November tahun ke-2

25 3 0
                                    

     Entah, rindu malam ini terlalu kuat, rinduku bagaikan air hujan rintik di bulan November. ia hadir tiba tiba dan tak terhitung jumlahnya, ia membawa kebaikan untuk semua orang, tetapi rinduku bagaikan hujan ia banyak tapi satupun tak pernah kau anggap satu.
     Menolak lupa akan singgahmu. kau indah, kau mempesona bagaikan kupu menari manari bersama bunganya, kau bagai laksana angin sore.. wangi, tenang, nyaman. Sejak saaat itupun aku mengerti untuk apa  mencintaimu selain karena hatimu.
     Suatu sore kaupun pernah bertanya untuk apa aku mencintaimu, yaaa maaf ku mencintaimu tidak terbatas oleh kata karena, ujarku sore itu. Dan menolak untuk angkat kaki pergi dari lingkup ruang kegelisahan mu, aku menolak lagi. Banyak orang menanyakan mengapa terus menerus aku terutama masih berdiri disini dalam ke adaan kaki terbujur kaku. Aku tak ingin membuang kesempatan ku untuk menikmati rindu yang sebenarnya, rindu akan keberadaan nya rindu akan kasih sayangnya, bahkan kau rindu kalimat kalimat nya saat kau bertemu jumpa. Aku yakin,  upacara rindu hanya akan berjalan saat kita tengan patah hati atau kandas bukan?
Besok lusa adalah ulang tahun kita yang pernah terncana. Tanggal kita boleh lupa, waktu memang fana. Kita abadi, upayakan kita tak lain hati.
    

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hujan Bulan NovemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang