"Jadi, yaomi-chan... bagaimana..."
"Jangan terlalu mengkhawatirkan aku (name)-chan~ aku tidak apa-apa, kok!" Katanya dengan senyuman merekah di mulutnya.
"Tapi kalau perempuam ngomong tidak apa-apa pasti ada apa-apa" kataku. Dia langsung terdiam tapi masih tersenyum. Dia mulai mengalihkan pandangannya. Tak lama dia menghela nafas.
"Hei, (name)-chan... menurutmu... menurutmu aku... aku anak pembawa sial?" Tanyanya dengan suara kecil. mataku membesar.
"Apa yang kau katakan, yaomi? Tentu saja bukan. Karena kau adalah sahabatku" jawabku. Dia langsung tersenyum dan pingan?
"Yaomi!? Hey yaomi!?!" Aku mengguncangkan bahunya pelan. Tapi, tidak dijawab. Aku melihat dia bernafas, tapi mengapa terlihat ngos-ngosan? Bagaikan habis maraton atau olahraga.
"Uhuk! Uhuk! Ma.. hosh... af merepot... hosh.... kanmu" dia tersenyum kecil. Aku mulai memeriksanya.
Ini cuma pendapatku...
Tapi, apa mungkin....
Yaomi POV
Aku membuka mataku perlahan. Nafasku masih ngos-ngosan. Kepalaku juga agak pusing. Masa penyakitku kambuh disaat seperti ini sih? Ah lemahnya diriku.
Aku hanya bisa merepotkan orang lain.
Aku menatapsekelilingku. Aku berada dikasurnya (name)-chan.
Aku ingin punya kehidupan normal seperti yang lain. Aku benci diriku, aku benci penyakitku. Ya, semuanya yang ada pada diriku itu aku tidak suka. Tak lama (name)-chan masuk.
"Yaomi, apa kamu punya-"
"Ah (name)-chan! Bajumu imut sekali ya~" katalu yang tetap tersenyum layaknya biasa. Bahkan ketika bicara aku harus bersusah payah. Bahkan setelah itu aku terbatuk. Aku mulai duduk.
"Yaomi kau-"
"Dimana adikmu? Pergi ikut bersama orang tuamu ya?"
"Yaomi aku lagi-"
"(Name)-chan, bagaimana keluarga barumu? Oh, kau akhirnya jadi.. hosh.. siscon ya?"
"Yaomi bisa kau-"
"Apa (name)-chan pernah-"
"YAOMI!!!" (Name)-chan berteriak. Aku langsung terdiam, tapi masih tersenyum.
"Apa?"
"Kenapa kau tidak pernah cerita tentang mu?" Tanyanya dengan tatapan... gimana ya jelasinnya. Ya begitulah. Tatapan yang paling aku benci selain tatapan sombong.
"Maaf. Toh, lagipula penyakit ini tidak sebegitu berbahaya kayak kaori yang di anime-uhuk... shigatsu wa kimi no uso, kan?" Setelah selesai berbicara aku mengambil nafas dalam-dalam. Kalau banyak berbicara lagi aku kehabisan nafas.
Maksudnya, bukan mati.
"Tapi, kebanyakan orang mati gara-gara penyakit itu" awalnya mataku membulat, lalu aku mencoba sewajarnya. Dulu teman sd-ku selain (name)-chan juga berkata seperti itu. Tapi, aku berusaha sewajar mungkin.
"Tapi, aku tidak mungkin mati secepat itu. Ingat? Aku pernah minum susu basi tapi esoknya aku tidak apa-apa kan? Bahkan makanan basi pun aku-ugh" aku memegang kepalaku.
"Baka" gumamnya tapi aku masih dengar. Ya, aku memang temanmu yang bodoh.
Skip
Sekarang aku sudah tidak pusing lagi. Yay! Walau kadang nafasku kadang masih ngos-ngosan dan batuk. Tapi tidak separah kemarin. Tidak aku sangka ternyata (name)-chan pintar mengurus orang sakit.
Ya mau bagaimana lagi, kan cita-citanya jadi dokter.
Aku juga punya cita-cita. Yaitu, menjadi penyanyi!!!
(Yaomi: ini hanya hayalan ku semata. Kalau aslinya sih aku pengen jadi dokter
Reader: nggak nanya
Yaomi: dengerin dulu napa! Ya, karena yaomi suka nyanyi jadi milihnya itu)Aku sangat menyukai nyanyi. Dan diantara teman sekelasku aku yang paling bagus dalam hal menyanyi.
(Naru:aslinya mah nggak
Yaomi: urusai!!!)Hm? Kira-kira dimana (name)-chan ya? Ah, selama menunggu. Aku mendengar lagu dulu aja lah.
Yang awalnya suara kecil, malah tambah menjadi besar. Tapi, tidak teriak kok. Masa teriak dirumah orang. Tidak sopan kali."(Nam-)" aku mulai berhenti bernyanyi. Aku lihat siapa yang membuka pintu.
"ANNNNJIIIIIRRRRR KAMU KAN KAKAKNYA (NAME)-CHAN!!!! KARMA-SENPAI WHAT ARE YOU DOING HERE!!!"
(Yaomi: bacanya bukan 'wat ar yu duing hir' ya tapi 'wat are you doing here', ok?)
Aku melempar bukuku, bantal, dan guling. Akhirnya dia keluar. Aduh, malu banget aku.
Karma POV
Siapa tadi? Oh! Itukan temennya (name)-chan. Aku kira tadi (name) yang nyanyi. Suaranya lumayan bagus.
Akendengar suara seperti bunyi perut. Dan itu bunyi perutku. Aku mengambil indomine yang aku simpan bersama harta karunku. Aku mulai mengambilnya dan memasak.
"Tadaima"
"Okaeri" itu suara (name)-chan. Dia berjalan ke arah dapur.
Oh my godness
Aku langsung menyaring dan bumbu nya aku masukin. Lalu berlari ke kamar dengan arah yang berlawanan dengan (name)-chan. Tapi disitu aku melihat ada yaomi. Terpaksa aku makan di gudang. aku mematikan lampu gudang agar tidak ada yang sadar. 5 menit telah berlalu, dan aku telah selesai memakan indomine. Aku keluar.
"Apa yang senpai lakukan digudang?" Suara yang terdengar datar tiba-tiba terdengar oleh telingaku. Dan ternyata orang itu yaomi. Aku mendengar lagi suara perut.
"Kau..."
"Ya, aku tau. Ini lagi cari makan. Kalau tidak ada terpaksa harus beli diluar. Tadi, aku mencium bau indomine rasa soto. Dan berakhir di gudang" katanya. Tunggu, ini cuma pemdengaranku yang rusak atau tadi dia terdengar bicara dengan susah payah? Aku mendekati wajahnya, dia agak terkaget. Aku mengkabedonnya dia ingin kabur, aku menaruh tangan kiri ku disampingnya. Aku memeriksa pernaoasannya melalui hidungnya.
"Ap-apa yang kau lakukan, senpai!?" Aku tidak mendengar kannya. Aku menaruh tanganku didahinya. Mukanya mulai memanas. Ya, aku tau kenapa. Karena, dia diperlakukan begini oleh lelaki tamoan sepertiku. Dia ingin menendangku tapi aku sudah mulai menyingkir duluan. Dia menatapku tajam.
"Hooo~ rupanya kakak dari sahabatku itu orang mesum" aku mendwngar nada bicaranya, naik turun bagaikan irama lagu. Bahkan wajahnya agak pucat. Tadi juga saat aku periksa dia seperti kehabisan nafas.
Masa dia punya penyakit itu sih?
Hp nya berbunyi. Dia menatapku tajam lalu pergi.
Aku salah apa ya sampe dia natap tajem aku mulu?
Reader POV
Aku mendengar suara langkah kaki menuju kamatku.
Cklek
Pintu terbuka. Yaomi menatapku dan memberi isyarat agar diam. Dia mengangkat telepon dari orang lain memencet tombol speaker.
______________
900 kata! Akhirnya selesai
Yatta!
Ok main tebak-tebakan nih
Penyakit apa yang dimaksudkan tadi?
Dan
Siapa yang menelpon?
Ayo tebak aja nggak udah malu
Sampai berjumpa lagi ya^^
KAMU SEDANG MEMBACA
my new life (karma x reader)
FanfictionKamu adalah gadis berumur 13 tahun, dan mempunyai adik yang berumur 9 tahun. Awalnya sih tenang-tenang aja, tapi semenjak ibumu menikah dengan tuan akabane. Hidup mu yang tenang langsung tidak menjadi tenang. Warning: kemungkinan besar akan ada cro...