BAB 2

4 0 0
                                    

Flashback On 

3 Tahun lalu

"Na.. Nana ! Minggu depan sibuk ga? pergi yuk." Ucap Kevin sambil menjajarkan langkah yang sama dengan Nana.

"Minggu depan? ga sibuk kok. Mau ke mana emang kev?" Tanya Nanan heran.

"Olahraga aja Na hahaha udah lama kita ga olahraga bareng lagi". 

"Yailah Kev, gw kira mau ke mana. Ya udah ketemu di lapangan biasakan?"

"Iya.. ga usah dandan ya buat olahraga doang, ga ngaruh kok. Di mata gw, loe tetep cantik walau berkeringat." Kevin jalan mendahului Nana. Nana yang mendengarnya langsung tertunduk malu atas perkataan Kevin tadi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Kita mau olahraga ngapain Kev? Loe kan tau gw ga bisa ngapa-ngapain selain lari hahaha". Ucap Nana.

"Olahraga basket, bisa kan Na?" Tanya Kevin.

"Yailah Kev, gw mana bisa sih main basket." Keluh Nana. Nana kesel karna Kevin seharunya tahu kalau Nana paling ga bisa main basket. Setiap kali kelas Penjaskes pasti Nana kabur dari kelas tersebut karna dia paling ga bisa. Dia aja bisa lari karna selalu kabur setiap kali guru olahraga mengejarnya dan memaksanya untuk kelas Penjaskes.

"Nah, makanya gw mau ngajarin loe Na." Kevin menatap Nana dengan senyum dan kedipan mata yang bikin hati Nana luluh.

"Kok bisa ada ya cowo ganteng walau hanya dengan senyuman tipis doang." Ucap Nana dalam hati.

"Sini Na,jangan ngelamun. Loe berdiri di sini ya." Perintah Kevin lembut dan menarik Nana untuk berdiri di depannya. Kevin lalu meletakan bola basket di tangan Nana dan tanganya membantu menyempurnakan sudut yang pas untuk melempar bola basket tersebut. Nana yang merasa posisi Kevin yang begitu dekat dengannya hanya bisa menahan nafas dan detak jantungnya yang sudah bekerja lebih cepat dari biasanya padahal belum mulai olahraga sama sekali.

"Nah setelah sudut lemparannya, loe bisa mulai mengayunkan tangan loe sambil dilempar bola basketnya Na. Ngerti kan Na?" Ucap Kevin di sebelah telinga Nana. 

"Hmm. Ngerti kok Kev." Ucap Nana gugup.

"Ok. Kalau gitu coba mulai lempar bolanya Na." Lalu Nana mencoba melempar bolanya dan bola tidak berhasil masuk ke ring. Nana yang melihat bolannya tidak masuk ke ring langsung menghampiri bola dan berusaha melempar bola tersebut. Kevin tersenyum senang karena melihat kegigihan yang terus mencoba memasukkan bola.

Nana dan Kevin terlihat sedang duduk beristirahat dari olahraga yang "melelahkan" menurut Nana yang akhirnya berhasil memasukkan bola sekali setelah 50 kali melempar bola ke ring. Kedekatan mereka berdua dimulai dari mereka kecil karena mereka tetanggaan. Selain Kevin, Nana juga mempunyai sahabat yang bernama Adel. Hanya dua orang itulah yang memenuhi hari-harinya di sekolah.

Mereka duduk dalam diam. Nana sibuk memikirkan detak jantungnya yang masih berdetak cepat. Ya. Nana suka dengan Kevin, mungkin bisa dibilang cinta monyet atau cinta pertama? entahlah Nana tidak mengerti,yang Nana tahu dia mulai memandang Kevin berbeda dari sebelumnya. Nana mulai bergantung dengan Kevin sejak mereka mulai masuk SMP dan Kevin sama sekali tidak risih dengan keberadaan Nana yang selalu bergantung padanya.

Nana melihat ke arah kanannya dan melihat Kevin yang terlihat sibuk memikirkan sesuatu.

"Apa yang sedang dia pikirkan?" Tanya Nana dalam hati dan tetap menatap ke arah Kevin. Kevin yang sadar ada seseorang yang menatapnya dari sebelah kiri pun menengok dan melihat Nana yang terlihat serius melihat ke arahnya. 

"Hmm. Nana, menurutmu aku gimana?" Tanya Kevin gugup. Nana yang kaget mendengar ucapan Kevin hanya bisa diam dan mencerna kalimat yang diucapkan Kevin barusan. 

"Seriusan nih Kevin ngomong pakai aku kamu?" Ucapnya bahagia dalam hati. Sambil tersenyum malu, Nana menjawab "Kamu orangnya baik banget Kev, selalu ada setiap aku butuh." Ucap Nana singkat dan berusaha menutupi perasaan bahagia yang terlihat jelas di mukanya.

"Benarkah?" Ucap Kevin tidak yakin. 

"Iyap. Emang kenapa Kev?"

"Aku suka sama seseorang Na." Ucap Kevin tiba-tiba dan sekejap muka Nana serius dan memperhatikan raut muka Kevin. "Apakah orang yang Kevin suka gw?" tanya Nana ke dirinya sendiri.

"Tapi aku ga tau, dia suka sama aku atau ga?" Lanjut Kevin. Nana masih tetap diam dan mendengarkan Kevin. Kevin yang melihat muka Nana yang serius mendengarkannya merasa gemas dan ingin mencubit pipinya. Bagaimana bisa perempuan yang ada di depannya menatapnya begitu serius namun terlihat mengemaskan. Kevin pun tersenyum dan menunjukan deretan gigi putihnya yang rapih tersusun.

"Kamu suka ga sama ku, Na?" Tanya Kevin sambil tersenyum jahil. Nana yang mendengarnya kaget sekaligus senang setelah mendengar ucapan Kevin.

"Hahahahaha" Tiba-tiba Kevin tertawa terbahak-bahak dan mencubit muka Nana. "Na, kok nanggepinnya serius banget sih?" Kevin memegang perutnya yang mulai sakit karena tawanya yang tak kunjung berakhir. Nana yang kesal karena di becandain oleh Kevin langsung kesel dan pergi meninggalkan Kevin.

Kevin sadar kalau becandaannya tidak lagi lucu langsung mengejar Nana. Nana berlari dan Kevin tidak berhasil mengejar Nana.

"Ya. Loe melakukan hal bodoh lagi Kevin. Penembakan yan ga lucu dan terkesan pecundang." Ucap Kevin pada dirinya sendiri. 

"Bodoh."


**********************

Aku selalu terbiasa bersamamu.

Terbiasa dengan segala perlakuanmu yang begitu lembut.

Tanpa sadar cinta itu tumbuh.

Aku tidak tahu apakah cinta ini akan membuat kisah yang indah atau sebaliknya.



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 11, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Star !Where stories live. Discover now