Bagian 1
PembukaIni lah saat yang aku benci—maksudku yang aku takutkan. Ketika aku memutuskan untuk memilih pujaan hati, aku tahu ini pasti akan terjadi. Lagi.
[Dia]
Menjalani hari-hari indah dengan nya, yang pernah menjadi pujaan yang pertama. Kala itu masih bahagia, tanpa masalah. Aku mencintainya (kala itu) dan tiada yang lebih indah dari cintamu yang di balas. Aku ingin bercerita semuanya namun apa daya aku lupa (baca : sudah tidak ingin ku ingat). Tetapi masa yang ditakutkan pun datang semua terjadi sekejap seperti mimpi. Menjentikan jari lalu, boom, lenyap. Aku mencoba melengkapi puzzle-puzzle yang hilang dari kita. Mencari cara bagaimana aku bisa memperbaiki nya. Awalnya aku optimis dan bersemangat, batin ku berkata "dia masih mencintai mu. Jangan takut dia pergi" namun batin itu lahir karena obsesi dan ambisi ku saja. Namun kenyataannya. Tak usah ku jelaskan.Dia pergi, menghilang begitu saja. Aku hanya bisa merelakan, dengan sejuta perasaan untuknya. Entah dia tahu atau tidak, tapi kurasa semuanya akan pura-pura menjadi bodoh. Membutuhkan waktu yang lama untuk ku bisa membuka lembaran baru dengan orang baru. Kalau mengingat masa kemarin, rasanya "kau hanya buang-buang waktu saja". Namun apa yang bisa kau lakukan dengan cinta?
Kemudian semua mata tersorot padaku, seperti aku lah yang sangat bersalah "kau yang memulai, kau yang menanggung" seperti itu kira-kira.Trauma itu pun muncul, tak kuat jika membuka pintu lagi. Aku menahan sakit lalu disakiti di waktu yang bersamaan.
Lalu Kamu datang....