Aku membaringkan Arumi dikasur dan aku ikut membaringkan tubuhkku disampingnya. Malam ini kembali hujan. Aku memejamkan mataku dan mengingat masalalu. Masa dimana aku merasa sendiri dan dihianati. Masa dimana aku berpura-pura tersenyum tapi tidak dengan hatiku. Aku bukan malaikat yang bisa menerima semuanya dengan mudah. Aku bahkan sengaja pindah ke kota lain hanya untuk menghidari mereka. Bandung tempatku dilahirkan tapi juga tempat dimana sejuta kenangan masalaluku tertinggal.
Flashback....
"Happy bday Sayang" ucap Aryo mencium pipi Arin. "Hari ini empat tahun kita pacaran" ucap Aryo menyerahkan paper bag yang ia bawa kepada Arinda.
"Makasi" Arinda mengambil paper bag dari tangan Aryo dan kemudian tersenyum saat sebuah kue baru saja diantar pelayanan ke atas meja mereka.
Aryo menyanyikan lagu selamat ulang tahun dan meminta Arinda untuk segera meniup lilin. Arinda berdoa dan kemudian ia meniup lilin. Arinda segera memotong kue yang ada di hadapanya dan menyuapkan kue itu kedalam mulut kekasihnya itu sambil tersenyum bahagia. Suasana cafe terlihat sangat romantis dengan aluna istrumen musik membuat ulang tahun Arinda tahun ini terasa istimewa.
"Kamu udah pulang? Nggak ngajar lagi?" tanya Arinda. Aryo mengelus pipi Arinda dengan lembut.
"Nggak hari ini kan aku hanya absen sayang. Hari ini kita mau kemana?" tanya Aryo.
"Maaf yank, hari ini aku bimbingan jadi jalan-jalannya besok aja gimana?" tanya Arinda.
"Terserah kamu kalau gitu!" ucap Aryo. Ia berdiri lalu memjnta Arinda untuk ikut berdiri. Aryo memeluk Arinda dari belakang dan meminta Arinda mengambil sesuatu disaku jasnya.
Arinda terkejut saat tanganya yang masuk kedalam saku jas Aryo dan memegang sebuah kotak bludru. "Ini hadia utamanya sayang" bisik Aryo.
Arinda membukanya dan terkejut melihat isi kotak itu sebuah kalung yang indah. Aryo melepaskan pelukannya dan mengambil kalung itu lalu memasangkannya dileher Arinda.
"I love u" bisik Aryo membuat Arinda tersenyum bahagia.
Tanpa mereka sadari sosok perempuan cantik yang merupakan seleb kampus yang bersembuyi dibalik dinding meneteskan air matanya melihat kemesraan kembarannya dan laki-laki yang ia cintai. Adinda jatuh cinta dengan dosen muda dikampusnya. Ia tidak menyangka jika Arinda adalah pacar Aryo. Arinda sudah sejak lama menjalin hubungan dengan Aryo bahkan keduanya sempat ldr beberapa tahun, hingga akhirnya Aryo telah kembali dan menjadi dosen dikampus mereka.
Hari-hari berlalu, Arinda sangat sibuk dengan skripsinya hingga waktunya banyak tersita pada kegiatan kampus dan pengerjaan skripsinya. Malam hari ia selalu menghubungi Aryo namun sudah sebulan Aryo berubah padanya. Awalnya Arinda menganggap Aryo mungkin sibuk sebagai dosen baru dikampusnya.
Hingga kabar mengejutkan membuat mimpi indah Arinda hancur seketika. Arinda bermimpi akan menikah dengan Aryo setelah ia selesai kuliah dan itu juga merupakan janji Aryo padanya beberapa bulan yang lalu.
Malam itu menjadi malam yang membuat ia menangis semalam diiringi dengan alunan derasnya hujan. "Maaf, aku hamil....hiks... Dia tidak mau bertanggung jawab" ucap Adinda.
Arinda terkejut dan segera memeluk Adinda dengan erat. "kamu tenang dulu Din!" ucap Arinda memeluk Adinda dengan erat sambil mengelus punggung Adinda dengan lembut. Ia tidak akan membiarkan keluarga satu-satunya yang ia miliki menderita karena laki-laki brengsek yang tidak ingin bertanggung jawab.
"Siap laki-laki itu Din?" tanya Arinda.
"Maaf...maafkan aku Din, aku hamil dan ini anaknya Mas Aryo...." ucapan Adinda membuat Arinda terkejut dan segera melepaskan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arinda (on Going)
RandomTak pernah aku bayangkan akan kehilangan dua orang yang sangat aku sayangi. aku menangis terakhir kali saat ibu pergi meninggalkan kami namun saat ini air mataku kembali terjatuh tak bisa kutahan saat kembaranku dan suaminya meninggalkanku bersam...