Sudah seminggu ini selalu ada sandal laki-laki tiap kali aku bangun subuh, entah siapa yang punya, tidak mungkinlah aku atau ibuku. Apalagi sejak ayah meninggal, tidak ada penghuni laki-laki di rumah ini, aku jadi penasaran. Yang lebih mengherankan, siang hari saat pulang sekolah, sandal itu pasti sudah lenyap.
Aku tanyakan pada ibu, malah dia balik nanya, iya ya, sandal siapa ya? Lah trus pada siapa aku harus bertanya, aku jadi kawatir jangan-jangan ibu memasukkan laki-laki ke kamarnya dan pulang saat aku masuk sekolah. Aku berniat untuk menangkap basah ibuku dan laki-laki itu, semalaman aku berjaga di balik pintu kamarku eh ternyata kantukku makin menjadi, dan aku sukses tertidur di pintu kamarku.Malam ini aku kembali berjaga-jaga di tempat tersembunyi, siapa tahu laki-laki itu muncul dan mengendap-endap. Tepat jam 12 malam, ibu keluar berjinjit, sambil membawa sandal laki-laki lalu diletakkan di depan teras. Terus terang aku kaget, untuk apa? saat ibu sudah menutup pintu aku sudah di belakangnya. Tentu ibu kaget, aku tanyakan pada ibu apa maksudnya. Ternyata ibu hanya ingin kami berdua selamat, karena akhir-akhir ini kampung kami kurang aman, jadi dengan meletakkan sandal laki-laki di depan rumah, ibu berharap siapapun yang akan berniat tidak baik pada kami akan mengurungkan niatnya karena menyangka ada penghuni laki-laki di rumah kami, ah ibu...maafkan aku yang sudah menyangka yang tidak-tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Pentigraf (SUDAH TERBIT - Ebook)
Short StoryE-book 2P Publisher Cover by Henzsadewa Cetakan Pertama, Maret 2019 Cetakan Kedua, Februari 2020 Pentigraf adalah cerita pendek sepanjang 3 paragraf, yg dipopulerkan oleh prof. Dr. Tengsoe Tjahjono, dengan komunitasnya kampung pentigraf, meski ha...