"Suka Star Wars ya, Mbak Tania?"
Percaya deh, ini bukan kali pertama ada orang yang bertanya demikian. Dan aku sudah ngga ingat lagi berapa kali aku mengeluarkan jawaban dengan template yang sama. Senyum manis dan bilang, "Iya."
Pertanyaan itu bisa dipastikan karena gambar R2D2 di cover Moleskine yang sedang aku pegang. Hadiah dari Nata, sahabatku. Ujungnya sudah sedikit tertekuk tanda sering aku pakai. Meski banyak hal sudah going digital, ada beberapa hal yang tetap aku lakukan. Menulis jurnal dan menulis catatan penting yang berhubungan dengan pekerjaanku seperti sekarang contohnya.
Umbul-umbul - Checked!
Baligo – Checked!
Iklan radio? – Checked!
Catering? – Checked!
Undangan untuk wartawan? – Checked!
Poster di setiap titik mall? - Checked!
Email/SMS blast? Checked!
Social media? Checked!
Aku kembali memastikan semuanya sudah selesai dikerjakan. Hari ini adalah hari yang penting. Tidak boleh ada sesuatu yang terjadi di luar rencana. Tolong deh, untuk hari ini jangan ada kejutan yang bikin jantungan. Aku cuma ingin semua berjalan sesuai rencana. Itu saja. Kalau rencana bisa berjalan melebihi harapan, aku anggap itu sebagai bonus.
Hari ini aku di Bandung untuk pembukaan Super Class The Golden Cineplex. Dan sejujurnya dari kemarin aku sedikit nervous. Meski ini bukan yang pertama, tetap saja tubuh memberi reaksi yang sama. Jantung sedikit berdebar, gugup, dan medadak menjadi patung dalam waktu 5 detik ketika mendengar nama Mr Kim disebut.
Bukan apa-apa, reaksi Mr Kim tidak bisa ditebak. Dari semua orang yang pernah aku temui, poker face Mr Kim tidak ada lawan. Tampang tanpa ekspresi, mata sipit yang dingin, dan suara melengking bisa tiba-tiba muncul dalam hitungan detik! Hal itu yang membuatku beberapa kali keluar masuk theatre untuk memastikan persiapan theatre Super Class, theatre yang membidik penonton sedikit di atas kelas menengah untuk menonton film, sempurna.
Beberapa orang crew berseragam masih terlihat di dalam theatre untuk memberikan sentuhan akhir. Mataku menyisir bantal-bantal yang bersandar rapi. Jangan kira Mr Kim tidak peduli dengan detail kecil seperti kerapian bantal. Salah posisi bisa terjadi kiamat kecil secara instan! Itu yang pernah terjadi di Medan. Gara-gara seorang crew salah menempatkan posisi bantal, Mr Kim mengamuk. Kulitnya yang putih secara singkat berubah merah seperti tomat matang siap dipetik dengan penampakan otot-otot di sekitar dahi. Sumpah! Jangan sampai hal itu terulang di hari ini.
"Mbak Tania, ini anak-anak dari semalem udah nyetrikain cushion cover loh. Soalnya kalau ditaro di laundry mah, ngga akan selesai." Salah seorang crew, perempuan dengan logat Sunda yang kental, menghampiriku.
Aku langsung memeluknya. "Duh! Terima kasih ya atas dedikasinya. Crew Bandung memang juara. Tolong pastikan semua posisi bantal benar ya. Logo TGC-nya ada di atas." Aku menyentuh cushion yang begitu rapi bersandar di atas bed. Luar biasa rapi, tidak ada lipatan sama sekali, dan semut kalau lewat pun bisa tergelincir saking licinnya. Perfect!
"Mbak Tania... Mbak Tania. Mr Kim baru masuk lift." Salah seorang dari crew dengan walkie talkie di tangan berlari kecil menghampiri dengan napas terengah-engah.
"Oke!" Guys! Get ready! Mr Kim is coming. You're doing great! Semangat!" Aku memberi tepuk tangan yang langsung disambut semua crew. Semua crew langsung bersiap. Mereka bangga, bahagia, dan excited dengan pembukaan Super Class di Bandung. Jam di pergelangan tangan kananku menunjukkan pukul 13.55. Anak-anak crew langsung berbaris rapi seperti pagar ayu dan pagar bagus di sebuah pesta pernikahan. Aku berdiri berdampingan dengan Agus, site manager Bandung, menyambut kedatangan Mr Kim, boss TGC di Indonesia yang berkewarganegaraan Korea. Kami bersalaman lalu berjalan mengekor Mr Kim masuk ke theatre.
YOU ARE READING
Cinta Pernah Salah
ChickLitTania menikah dengan Fajar selama 5 tahun. Sejak 2 tahun terakhir, Fajar tidak bekerja. Fajar adalah arsitek yang gonta-ganti pekerjaan. Dua kali mendirikan start-up dan gagal karena memiliki kepribadian yang kurang tangguh. Fajar adalah pemimpi, me...