Serangan Benda Asing

6 3 0
                                    

Rose semakin akrab dengan Sakura. Mereka berdua berlatih sihir dan bercanda bersama. Tanpa disadari sudah 1 bulan lamanya mereka sudah saling mengenal. Hubungan mereka menjadi lebih akrab layaknya seorang saudara.

Suatu hari ketika Sakura melatih para hewan untuk belajar terbang, terdengar suara tangisan seorang hewan yang memilukan. Sakura akhirnya tak dapat fokus untuk mengajari hewan-hewannya. Ia pun meminta tolong pada Rose untuk mencari asal muasal suara tersebut berada.

Rose mengalami kesulitan dalam mencari asal suara tersebut. Sebab keahlian sihirnya masih belum peka terhadap suara hewan seperti Sakura. Setelah kebingungan berkeliling mencari suara yang tidak jelas dimana asalnya, ia pun memutuskan kembali lagi ke tempat Sakura.

"Kak Sakura... Maafkan aku, suara itu tidak dapat kuketahui keberadaannya. Aku tak dapat peka mendengarkan suara hewan seperti dirimu. Lalu apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" tanya Rose kebingungan.

"Oh iya. Maafkan aku Rose. Aku tak tau kalau kau tidak dapat mendengar suara hewan sepertiku.  Apalagi kau masih dalam tahap belajar menemukan jati dirimu sebagai penguna sihir. Baiklah, aku akan mencarinya.  Kau bantu aku saja untuk melatih burung kecil ini untuk terbang.  Mudah bukan?" sahut Sakura sambil menghentikan aktifitasnya tersebut.

"Baiklah kak Sakura.  Aku akan berusaha melatih mereka terbang dengan kemampuanku. Semoga tidak ada masalah ya. Hehehe" sahut Rose sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

Sakura pun pergi meninggalkan Rose bersama kumpulan anak burung yang sedang belajar untuk terbang. Ia mencari asal muasal suara itu berada. Semakin lama ia terbang, semakin keras pula suara itu terdengar. Namun tetap saja ia tak dapat menemukan dan melihat siapakah sesungguhnya hewan yang bersuara tersebut.

Semakin keras Sakura mencari keberadaan suara tersebut berasal,  hingga ia tidak mengetahui bahaya sedang mendekat. Langit menjadi gelap seketika, terlihat bahwa lapisan pelindung pulau telah membawa puing-puing bongkahan pesawat yang hancur mengenai dinding langit pulau ini.

"Rose aku sudah menemukan asal suara tersebut.  Dia adalah bayi beruang yang terjebak di lubang besar ini.  Ayo kita bantu!" ucap Sakura sambil menunjukkan keberadaan lubang tempat bayi beruang yang sedang terjebak tersebut. 

"Baiklah Kak Sakura, aku pasti akan membantumu. Lalu, bagaimana dengan para bayi burung ini? Aku masih belum selesai melatih mereka agar bisa terbang secara mandiri" tanya Rose kebingungan. 

"Sudahlah.  Tinggal terlebih dahulu para bayi burung itu. Kita harus memprioritaskan bayi beruang yang kesusahan itu.  Ayo ikut aku segera. Dengan kolaborasi sihir kita, mungkin bayi beruang itu bisa kita selamatkan dari lubang tersebut" jawab Sakura memerintah Rose.

"Oke lah kalau begitu kak.  Aku akan mengerahkan sekuat tenagaku untuk membantumu. Semoga saja rencana kita berhasil" sahut Rose sambil mengikuti Sakura pergi.

Sakura dan Rose tidak mengetahui bahwa bahaya sedang mengintai mereka berdua. Mereka tidak memperhatikan bahwa di sekeliling mereka sudah banyak korban yang berjatuhan, baik peri maupun hewan di pulau ini karena terkena puing-puing pesawat yang terjatuh.

Para peri penyembuh kerepotan membantu para korban yang telah berjatuhan. Banyak yang terluka karena terkena puing-puing pesawat tersebut. Hutan pun terbakar karena terkena percikan api dari ledakan pesawat tersebut. Memang itulah hal negatif yang menjadi risiko karena pelindung yang diberikan untuk pulau ini.  Setiap sesuatu yang mendekati pulau ini pasti akan hancur atau meledak seketika dan sisanya akan jatuh merusak seisi pulau dan biasanya akan memakan banyak korban.

Sakura dan Rose tetap fokus untuk membantu bayi beruang tanpa mengetahui situasi genting sedang menimpa pulau.

If a Flower Fairy Love a BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang