Aku memakai seragam yang rapi, memasukkan buku ke dalam tas, dan perlengkapan lainnya untuk segera pergi ke sekolah. Hari ini adalah hari pertamaku di SMP, berharap ini adalah sekolah terbaikku.
Aku berjalan sekitar seratus meter dari rumah menunggu angkot, hari pertama sudah macet, dipenuhi kendaraan yang rata-rata adalah anak sekolahan. Menunggu angkot ditemani suara bising yang ada. Aku masuk ke dalam, ketika ada angkot yang berhenti tepat dihadapanku.
Aku duduk di pojok belakang, ditemani suara musik yang memekakkan telinga, menatap satu per satu siswa siswi yang berangkat sekolah. Aku iri terhadap mereka yang di hari pertama, bisa diantar oleh orang tuanya, sedangkan ku selalu bermimpi akan hal itu terjadi walaupun besar kemungkinan, tidak ada harapan itu terjadi.
Angkot mendadak berhenti karena jalanan sudah macet, suara-suara klakson mobil yang tidak sabaran membuatku kesal. Ada satu pertanyaan di benakku, kenapa bisa terjadi macet jika tidak ada kecelakaan? Apakah mobil yang memotong jalanan akan membuat macet panjang?
Jam enam kurang lima belas menit, Aku sudah khawatir jika akan terlambar, gak elit kalau seorang siswi baru sudah terlambat, mau diletakkan dimana muka ini?
Angkot sudah berjalan kembali walaupun sangat lambat, Aku kesal setengah mati ketika di kemacetan ini, sang supir menyuruh kami turun begitu saja, Aku turun dengan kesal, berharap ada keajaiban agar bisa sampai sekolah tepat waktu.
Setiap angkot yang lewat, selalu penuh, terpaksa aku berjalan kaki sambil mempercepat waktu, sekitar seratus meter aku berjalan, supir angkot meng-klaksonku, tanpa pikir panjang aku langsung masuk kedalamnya.
Huh...lega!
"Kiri," kataku kepada sang supir, Angkot itupun berhenti, Aku turun dan berjalan kembali sekitar seratus meter menuju sekolah.
Aku menatap takjub gedung sekolah ini, walaupun tidak luar, aku bangga karena sekarang aku sudah beranjak remaja, membayangkan indahnya kisah ini dimulai, seperti cerita-cerita di novel yang sering kubaca.
Aku berlari kecil, karena upacara pertama sudah dimulai, yang berarti aku terlambat, untuk tidak kena hukum.
"Bu, kelas tujuh lima dimana?" tanyaku kepada seorang guru, setelah meletakkan tas di kelas.
Guru itu mengantarku menuju barisan sambil menanya ke siswa lainnya, letak barisan itu. Aku mengucapkan terima kasih, saat aku sudah bergabung dengan teman baruku.
Bismillah... Semangat!
***
Upacara selesai, Siswa bubar dan Aku memasuki kelas, bingung dengan tempat duduk karena rata rata sudah ditempati.
Saat mataku melirik ke sekitar, Aku melihat siswi yang seakan-akan menyuruhku duduk ditempatnya, Aku mengikuti perintahnya.
"Gemuk, Wkwkwk," batinku
Menunggu guru masuk, kami asik berkenalan. Aku sudah lumayan akrab dengan mereka, kadang tertawa mendengar perdebatan kecil.
Hari pertama sekolah, hanya perkenalan bersama orang tua dan guru, Aku mencoba miss call Mama yang katanya akan menemaniku untuk hari ini. Panggilan terputus, Mama menghubungiku kembali.
"Ma, dimana? Gak jadi ke sekolah ya?" tanyaku lirih, mengecilkan suara.
"Maaf ya, Mama gak bisa, nanti abang yang kesekolah."
Aku hanya tersenyum samar, mendengarkannya.
"Yaudah, gapapa kok." Aku berusaha menjawabnya biasa, agar Mama tidak bersedih.
Mama memutuskan telpon, Aku hanya bisa tersenyum. Windy, teman sebangku ku orang tuanya sudah datang, tampak mereka asik dalam obrolan. Aku iri akan semuanya. Mama-ku hanya Ibu Rumah Tangga, tetapi beginilah, tak ada yang bisa disalahkan.
***
"Ma... kenapa gak datang?" tanyaku sesampai di rumah.
"Yang jaga kedai gak ada , abang tadi datang kan?"
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu memasuki kamar.
Mama gak pernah nanya 'Belajar apa tadi di sekolah?' atau 'Ngapain aja tadi?'Aku pun gak berani bilang begitu.
Aku mengganti seragam dengan pakaian casual seperti biasa, mengambil laptop dan menulis cerita di sana.
***
Hari pertama sekolah yang begitu buruk, penuh dengan kekesalan dan kekecewaan. Bolehkah Aku marah?Tuhan, Aku ingin mereka mengerti tentang Aku. Aku ingin bahagia dengan kehidupanku. Manusia hidup memang tidak untuk makan saja, tetapi manusia hidup untuk menghadapi segala tantangan yang ada , Aku percaya Tuhan tidak pernah member cobaan kepada hambanya jika di luar kemampuannya. Semangat!
@tgfduoe_
***
Aku menuliskan semua keluh kesahku disana, hanya menulis aku bisa lega, hanya menulis yang menjadi teman hidupku selamanya. Mungkin inilah kehidupanku, awal baru dimulai, kisah awal yang tak tentu endingnya bagaimana.
YOU ARE READING
Gadis Mimpi
Teen FictionAku adalah Gadis yang mempunyai mimpi sederhana, ingin dimengerti. Baca dulu yuk.... PLAGIATOR AWAS! DILARANG KERAS UNTUK MEMPLAGIAT