DAMN!!!

62 4 0
                                    

Aku menghela nafas, menatap langit barat yang kian ungu dengan sesekali memejamkan mata menikmati desiran angin. Besok hari ulang tahunku yang ke-18, mungkin akan sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kue dan pesta sederhana di rumah.

"Drrrtt... Drrrtt... Drrrtt..." suara ponsel yang ku genggam.

Aku segera mengangkatnya dan "Tuutt... Tuutt... Tuutt..." saluran ditutup

"Sial nomor nyasar lagi" omelku.

Aku heran kenapa ahir-ahir ini sering mendapat panggilan yang tidak jelas, benar-benar tidak jelas. Maksudku tidak tertera nomor yang bisa dihubungi kembali 'nomor yang diprivasi'. Bukankah itu aneh? Orangtua ku tidak mungkin melakukan hal konyol seperti itu, bibi, paman, atau sepupuku pun tidak mungkin! Bukankah aku perlu curiga? Terlebih aku tidak punya teman, mana mungkin seorang teman menelfonku kalau sejak kelas 4 SD aku memilih 'Home Schooling'? Bahakan aku sempat berhenti sekolah juga karena masalah yang harus aku hadapi disekolah.

✒✒✒

"Kring... Kring... Kring..." pukul 00 alarm jam wekerku berdering, aku segera meraih dan mematikannya.

"Selamat ulang tahun!" ucapku pada diri sendiri, sembari duduk dan mengucek ke-2 mataku dengang tangan terkepal.

"Hhh, ini tidak seru! Aku ingin seseorang mengucapkan selamat ulang tahun di tengah malam begini padaku!" omelku.

Aku membuka selimut yang menutup separuh badanku, lalu bangkit meninggalkan tempat tidurku.

"Kriett..." pintu suara pintu kamarku.
Aku melangkah menuju dapur untuk mengambil minuman.

Saat aku menuju dapur "Brakk!!!" suara pintu belakang. Aku kaget, tetapi aku berlari mendekari pintu tersebut dan membukanya.

Sepi, tidak seorangpun terlihat saat pandanganku menyapu halaman belakang melalui pintu. Aku segera menutup kembali dan segera mengambil minuman di kulkas.

"Brakkk!!!" baru saja aku akan membuka pintu kulkas, suara itu muncul lagi dari arah depan, mungkin ruang tamu atau sebagainya. Aku segera menaruh kembali gelas yang sudah ditanganku dengan asal, lalu menuju ke sumber suara.

Aku berjalan dengan sangan tenang agar siapapun yang ada di depan sana tidak menyadari kehadiranku, aku juga tidak menyalakan lampu, berjaga-jaga jika itu pencuri atau bahkan rampok.

Tidak! Tidak ada siapun di ruang tamu, aku segera menyalakan lampu, barang kali terlalu gelap sampai aku tidak bisa melihat seseorang. Aku menyapukan lagi pandangan diantara ruang tamu dan ruang keluarga yang kebetulan berdampingan, tetapi hasilnya nihil tidak seorangpun aku temukan disana. Aku segera mematikan lampu dan kembali kedapur untuk mengambil air.

Ah, ternyata ayahku ada di dapur juga, dia membuka kulkas dan menuang air ke gelas. Aku segera mendekatinya untuk mengambil air minum juga, tapi nampaknya dia tidak menyadari kehadiranku, dia langsung pergi membawa segelas air yang tadi dituangnya.

✒✒✒

Pukul 06.00 Pagi

"Happy birthday to you... Happy birthday to you... Happy birthday to you..." suara ramai yang mengganggu tidurku pagi itu.
Aku segera membuka mata dan ya, sudah ku tebak mereka siapa; ayah, ibu, paman, bibi, dan nenek.

"selamat ulang tahun sayang, kamu akan terus menjadi kesayangan kami" ucap mereka bersamaan.

Just Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang