Pertemuan

28 9 5
                                    

Hari yang Juju dan Lala begitu nantikan telah tiba, dua gadis manis itu tengah sibuk mengemas barang-barang dan bersiap-siap di rumah mereka masing-masing.

Keluarga kedua gadis itu sibuk mempersiapkan kepergian anak kesayangan mereka. Terlebih Lala, ayah dan ibunya sangat berat hati melepaskan anak perempuan semata wayang mereka, tetapi apa daya, itulah impian Lala semenjak dulu.

Lala berpamitan kepada ayah dan ibunya, memeluk mereka, kemudian menitikkan air mata. Ia mencium tangan ayah dan ibunya, lalu memeluk mereka sekali lagi untuk salam perpisahan. Begitu pula dengan Juju.

Lala diantar kedua orang tuanya sampai ke bandara, begitu juga keluarga besar ayahnya yang ikut serta mengantarnya. Juju tak kalah, keluarganya juga ikut mengantarnya ke bandara, bangga dengan apa yang anaknya capai. Orang tua dari dua anak itu menangis memandangi punggung anaknya yang menjauh menuju ke arah boarding.

                          *****

Di pesawat, mereka duduk bersebelahan. Lala hanya diam membaca novel yang ia bawa, dan Juju hanya sibuk memandangi jendela pesawat sembari mendengarkan musik di earphone yang dibawanya.

Lala menutup buku yang dibacanya, lalu menghadap ke arah Juju dengan binaran mata yang menunjukkan kebahagiaan. "Ju, aku sangat-sangat gugup saat perkenalan nanti."

"Hm, aku juga begitu."

"Aku berharap sekali aku akan bertemu Juna sebelum perkenalan di universitas nanti, bukankah dia tampan?."

"Iya, aku juga merasa dia adalah orang yang tampan, juga baik--sepertinya. Beruntung sekali kau dekat dengannya."

"Pasti! Dan aku juga akan mencarikan pacar untukmu, temannya Juna pastinya! hehe." ucap Lala tersenyum miris.

Hanya itu pembicaraan yang mereka keluarkan, lalu mereka berdua diam seribu bahasa.

                          *****

Waktu berlalu begitu cepat, dua gadis asal Indonesia itu telah sampai di Bandar Udara International Incheon.

Semua orang yang telah sampai merapikan dan mengambil barang-barang mereka, begitupun yang dilakukan Juju dan Lala. Dua gadis itu kesusahan berlari karena koper besar yang mereka bawa.
Lala segera memesan taksi. Sekitar 10 menit mereka menunggu, taksi itu sampai. Dua gadis cantik nan manis asal Indonesia itu memasukkan koper dan bawaan mereka ke dalam garasi, lalu menaiki taksi pesanan mereka itu.

Dua gadis manis itu menuju ke salah satu apartement yang akan mereka tempat tinggali saat di Seoul. Yang dipesankan oleh Juna, teman Lala sekaligus pujaan hati Lala saat ia masih SMP.

                                 *****

"Kamar nomor 853 ya, lantai 8. Tinggi sekali Ju." Ucap Lala dengan suara pelan sembari membayangkan betapa tingginya kamar yang akan mereka tempati. Juju hanya diam dan terus berjalan, mencari cari kamar bernomor 853 itu.

"Ah! Ini dia!" ucap Juju setengah berteriak, menunjuk kamar yang memang bernomor 853 itu. Juju langsung menggesekkan kartu yang sedari tadi dipengangnya: kartu akses keluar masuk kamar.

Pintu kamar terbuka. Terlihat isi kamar yang begitu indah, juga minimalis. Lala dan Juju dengan segera masuk kedalam kamar itu, membereskan baju dan barang-barang mereka.

Juju langsung terbaring di atas tempat tidur empuk berwarna putih bersih itu. Sungguh pemandangan yang begitu indah, ditambah adanya jendela berkaca besar yang menampakkan pemandangan kota Seoul yang begitu mempesona mata yang melihatnya.
Semuanya tersedia di dalam kamar apartement itu: sabun, shampo, kursi rias, dan meja makan.

Lala telah selesai menata pakaiannya di lemari yang sama dengan Juju, karena lemarinya hanya satu. Lala langsung bergegas menuju kamar mandi, karena perutnya terasa sakit tiba-tiba.
Setelah selesai dengan aktivitasnya di toilet, ia langsung menghampiri Juju yang tengah tertidur di atas kasur empuk itu. Terlihat dari wajahnya, Juju begitu kelelahan. Melihat hal itu, Lala juga melakukan hal yang sama: merebahkan diri keatas tempat tidur, dan kemudian lelap tertidur.

                          *****

Sinar matahari telah masuk. Sinar matahari yang terang itu menusuk mata Juju, dan membuat Juju terbangun dari tidur lelapnya. Menyadari hari telah terang dan melihat ke arah jam yang ternyata sudah jam 06.30 pagi,
Juju terkejut. Sangat terkejut. Tanpa basa basi, ia langsung mengambila air dan mencipratkannya ke wajah Lala, sontak Lala terkejut dan langsung membuka mata.

"Lihat jam dinding itu! Aku duluan mandi yaw teman~" Ucap Juju yang langsung berlari membawa handuk dan ke kamar mandi.

Lala yang masih setengah sadar, melihat kearah jam dinding, seperti yang disuruh Juju tadi. Lala terkejut, membelalakkan matanya, dan langsung mengambil handuk yang kemudian langsung bergegas menuju kekamar mandi.

"Juuuuu, cepet mandinyaaa." ucap Lala setengah berteriak.

"Iyaaa, bentar lagi. Satu menit." jawab Juju dari balik kamar mandi.

Lala pasrah, ia kembali duduk ke kasurnya, dan ia membuka handphonenya. Terlihat satu notifikasi pesan masuk, kemudian ia buka pesan itu:

'From: Arjuna Kimara

Kau pasti tidak tahu jalan kearah kampus, aku akan menjemputmu jam 07:30 tepat didepan apartement mu, dan Yasa ikut denganku. Kami membawa mobil yang berbeda.'

Sontak Lala shock seketika. Ia langsung mematikan handphone Juju. Dengan cepat ia berlari menuju kamar mandi bagai orang kesetanan, berniat memberitahukan Juju. Pas sekali! Ternyata Juju telah selesai mandi saat Lala sampai di depan kamar mandi. Tanpa basa-basi, Lala langsung masuk dan mandi dengan cepat kilat. Hal itu membuat Juju kebingungan, kesetanan apa sahabatnya itu. Juju berjalan kearah lemari baju dan mengambil baju resmi universitas miliknya yang telah dikirimkan beberapa hari setelah ia resmi diterima.

Setelah selesai memakai pakaian resmi dengan rapi dan memakai make up sedikit, Juju duduk di atas kasur untuk menunggu Lala. Dan pas sekali, ternyata Lala telah selesai mandi. Melihat Lala bersiap memakai pakaiannya, Juju merapikan tasnya dan beberapa buku yang akan ia bawa ke kampus barunya itu.

"Ju, Juna sama Yasa bakal ngejemput 10 menit lagi!!!" ucap Lala dengan nada cepat sembari memakai pakaian dan merapikan rambutnya, tak lupa juga ia memakai sedikit make up kewajahnya, agar terlihat natural.

Kata-kata Lala itu membuat Juju membelalakkan matanya, langsung ia letakkan handphonenya di atas meja dan langsung bersiap-siap dengan kecepatan kilat.
Lala juga seperti itu, ia bahkan tak sempat mengeringkan rambutnya.

Dengan segera mereka mengambil tas dan handphone, memakai sepatu, dan bergegas memasuki lift. Saat lift telah turun dan terbuka, mereka segera berlari ke arah pintu keluar gedung apartement.

"La!" teriak seorang pria jangkung dan tampan, membuat Lala dan Juju menoleh.

Lala mengahampirinya, "Juna?" Lala menatap lekat mata pria itu, tetapi pria itu hanya tersenyum.

"Ayo kemobilku! dan temanmu ini—" Juna menunjuk kearah Juju, "—ikut dengan Yasa."

"Bagaimana bisa? Aku tidak mau membiarkan Juju bersama es itu!" Protes Lala.

"Aku tidak masalah." ucap Juju dan Yasa bersamaan, disela-sela perdebatan Lala dengan Juna.

"Cieeee--" goda Lala dan Juna pada Yasa dan Juju bersamaan, membuat kedua insan itu merasa malu satu sama lain.

Dengan persetujuan mereka berempat, mereka pun pergi dengan mobil yang berbeda. Yasa dan Juju, Juna dan Lala.
Mereka langsung menuju kampus dengan mobil sport mewah milik dua pria tampan itu.





Next? Tolong kritikan dan sarannya ya~💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dream AchievedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang