Naruto © Masashi Khisamoto
-:- Back To Past -:-
By : OonoMinamiWarning : OOC, Typo, and Slow Update
.
#Chapter 1 : Hope
...Sebagai seorang dokter, sudah menjadi kewajiban bagi Sakura untuk mengutamakan keselamatan pasien lebih dari apapun. Bahkan jika itu harus memotong jam makan siangnya, Sakura harus sigap menangani para pasien yang membutuhkan bantuannya. Meski terkadang ia harus menghadapi beberapa pasien yang bersikap menyebalkan, Sakura sama sekali tidak bisa mengeluh. Karena jika seperti itu, apa gunanya ia belajar tinggi-tinggi untuk menjadi seorang dokter yang juga cita-citanya sewaktu kecil.
Tapi ada kalanya saat dimana ia merasa bosan dengan kehidupan yang dijalaninya. Kegiatan sehari-harinya yang hanya berkutat di sekitar rumah sakit, mulai terlihat membosankan dimata Sakura.
Jika dulu, Sakura sangat bersemangat menjalani semua tugas dan pemeriksaannya sebagai dokter magang. Maka sekarang, ia merasa jenuh dengan kegiatan rutin yang hampir tidak pernah berubah. Gadis itu sudah terbiasa mencium bau darah saat tengah mengoperasi seorang pasien. Melihat dan juga memegang beberapa organ dalam manusia, semua itu bukan hal baru untuknya.
Bahkan saat ia melihat kematian di depan matanya, gadis itu sudah hampir tidak bisa merasakan emosi. Karena baginya, setiap manusia pasti akan mati. Dan tugasnya sebagai dokter hanya untuk mengobati dan memperpanjang umur pasien, bukannya mencegah kematian pasien itu sendiri.
Satu-satunya hal yang masih membuat Sakura bertahan di tempat itu adalah gajinya. Uang yang didapatnya sebagai seorang dokter cukup banyak untuknya menjalani kehidupan yang jauh lebih baik. Ia bisa menyewa sebuah apartemen mewah dan memiliki pakaian indah dari hasil gajinya sebagai seorang dokter.
Tapi terkadang, semua kemewahan itu tidak sanggup untuk membunuh rasa bosannya.
Pada saat rasa bosan itu sudah merajalela, Sakura biasa menyisipkan waktunya untuk sekedar meminum kopi. Minuman itu sudah seperti candu bagi Sakura, jika ia sudah merasa terlalu lelah atau bahkan bosan, maka hanya minuman itulah yang mampu membuatnya merasa lebih baik.
Seperti saat ini contohnya, Sakura tengah menikmati secangkir kopi panas yang dipesannya dari kantin rumah sakit. Setelah operasi besar yang dijalaninya beberapa menit yang lalu, gadis itu memilih untuk beristirahat di ruangannya sambil menikmati kesunyian dan cita rasa kopi yang membuatnya tenang.
Tapi semua itu hanya tinggal angan-angan saja, karena saat ini Sakura tidak sedang sendirian diruangannya. Rekannya --Mei --tengah duduk manis tepat dihadapannya. Gadis yang kelewat hiperaktif itu mulai bercerita tentang kekesalannya pada seorang pasien yang ditanganinya di ruang UGD. Ia bercerita dengan menggebu-gebu, tidak peduli pada Sakura yang memperhatikannya atau tidak.
"Pasien itu benar-benar gila, Sakura-san. Dia tidak henti-hentinya meronta untuk pergi dari UGD. Kami sangat kewalahan menanganinya sampai membutuhkan banyak orang untuk menahannya, untung saja Dr. Tanaka datang. Kemudian, ia menyuntikkan *Alprazolam pada pasien itu dengan bantuan beberapa orang" Mei tidak segan-segan mempraktekkan setiap adegan yang terjadi sampai ke detail terkecil. "Rencananya, setelah mengobati pasien itu. Ia akan dipindahkan ke RSJ. Kewarasannya benar-benar butuh diperiksa, itu pun jika ia masih mengamuk seperti sebelumnya."
"Bagaimana dengan mu Sakura-san, apa kau pernah menangani pasien gila seperti itu?"
Gadis itu menoleh sekilas ke arah Mei yang tengah menunggu jawabannya, ia tampak menghela napas berat sebelum akhirnya kembali mengalihkan perhatiannya pada berkas yang berisi tentang perkembangan pasiennya. "Mereka tidak gila, Mei" sahut Sakura tanpa mengalihkan perhatiannya dari berkas putih itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To Past
FanfictionSummary : Haruno Sakura, seorang dokter bedah yang terkenal dengan julukan tangan ajaib. Namun siapa yang menyangka, bahwa dokter muda itu sangat bosan dengan kehidupannya. Ia bahkan sampai berdoa pada kamisama agar kehidupannya tidak membosankan se...