Bagian 1.

14 1 1
                                    

Ini adalah story ku.
Dan ini lapak ku.
Jika kalian tidak suka dengan story  ini tinggal tekan tombol di pojok kanan bawah hp kalian.

Jika ada nama, tempat dan kejadian yang sama, mohon maaf, itu ketidaksengajaan karna ini murni dari pikiran saya, saya ga mau story saya di bilang plagiat atau semacamnya, ini murni dari pikiran saya sendiri.
Terimakasih.

¤____________________________________¤

Drrrrt drrrrrt

Getaran ponsel di atas nakas membangunkan sesorang tidur dengan nyenyaknya, ia meraih benda persegi itu dan menggeser yang berwarna hijau ke kananan dengan mata yg belum sepenuhnya terbuka

"halo" ucapnya setelahnya ia menguap

"yak! Jangan bilang kau Jam segini baru bangun tidur hah?"

Seketika matanya langsung melotot ketika dia sadar siapa yang menolponnya, sambil menggaruk kepalanya yang sedikit gatal ia menjawab.

"ii_ bu"  ucapnya tergagap, sedangkan orang di sebrang sana _ibunya_ menghela napas berat.

"masa anak gadis baru bangun jam segini? Ini sudah jam 10 loh"

'jam sepuluh' batin Ray

Satu detik

Dua detik

Ti

"astaga" Ray menepuk jidatnya sendiri dengan kasar

"ibu aku akan menelponmu nanti dadah, aku mencintaimu"

Tut.

Panggilan terputus lalu dengan tergesa Ray menarik handuk di balik pintu kamarnya "semoga keburu arrrgh kenapa kesiangan sih" gusarnya lalu berlari menuju kamar mandi

.
.
.

.

Sekarang Ray sudah berdiri di depan gedung besar dan tanpa pikir panjang dia masuk kedalamnya.

"permisi" ucap Ray ketika melihat perempuan duduk di kursi yang sedang membereskan berkas berkas.

" iya" jawabnya

"saya mau wawancara kerja...."

"maaf sudah selesai 15 menit yang lalu" memotong ucapan Ray

"hah? Tunggu, beri saya kesempatan tolong" mohon Ray

"maaf nona sudah tutup"

"tolong ini yang terakhir tolong"

"security" panggil perempuan itu pada akhirnya, Ray hanya menghela napasnya pasrah. Lalu berjalan keluar gedung itu.

"siaaaal, bagaimana bisa ini terjadi? Aaarrrgh" batin Ray

Ray melihat gedung itu untuk terakhir kalinya lalu memutar tubuhnya untuk pulang. Ray merogoh ponsel dalam tas selempangnya lalu menekan tombol 1 dengan lama hingga terhubung.

"halo ibu"  ucapnya setelah tersambung

"anak durhaka kau, berani mematikan telpon saat ibumu sedang bicara"

"maaf ibu, aku sedang berburu buru untuk wawancara"

"dan pada akhirnya kau gagal karna terlambat kan?"

"ah ibu~~" rengek Ray,

"ya sudah jaga diri baik baik Ray-aa, di sini ibu mendoakanmu, kalau ada apapa hubungi ibu ya, semoga kau segera mendapatkan pekerjaan ya, ibu mencintaimu"

Tut.

Sura panggilan terputus 'dan sekarang aku harus bagaimana? Uang ku sudah hampir habis' ucapnya dalam hati, Ray melihat salon di depan sana dan memutuskan untuk masuk kedalamnya.

"ada yang bisa saya bantu?" ucap pegawai di sana

" ah iya, saya ingin potong rambut" setelah Ray berucap, pegawai itu mempersilakan duduk dan memberikan buku yang berisi model model potongan rambut

" tolong potong yang seperti ini" tunjuk Ray dengan memilih potongan Rambut yang menyerupai laki laki.

"hmm, apakah tidak terlalu pendek?" ucap pegaiwai di sana

"tidak tidak, aku bosan dengan rambut panjang, potong seperti yang di gambar ini"

"oh, baiklah"

Sebenarnya bukan karena bosan, rambut panjangnya membuat ia risih, karna kalo bukan karena 'Dia' rambutnya tidak akan panjang.
Selesai dalam waktu 30 menit lebih, sekarang Rambut Ray sudah pendek seperti yang di inginkan, berjalan keluar salon dan sebelum keluar tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih dan tentu saja membayarnya.

Berjalan dengan santai menuju rumah tapi ada yang membuatnya aneh, kenapa? Ya,  ada beberapa orang yang melihatnya dengan tatapan aneh.

"apa dia memakai rok?"

"haha, baru kali ini aku melihat cowo pakai rok"

"hei jangan lupakan tas slempangnya kkkk"

Bisik bisik orang mulai tidak terdengar oleh telinga gadis yang sekarang berambut pendek ketika sudah sampai di depan rumahnya ah ralat kontrakan maksudnya.

Bruk.

Ray menjatuhkan tubuhnya di atas kasur nya ia melihat langit langit kamarnya "hah, hari yang melelahkan" gumamnya pelan

Krauuukk~~

Ray mengusap perut ratanya "para cacingku sepertinya kalian sedang lapar hmmm" ucapnya ia bangun dari kasurnya dan pergi ke dapur  "sepertinya hari ini kita makan ramen lagi" gumamnya setelah melihat tidak ada bahan makanan yang tersisa hanya ada stok ramen.

.
.

.
.

Kritik dan sarannya juseyooo~~
Akhirnya beres juga bagian satu. Aku pernah bikin ff sebelumnya tapi sudah ku unpublis.
Ini ff abal abal ku

Semoga ada yg suka.

Jumat 9 agustus
09:06

Namja Or YeojaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang