Siang ini aku sedang mengobrol dan bersenda gurau dengan teman-teman SMA-ku, di sebuah cafe tempat kami nongkrong biasa sepulang sekolah.
Hampir dua jam kami duduk di sofa ini. Aku melirik ke arah jam tangan arloji yang melingkar di pergelangan tangan ku. Pukul 3 sore. Teringat sekolah ku yang sudah lumayan sepi, aku pun beranjak dari tempat duduk ku.
"Udah mau cabut?" Tanya Vera, sahabat ku.
"Iya nih, gue duluan ya.." aku meraih tas
merah ku dan menggendong nya di pundak."Yaudah, ati-ati Van!" Ucap Reihan sambil mengangkat tangan nya.
"Yo!thanks" aku balas mengangkat tangan dan berlari kecil keluar cafe dan menuju SMA-ku tercinta. Jarak nya tidak terlalu jauh dari cafe tadi. Mungkin hanya membutuhkan waktu 5 menit saja jika berjalan santai, seperti aku saat ini.
Sesampai nya di sekolah, aku melesat masuk lewat gerbang utama.
"Non Vanessa?" Suara berat yang kukenali itu membuat larian kecil ku terhenti lalu menoleh ke asal suara.
"Pak Asep?" Satpam yang baik hati nan ramah tamah, yang bekerja di sekolah ku sejak 5 tahun. Dia satpam yang mudah bergaul dengan anak SMA, termasuk aku.
"Balik lagi? Ada les tah non?" Tanyanya
"Eh, engga pa. Biasa.." jawab ku sambil cengengesan.
"Ooh, dikira...soal nya banyak yang kesini buat les"
"Eh, banyak orang pa?"
"Lumayan sih, tapi paling juga make kelas bawah kok, non"
"Oh, oke pa. Lanjut lagi ya pa! Assalam'mualaikum!" Sahut ku sambil kembali berlari.
"Jangan lupa sholat ashar non!" Teriak nya dari pos.
"Udah juga tadi.." bisik ku.
Pak asep memang satpam yang sering melihatku masuk ke dalam sekolah di luar jam sekolah. Pak asep sudah tau alasan ku, mengapa aku datang lagi ke sekolah. Paling dia hanya mengangguk dan tersenyum padaku, memaklumi.
Aku berlari di lorong kelas, kelas 11 atas lalu asal memasuki kelas. Aku memasuki kelas XI IPS II, yang sebenar nya bukan kelas ku. Biasa nya aku bernyanyi di kelas XI IPS IV-kelasku. Tapi tenggorokan ku ini sudah tidak sabar mengeluarkan melodinya.
Aku menutup pintu, pergi ke belakang kelas untuk mengambil sapu yang posisi nya di pojok belakang kelas dan mulai mengambil posisi di depan kelas.
Namaku Vanessa Melody, terlahir dari seorang bintang yang lumayan terkenal di negara tecinta. Aku duduk ke kelas 2 SMA. Kebiasaan ku menunggu sekolah sepi, di mulai saat aju duduk di bangku kelas 4 SD, sampai sekarang. Tentunya, bakat nyanyi ku ini turunan dari ibu ku. Rosaria Melody, yang menjadi seorang penyanyi.
Teman-teman serta keluarga ku tentu nya sudah mengetahui bakat ku. Mereka menyuruhku untuk mengikuti jejak ibu ku. Tapi mulai nari nol. Ikut audisi, bernyanyi di panggung, mengikuti grand final, final dan sampai pada puncak nya, menjadi juara. Yah, semua itu butuh proses dan perjuangan.
Aku sih setuju-setuju saja. Hanya saja, tubuh ku ini malas di ajak bergerak untuk menuju ke lokasi audisi yang lumayan jauh dari kediaman orang tua ku. Mama seringkali tidak ada di rumah karna kesibukan nya sebagai penyanyi. Walaupun Vera dan Rei-Reihan- senantiasa ingin mengantar ku, tapi rasa nya tetap sama. Malas. Enthalah, ada apa dengan diri ku ini? Mungkin aku butuh seseorang yang benar-benar bisa menjak ku. Yang pasti orang itu juga dapat merubah ku.Aku menarim napas dalam-dalam dan mulai bernyanyi.
Mungkin untuk saat ini aku merasa senang karena aku bisa mendengarkan dan menikmati suara ku sendirian. Tapi aku juga menyesal karena telah memasuki kelas yang salah. Saat aku sedang berdiri di depan kelas sambil menggenggam sapu, tepat saat mengambil posisi di samping pintu, tiba-tiba..
BRAK!!
Seorang siswa yang kelihatan nya seumuran dengan ku tiba-tiba membuka pintu yang membuatku berhenti bernyanyi dan menoleh ke arah nya.
Aku menatap matanya, dia juga menatap mataku. Kami sama-sama terdiam di suasana lengang.
"Eee..h-hai?" Laki-laki itu menyapa ku gugup.
