Rindu Yang Berkarat

597 81 40
                                    

Seoul, Oktober 2018 pukul 7 malam.

Rembulan telah nampak bersama sinar kekuningannya. Menerangi seluruh sudut gelap bumi dengan cahayanya yang bertahtakan permadani langit malam dan sungguh indah dipandang mata. Ini adalah malam kesekian di musim gugur yang Kyuhyun lalui bersama rasa rindu yang bercokol di hati.

Pemuda tujuhbelas tahun itu berjalan. Menyusuri trotoar yang tersusun dari gabungan paving block yang nampak begitu rapi. Pohon disekitar mulai meranggaskan daunnya. Bertebaran memenuhi jalan dan menciptakan sampah baru.

Namun, hal itu justru menambah keindahan kota Seoul. Jalan penuh sampah daun, lalu lalang kendaraan dan pejalan kaki ditambah lampu-lampu jalan juga toko-toko yang menyala terang dengan berbagai warna. Bukankah ini indah?

Langkah demi langkah Kyuhyun lalui dengan tenang. Seragam sekolahnya ia biarkan begitu saja tak tertata rapi. Sesekali, surai ikal anak itu berkibar tertiup angin sepoi yang berhembus. Menciptakan sensasi dingin musim gugur yang begitu menyenangkan bagi Kyuhyun.

Dia bersenandung, menikmati alunan musik dari earphone yang ia kenakan sembari jemarinya menggulir layar ponsel.

Hingga kemudian, Kyuhyun sampai pada sebuah kontak seseorang yang begitu akrab dengannya. Kemudian, jemari Kyuhyun dengan lincah membuka aplikasi chat, mengirim pesan singkat pada si pemilik kontak tersebut.

 Kemudian, jemari Kyuhyun dengan lincah membuka aplikasi chat, mengirim pesan singkat pada si pemilik kontak tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kyuhyun tersenyum. Manis sekali. Senyum yang mampu membuat orang disekitar yang memandang, menjadi begitu terpana akan rupawannya seorang Cho Kyuhyun. Siraman cahaya rembulan dan lampu jalan makin menambah kadar ketampanannya. Anak itu terlihat begitu bahagia ketika selesai mengirim pesan pada sang ibu.

Bahkan mungkin, orang-orang akan salah paham tentang si penerima pesan. Bagaimana tidak? Anak itu terlihat seperti muda-mudi yang dimabuk kasmaran hanya karena sebuah pesan singkat.

Setelahnya, yang terdengar hanya siulan Kyuhyun yang mengikuti alunan melodi, suara angin malam yang berembus pelan juga patahan daun kering akibat terinjak oleh sol sepatu Kyuhyun.

***

"Aku pulang!" Kyuhyun berteriak lantang sembari melepas sepatu dan menyimpannya di rak samping pintu.

Kyuhyun mengedarkan pandang pada seisi rumah sederhananya. Tak ada sosok sang ibu disana. Yang ada hanya suara gesekan ranting di balik jendela yang persis terletak di sisi kanan ruang tamu, dan kegelapan yang menyelimuti seisi rumah. Kyuhyun menghela napas pelan. Ditekannya saklar lampu hingga seluruh ruang tamu tersinari sempurna. Anak itu kemudian menyusuri bagian lain rumahnya, menyalakan lampu pada setiap ruang dan kembali menghela napas tatkala mendapati kealpaan sang ibu.

'Mungkin Ibu belum pulang.' Batin Kyuhyun tanpa ambil pusing.

Pemuda bermarga Cho itu kemudian berjalan menuju kamarnya yang terletak bersebelahan dengan ruang tamu, tanpa berniat untuk membersihkan tubuh terlebih dahulu.

That I MissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang