Chapter 05

243 35 7
                                    

Myungsoo menatap Woohyun yang terdiam disampingnya, sejak kejadian beberapa saat lalu itu Woohyun tidak bicara sama sekali. Myungsoo hanya menghela nafas kemudian ia menatap sebentar petugas kasir dihadapannya yang juga tengah menatap mereka berdua bingung.

"Tunggu sebentar, masih ada yang ingin kubeli !" ucap Myungsoo kepada petugas kasir itu sambil menaruh kembali belanjaan Woohyun yang sudah dibungkus.

Woohyun hanya menatap bingung Myungsoo yang tiba-tiba kembali berlari kedalam supermarket. Sedetik kemudian ia kembali menunduk. Pikirannya sedang tidak karuan. Pikirannya yang sejak tadi tidak bisa berubah, selalu tertuju pada satu hal, pada satu orang yang coba ia tepis.


Tak berapa lama, Myungsoo kembali sambil membawa sesuatu dikedua tangannya yang tidak diketahui Woohyun apa. Setelah membayar semua belanjaan mereka, Myungsoo pun langsung menarik tangan kekasihnya itu.


Dan tanpa bicara sedikitpun, Myungsoo melajukan motornya membawa sang kekasih. Berbeda dengan biasanya, kali ini Myungsoo membawa motornya dengan sedikit pelan. Sesekali matanya menatap kearah kaca spion yang menampilkan wajah Woohyun yang tampak bersandar dipunggungnya. Perlahan Myungsoo melepaskan sebelah tangannya untuk menggenggam kedua tangan Woohyun yang melingkar dipinggangnya. Myungsoo sebisa mungkin menggenggamnya lembut karena ia ingat jika tangan kekasihnya itu sedang sakit.


Woohyun melepaskan pelukannya ketika menyadari motor Myungsoo yang tiba-tiba berhenti ditepi jalan yang lumayan sunyi. Ia menoleh kekiri dan kanan lalu menatap Myungsoo.

"Kenapa berhenti ?"

Myungsoo tidak menjawab, ia hanya tersenyum kemudian turun dari motornya. Lalu menatap kekasihnya yang masih duduk manis diatas motor kesayangannya itu. Myungsoo kemudian memasukkan tangannya kedalam saku jaketnya dan mengambil sesuatu dari sana. Dan tanpa berkata apa-apa ia meraih tangan Woohyun lembut. Matanya mencari tanda kebiruan yang tadi berada di pergelangan tangan kekasihnya.

Kemudian dengan lembut ia pun mengolesinya dengan obat yang tadi sengaja dibelinya. Woohyun terkejut, ia ingin menarik lengannya tapi ditahan lembut oleh Myungsoo. Dan pada akhirnya ia hanya bisa pasrah membiarkan Myungsoo mengobati tangannya. Lagipula kini lambat laun pergelangan tangannya juga terasa nyaman, obat itu lumayan cepat juga bekerjanya.

"Apakah sangat sakit, sehingga kau sejak tadi cemberut terus hm..?" Myungsoo bertanya lembut sambil menatap mata indah Woohyun yang berbinar polos. Entah sejak kapan ia bisa bersikap seperti ini yang tidak pernah ia tunjukkan pada kekasih-kekasihnya dulu.

Sejak awal , Myungsoo tau dan menyadari jika pasti ada sesuatu dengan kekasihnya itu karena mana mungkin jika Woohyun baik-baik saja ia mau dengan nya. Begaul dengannya, menjalin hubungan dengannya, yang notabenenya adalah pria tak baik-baik. Ditambah kehadiran Sunggyu si pria baik-baik yang nampaknya dicampakkan oleh Woohyun membuat Myungsoo  semakin yakin pasti ada sesuatu dimasa lalu yang membuat Woohyun seperti ini.

Ia ingin bertanya tapi sedetik kemudian ia merasa tidak pantas. Seperti ada sebuah tembok yang menghalanginya. Karena sampai saat ini pun ia masih bingung akan kejelasan hubungan mereka. Myungsoo masih belum bisa memastikan apakah ia mencintai Woohyun atau apakah Woohyun benar-benar mencintainya. Tapi yang jelas ia tau bahwa pemuda dihadapannya ini berbeda. Pemuda dihadapannya ini mampu membuatnya berbeda dan merasakan sesuatu yang lain yang tidak pernah dirasakannya. Namun apakah itu cinta ? karena kadang ia merasa bahwa Woohyun hanya menganggapnya sebuah pelarian atau pelampiasan.

Baru saja Myungsoo selesai mengolesi pergelangan tangan Woohyun ketika tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Ia tidak tau sejak kapan langit mendung. Tanpa membuang waktu ia pun menarik Woohyun turun dari motornya dan membawanya kesebuah kedai kosong yang sepertinya tak terpakai tak jauh dari posisi mereka untuk berteduh.










Only one and Only meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang