Chapter 04

222 33 9
                                    

Ny.Kim membuka pintu kamarnya perlahan ketika mendengar suara mobil dihalaman rumahnya. Ini sudah larut malam dan tidak biasanya Sunggyu, anaknya pulang selarut ini. Kebetulan suaminya tidak ada dirumah, ia sedang ada tugas ke luar kota sehingga malam ini ia sendirian saja dirumah. Namun karena sejak tadi Sunggyu belum pulang, ia jadi tidak bisa tidur. Entahlah akhir-akhir ini ia sangat sering mengkhawatirkan anaknya itu. Wajar memang karena setiap ibu manapun di dunia ini pasti akan mengkhawatirkan anaknya setiap saat.



Tak berapa lama Ny.Kim melihat anaknya yang tampak berjalan lunglai menuju kamarnya. Seketika perasaan iba seorang ibu kini menguasai hatinya. Sebagai seorang ibu ia sangat tau apa masalah Sunggyu saat ini. Masalah yang sudah dihadapi anaknya sejak beberapa tahun lalu.









***









Sunggyu langsung melepaskan jas kantornya kemudian melemparkannya asal ketika ia duduk dipinggir tempat tidurnya saat ia sudah sampai dikamarnya. Rasa lelah luar biasa kini dirasakannya. Rasa lelah di tubuh juga hatinya. Rasa lelah yang tak akan pernah hilang. Rasa lelah yang berujung menjadi sakit. Sakit yang mungkin hanya ada satu orang yang bisa mengobatinya.





Sunggyu sadar semua yang terjadi didunia ini adalah kehendak Tuhan. Maka dari itu ia adalah tipe orang yang sebisa mungkin mencoba untuk tak mengeluh dan menerima semua keadaan yang dia hadapi. Karena ia yakin Tuhan pasti punya maksud lain dari sebuah kejadian atau peristiwa yang menimpa seseorang.
Namun kini bolehkah ia mengeluh ? Bolehkah ia menyesali sesuatu ?





Sunggyu menyesali atas apa yang terjadi pada Tuan dan Nyonya Nam. Kenapa mereka begitu tega melakukan ini semua pada anaknya sendiri. Tak taukah mereka bagaimana keadaan Woohyun hingga detik ini. Mereka telah menghancurkan Woohyun-nya. Woohyun-nya yang sangat ia cintai, sangai ia sayangi melebihi apapun di dunia ini. Untuk itu tak ada lagi yang ia rasakan selain sakit luar biasa ketika melihat keadaan orang yang ia cinta seperti itu. Berbagai cara telah ia lakukan sekedar mencoba untuk membuat sang pujaan kembali seperti dulu lagi.



Tapi semakin kesini, kenapa semua terasa semakin sulit, semakin mustahil. Apa maksud Tuhan melakukan semua ini jika hanya membuat Woohyun-nya hancur.
Sunggyu menangis, ia terisak keras, mengingat semua perlakuan Woohyun, semua perkataan Woohyun padanya yang begitu menyakitkan. Kemana Woohyun-nya yang manis dan penurut. Woohyun-nya yang dulu dan bukan sekarang. Woohyun-nya yang tak pernah melawan padanya, ia juga tak pernah pulang larut malam hingga dini hari, Woohyun yang selalu berperilaku baik. Kemana ?



“ Hkss,,,,Hkss,,,Woohyun..”



“ Woohyunie…Hkss…”



“Sunggyu..”


Sunggyu menoleh menatap wajah sendu ibunya. Kemudian ia kembali menunduk, menyembunyikan wajahnya  yang menyedihkan.


Ny.Kim terus memandang lekat anaknya yang semakin terisak keras. Sunggyu adalah pria yang kuat. Sejak kecil ia bahkan sangat jarang menangis. Namun hanya ada satu yang bisa membuatnya begini. Menangis tak berdaya. Woohyun, anak itu segalanya bagi Sunggyu. Ny.Kim sangat tau itu. Begitu juga dengan semua kejadian beberapa  tahun ini, Ny.Kim juga sangat mengetahuinya.


Ia seorang ibu, dan ibu mana didunia ini yang tega melihat anaknya terus terusan tersakiti. Ia tak sanggup, Sunggyu adalah putera satu-satunya dan hanya kebahagiaan lah yang ia inginkan untuk anaknya itu. Dan mungkin kini sudah saatnya anaknya itu untuk mencoba keluar dan melepaskan diri dari semua kesakitan yang rasakan.



“Sunggyu..” panggil Ny.Kim lirih, tangannya perlahan mengelus kepala sang anak yang sejak tadi terus menunduk sambil terisak.



“ Hentikan..!”



Only one and Only meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang