Bab I

47 7 3
                                    

     Dalam buaian indah,kisah singkat yang terukir dalam hidupku,digores luka dalam suka maupun duka.Namaku Deana derap langkah kaki yang melaju dalam setiap waktu melewati kehidupan yang sangat terasa keras.Dimas  dan Rixel adalah saudara ku mereka berarti bagiku bagaikan mawar tanpa harum jika mereka enyah dari mimpi ku.Tak beda halnya dengan ibuku ya.. namanya Khaira indah memang tapi tak seindah hidupnya yang sering merasa tak berarti,mungkin dia merasa kalau dirinya kurang bermanfaat bagi kami.Aku sudah memulai sekolah ku sebagai siswa TK waktu itu disebuah sekolah kanak kanak yang populer diBandung semasa itu.
    Ibuku adalah orang tua tunggal bagiku sedih memang harus menjalani hidup dikota metropolitan ini mau tak mau semua usaha halal untuk menghidupkan kami pun dilakukan yah angin sejuk masih menerpa kami setitik emas masih berkilau dimimpi kami.Dia bekerja serabutan hingga tak lama kemudian,ibuku menjumpai ku suasana diluar merintih,bumi menangis,Ya tepat diluar hujan petir.Ibuku berkata didepan seluruh keluarga ku termasuk Opa Afhar dan Oma Yulid "Mah,pah.....maafkan khaira aku tak bisa memberi banyak,uang semakin menipis dan aku dengar buk El tetangga kita adalah agen TKW sekarang aku minta izin buat berangkat ke Tiongkok,boleh mah pah?".Seketika suasana hening berlatarkan petir lalu omaku menjawab "kalau itu demi kebaikan kita semua baiklah silahkan adu nasibmu ingat carilah rezeki dimana ia berada karena allah menyuruh yang demikian".
     Hari berganti hari tibalah saat perpisahan ku dengan ibuku "Anak-anak ibu jangan nakal De jaga kedua adikmu,buat bidadari kecil ibu yang sabar yah ibu akan pulang membawa kebahagiaan demi kita bersama",Suara rintih ku menjawab"baik baik disana ya bu.. kami sayang ibu".Opa ku berkata "Nak,jaga dirimu disana".Semua pecah heruk pikuk pun tak tertahankan tak  lama kemudian bis TKW sampai ibuku menaiki bus itu sambil mengusap cahaya berlian yang kian banyak menyucurkan kesedihannya,seakan kami tak akan bertemu lagi.
      Musim berganti ibuku tak pernah memberi kabar,hingga hutang kami pun menumpuk kami terpaksa meminjam uang dengan sekian banyak tumpukan perjanjian uang yang harus kami lunaskan.Hal itu menyebabkan oma ku harus membayar itu dengan menjadi asisten rumah tangga di Jakarta.Aku berpikir "Dhe kau anak sulung disini apa yang kau lakukan agar bisa membuat adikmu bahagia" hanya itu yang ku inginkan,kupikirkan,kurenungkan,ku dambakan tak ada yang lain hanya itu terpaksa aku harus menjadi seorang penjual koran sepulang sekolah.Opa sudah renta mulai sakit-sakittan.Hingga kemalangan menerpa opa kami berpulang diluar sepengetahuan oma maupun ibu,semua kami jalai bertiga,sejak itu lah aku harus menjadi seorang ibu,ayah,juga kakak yang baik bagi adiknya.Ini lah awal dari runcingnya pisau kehidupan.......
 

                   "Jikalau kau merasa sendiri           tiada yang menemani tapi percayalah ada banyak cinta diluar sana hanya saja waktu belum memperbolehkan cinta itu datang sebelum waktunya tiba karena cinta akan indah pada waktunya" ~ikhsan.mha
    
               
    

Boneless LeavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang