"Jadi, Yoongi-hyung itu... aku yakin kau sudah tahu soal ini. Kau ARMY, kan?"
Aku menatapnya penasaran.
"Dia ada penyakit mental, ingat?"
"Iya.." jawabku sedikit takut. Rasanya aku tahu ini akan ke arah mana. Aku ingat ketika saat Yoongi bercerita pada ARMY bagaimana kerasnya dia dulu hidup dan penyakitnya. Tapi itu hanya sekilas.
"Dulu dia sedikit, tidak, sangat ditekan oleh orang tuanya. Dulu ia tidak diperbolehkan oleh orang tuanya saat dia bilang dia ingin jadi rapper dan mencoba masuk underground. Ketika orang tuanya mendengar hal ini, seluruh buku lirik dan semua piala musiknya dibuang, bahkan ia sempat tidak diperbolehkan bermain piano sampai tiga tahun. Dia selalu mendekam di ruangannya tanpa mau keluar. Orang tuanya pun hanya biasa-biasa saja. Sampai tiba akhirnya Yoongi-hyung kabur dari rumah dan pergi ke Seoul, menghabiskan waktu untuk bekeja keras mencari uang dan sekolah lalu masuk audisi BigHit. Melewati berbagai tahap menyakitkan hingga saat ini." Jelas Taehyung panjang lebar.
Ia kembali melanjutkan, "karena tekanannya itu, dia jadi pendiam dan dingin. Walaupun dia tidak dingin pada ARMY, tapi dia paling anti kalau ada yang tahu masa lalunya. Waktu masa lalunya ketahuan saja dia sangat marah. Dia paling kesal kalau sampai kelemahannya di ketahui."
"Apalagi diketahui olehmu."
Hah?
"Aku lanjutkan ya, dia suka menyiksa diri seperti bekerja terlalu keras, bahkan sampai sakit seperti ini. Kau tahu salah satu kelemahannya, dia tidak suka kalau orang kasihan padanya. Lalu dia tidak suka ketika orang khawatir padanya. Dia juga tidak suka kalau orang mengetahui kelemahannya."
Ia melanjutkan, "kau ada cerita ketika Yoongi-hyung bilang kalau dia sudah lupa tersenyum di depan kamera dan dia membentakmu, benar bukan?"
Aku mengangguk.
"Itu karena kau melihat kelemahannya, makanya dia membentakmu. Seperti yang sudah kubilang, dia tidak suka jika kelemahannya dilihat. Apalagi olehmu. Dia paling tidak ingin terlihat lemah dihadapanmu."
"Me-memangnya kenapa kalau aku yang melihatnya?"
Taehyung menatapku tak percaya. Ia tertawa sangat besar, "HAHAHA BODOH! Itu artinya dia menyukaimu!"
Hah?
"Tt-t-ttu-tu--tu-tungu, se-sesea-sebnetar, m-maksudmu tadi a-apa? Aaaa? Hah?"
"HAHAHA! Lihat ekspresimu. Itu artinya dia menyukaimu bodoh!"
"YA!"
Taehyung tertawa sangat keras tak berhenti-henti. Sedangkan aku? Aku disini melongo dengan wajah memerah.
Be-benarkah Yoongi menyukaiku?
Kutepuk pipiku kuat-kuat. Sungguh ini bukan mimpi.
Ah, jangan terlalu berharap dulu Yuri, mungkin saja ini semua hanya sekedar pengamatan Taehyung saja. Bisa saja itu hanya perasaannya saja.
"Seperti yang kubilang sebelumnya, dia tidak suka ditunjukkan kelemahannya. Apalagi padamu." Ucapnya sambil masih tertawa.
"Banyak sekali kelemahan yang dia tidak mau tunjukkan, padahal menurutku kelemahan itu bukanlah aib."
Taehyung tersenyum tipis, menatap kedepan sambil mengunyah tteokbokinya.
"Lain kali aku--"
"Kim Taehyung."
Huh? Suara ini?
"M-Min Yoongi-ssi?!" Pekikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm So Done-myg
FanfictionVol. 2 (I'm So Done series) Disuruh tinggal sama bias sendiri karena ditinggal orang tua, apakah ada orang tua yang lebih parah dari kedua orang tuaku? Kurasa tidak. Aku merasa menjadi wanita paling beruntung untuk bisa satu rumah dengannya. Walau...