Kita berdiri di atas tanah yang sama. Berlindung di bawah tirai langit yang sama. Dan mungkin saat ini, kita memandang ke atas langit yang sama pula.
Bayangmu hadir mengusik khayalku. Bawa terbang jiwaku bersamamu. Ada rindu terucap dari hati, ada harap esok segera datang...
Waktu tak pernah berjalan lambat. Tak juga bisa berputar lebih cepat dari ini. Dari dulu waktu biasa saja... tapi bagiku terasa amat menjengkelkan. Pasalnya... ingin matahari segera terbit.
Tersenyum aku memandang bintang. Ingat rasa yang tak pernah kuduga. Andai aku tidak bermimpi mungkin... kejadian ini tak pernah ada, dan tak kuanggap ia ada.
Selintas kupikir dia sama. Tapi kini aku tau ia istimewa. Hanya dia yang tak bisa kuanggap biasa. Lebih baik sendiri...! Daripada harus dihadapkan dengannya. Karena hanya di depannya lidahku terasa kelu, tubuhku pun membatu...
Entah dia sadari atau tidak, pandangan matanya menembus begitu dalam, dan membuatku tanpak sangat kerdil. Mungkin aku belum terbiasa tapi... memang aku tak biasa seperti ini.
Hampir setiap hari aku bertemu, namun tak jua aku bisa lebih dekat dengannya. Masalahnya baru melihat saja... jantungku sudah berdebar sangat kencang.
Biar waktu yang terus berjalan. Biar waktu yang nanti bicara. Hanya kutau kini. Dalam hatiku
Ada cinta... untuknya...
always,
Shantia
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory on March
PoésieSekumpulan puisi dan prosa di bulan Maret, yang pernah punya cerita di hati, dan semakin penuh arti. Happy reading. :)