Seoul pagi ini cukup buruk. Salju menumpuk dimana-mana, menutupi jalan yang membuat mata enggan menatap dan kaki enggan melangkah meninggalkan kasur.
Seorang pemuda berambut blonde, duduk termenung menopang dagu diatas lutut mendengarkan orang-orang yang mulai sibuk dibawah sana.
Park Jimin, menghela nafas yang entah untuk ke berapa kali.
Bingung, entahlah Jimin hanya ingin duduk diam dan mengamati, tanpa melakukan apapun. Meskipun ketika dia memandang, hanya hitam dan gelap yang ia lihat, tapi setidaknya Tuhan masih memberikan dirinya pendengaran yang masih berfungsi.Menghiraukan ponselnya yang berbunyi ribut. Gedoran pada pintunya yang dirasa semakin brutal. Jimin hanya ingin istirahat saja. Jimin ingin menikmati pagi tanpa gangguan dari manapun bahkan dari siapapun.
Atau tidak.
BRAKK!!
Suara pintu yang terbuka kasar membuat Jimin menghela nafas kesal. Rusak sudah acara mari merenung dan merenu
ngi nasibnya yang jauh dari kaya baik.
"Jiminie hyung, apa yang sedang kau lakukan tanpa sandal didepan jendela yang tidak tertutup saat salju sedang deras-derasnya?"
Seorang pemuda yang lain, bertubuh bongsor dengan raut muka yang menyeramkan masuk begitu saja, lalu membopong? Memindahkan dirinya keatas kasur.
"Apa yang aku bilang tentang dingin hyung? Aku mencemaskanmu"
"Astaga. . Kookie aku hanya duduk didepan jendela, bukan melompat dari jendela"
"Tapi kau bisa saja kena hipotermia bila terus-terusan disana Hyung. . Tolong dengarkan adikmu ini sekali saja"
Jimin menghela nafas.
"Maafkan aku Jungkook. . Aku takkan mengulanginya"
Seseorang yang dipanggil Jungkook hanya mendengus lantas meraih nampan yang tadi ia bawa masuk.
"Teruslah meminta maaf dan mengulanginya kembali. . Aku sudah kebal dengan itu"
Park Jimin hanya tersenyum sendu.
"Makan, lalu istirahat. . Tubuhmu rentan terkena demam hyung. . Astaga tolong dengarkan aku sekali saja hyung"
Jimin terkekeh, tanganya meraba, berusaha meraih wajah adiknya. Lalu mengusapnya dengan lembut saat wajah sang adik sudah berada dalam jangkauannya.
"Iyaa. . Maafkan aku membuatmu cemas ya kookie" Lalu tersenyum manis hingga membuat Jungkook ikut tersenyum.
"Aku memaafkanmu hyung. . Tolong tetap bertahan untukku yah hyung?"
Dan Park Jimin hanya tersenyum, berusaha menyampaikan apa yang ia rasakan tanpa harus berucap.
Pagi itu, Seoul seolah tau bagaimana perasaan Jimin tanpa harus dijabarkan dengan kata-kata.
.
.
.
.
.
.
"Apa masalahmu denganku Taehyung? Apa maksudnya semua ini?"
Ruangan itu memanas kala selembaran foto terlempar tepat didepan wajahnya.
"Aku menghilangkan semua rumor tentangmu, aku menangani segala kasus tentang karirmu, aku bahkan rela turun tangan demi karirmu disini Taehyung, tapi apa yang kau lakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL (VMIN)
FanfictionCuman cerita tentang si Idol Taehyung dan pacarnya Jimin #Vmin 2018