendekati Hendri. Dia tidak memperdulikan sahabat-sahabatnya yang sedang ribut di kelas.

Hendri berdiri di depan pintu kelasnya sambil memainkan Hpnya.

Hendri menyadari kedatangan Sarah
"Ngapain kesini?."

Pertanyaan Hendri membuat emosi Sarah meningkat, tapi dia tetap berusaha sabar dan tersenyum

"Hendri belum ada tempat dudukkan? Duduk sama Sarah mau? Soalnya temen sebangku Sarah udah pindah 4 bulan terakhir ini. Mungkin itu alasan  Hendri  masuk ke kelas ini. Kelas ini jumlah orangnya ganjil" dengan senyum gemas, seakan-akan dia sedang bersiap-siap untuk mencakar wajah pria tampan di depannya.

"Duduk dimana?" Tanya Hendri dingin tanpa melirik ke Sarah dan tetap fokus dengan Hpny.

      "Di ujung kanan deket gerombolan anak-anak itu." Sambil menunjuk ke arah meja belakang paling pojok. Yang sedang ramai diduduki sahabat-sahabatnya yang masih bertengkar.

     Dia tidak menjawab pernyataan sarah. Dan dia hanya melewati sarah begitu saja. Dan langsung duduk di meja yang sarah katakan tadi.

"What the. Masih ada aja manusia kaya dia. Nyesel dulu gue pernah suka sama dia anjay. Mit-amit deh, bukannya bilang makasih kek apa kek dasar hiu berkepala gurita."-batin Sarah

.
.
.
.
.
.
.
Bersambung....

Author pov

Ceritanya masih panjang kok gaes. Ikutin terus yahh

Dieting KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang