Karena pada akhirnya aku hanya bisa menyerah atas keberadaanmu. Yang setiap hari mengusik hariku tanpa kenal lelah. Padahal dirimu hanya terdiam. Mirisnya hanya aku yang terusik setiap kedatanganmu. Setiap satu ruang denganmu.
Andai kau tahu hal yang paling aku hindari adalah tatapan matamu. Dan hal yang paling aku takuti adalah aku tenggelam dalam jelaga hitam itu. Membeku, seolah membawaku ke alam lain yang tak bisa aku jelajahi. Kemudian jatuh terperosok dalam jurang hitam yang tak berujung.
Karena aku tahu, akan kemana semua ini bermuara. Akan seperti apa hatiku jika itu terjadi. Aku tak ingin hal sama terulang lagi. Mengagumi sosok yang eksistensinya gak diragukan lagi. Sedangkan aku hanya seoramg invisebel yang tak bisa bergaul. Menyapamu? Sangat imposible bagiku. Jarak anatara aku dan kamu adalah seperti utara dan selatan. Yang tak akan pernah bertemu walau dengan cara apapun. Hingga akhirnya aku sadar aku cukup bahagia pada jalan hidupku. Dan kamu dengan jalan hidupmu. Kita berbeda. Itu yang aku sugestikan setiap waktu pada otakku agar hatiku tetap waras untuk tidak memberi hati padamu.
#Kok jadi melankolis gini sih. Menye menye banget. Padahal gak lagi galau. Ternyata bagus juga kata katanya ya... wkwkw Piss narsis dikit boleh kan?
~13 November 2018~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepenggal Kata
RandomIni hanya kalimat pelepas penat Yang mungkin menjadi tempat curhat